20

2.9K 135 12
                                    

Tembus 1K viewers!!!
Makasih buat pembaca yg udah vote + komen, termasuk siders:p hehehe
Happy reading guys <33

..
.


Dari kejauhan sepasang telinga Aditya dapat menangkap musik yang berdentam hebat. Langkah kakinya menapaki ubin dengan mantap. Dua orang berbadan besar dengan pakaian hitam menyapanya saat berpapasan di dalam Felicità.

Felicità adalah sebuah club hiburan malam yang terkenal di daerah itu. Aditya sering menghabiskan malamnya disana untuk bersenang-senang atau pun hanya duduk menikmati pemandangan orang-orang yang sibuk meraup kebahagiaan semu.

Langsung saja Aditya mengambil tempat di salah satu stool yang ada di depan meja bar. "Dateng juga lo," ucap Teo si bartender sekaligus pengelola bar.

Felicità milik pamannya Teo, tapi ia diberi kepercayaan untuk memegang alih bar ini. Selain itu Teo juga teman satu kampus Aditya.

"Lama nggak keliatan batang hidung lo Dit."

"Sibuk gue bro." Aditya tertawa pelan.

"Gaya lo sibuk. Biasanya juga nggak pernah absen nongkrong disini."

"Serius kampret. Belakangan ini gue sibuk sama urusan kampus mana bokap mulai mantau kegiatan gue lagi," tutur Aditya.

Saat ini pun ia sedang kabur dari papanya. Admaja bersikeras mengajaknya untuk tinggal bersama lagi.

"Mau minum apa? Kayak biasa?"

"Soft drink aja." Malam ini Aditya tidak berniat mabuk. Ia kesini hanya ingin mengambil miliknya yang tertinggal.

Tidak butuh waktu lama bagi Teo untuk menyiapkan minuman Aditya. Teo meletakkan benda lain di atas meja selain gelas minuman yang dipesan Aditya.

"Kalung lo ketemu tapi putus."

"Nggak masalah asalkan cincinnya nggak hilang," jawab Aditya pelan. Jemarinya meraih kalung berliontin cincin itu. Kedua netra hitam miliknya memandang benda itu sendu. "Thanks Teo."

"No worries. Waktu itu gue ikutan panik gara-gara lo nelpon sambil gelisah gitu. Memangnya penting banget ya itu kalung? Lo kan bisa beli yang baru." Pandangan mata Teo ikut melirik cincin yang dipegang Aditya. "Terus kayaknya itu cincin perempuan."

"Kalungnya sih nggak penting tapi cincin ini..." Aditya memasukkan cincin tersebut ke jari kelingkingnya. "Nggak bakal ada yang bisa gantiin mau semahal apapun harganya."

Cincin itu sangat berarti bagi Aditya. Ia sangka tidak akan bisa menemukan cincin itu.

Mendadak tawa seorang wanita terdengar. Stool di sebelah Aditya ditarik.

"Aditya!" Lolita berteriak girang. Ia memeluk sejenak bahu Aditya dari samping. "Gue kangennnn. Lo apa kabar?" ujarnya sembari menatap wajah Aditya.

"As you can see. Gue masih hidup." Hidung Aditya menjengit kala mencium bau alkohol yang amat menyengat dari tubuh Lolita.

"Mau kemana Sayang?"

Aditya menatap berang ke arah lelaki yang baru saja bergelayut di pundak Lolita. Kepala lelaki itu terbenam di ceruk leher Lolita dengan kedua tangan yang mengungkung tubuh sintalnya.

Main Character [Mature Content]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang