14

3.1K 149 18
                                    

Chapter ini lumayan panjang, 2rb kata lebih. Semoga nggak bosan yak! Ada hal mengejutkan di akhir chapter ini 🤭
Oiya, chapter ini langsung diposting tanpa pengecekan typo. Komen ya kalau ada yg typo atau keliru <33

..
.

Mobil berhenti di parkiran yang terletak di belakang villa. Mereka sudah sampai. Semua yang ada di mobil Eras tertidur lelap kecuali Eras, Wirya, dan Aditya. Setelah mematikan mesin mobilnya, Eras memutar tubuh ke belakang.

"Hani... Bangun udah sampai." Tangan Eras mengusap pelan pipi Hani. Tidak lama perempuan itu membuka matanya. "Kita udah sampai," ucap Eras kembali ketika melihat ekspresi bingung pada wajah Hani. Perempuan itu mengangguk pelan.

"Bunga bangun..." Hani membangunkan Bunga yang ada di sebelahnya. Suaranya serak khas orang baru bangun tidur.

Aditya diam di belakang. Ia menunggu Hani dan Bunga keluar mobil dulu agar ia bisa melipat kursi di depannya dan ikut keluar. Ia melirik ke arah Keisha yang terlelap damai. Perempuan itu bersandar pada kursi dengan kepala teleng ke kanan, menghadap Aditya.

Tanpa disadarinya, atensi Aditya terfokus pada sosok Keisha. Wajahnya amat damai beda sekali gurat wajah Keisha saat dalam keadaan sadar. Dalam keadaan sadar, perempuan itu lebih banyak memasang ekspresi datar dengan dahi yang berkerut saat ia kesal. Dari jarak segini Aditya baru tahu kalau perempuan itu memiliki tahi lalat kecil ujung bawah mata kirinya. Bulu mata Keisha panjang dan lentik.

"Dit, tolong bangunin Keisha juga." Aditya tersadar oleh suara Eras. Ternyata tinggal Eras, Keisha, dan Aditya yang masih berada di mobil.

Aditya mengguncang bahu kanan Keisha cukup kuat. "Woi bangun, kebo!"

Keisha menggeliat. Ia membalikkan kepalanya menghadap kiri, masih belum terbangun.

"Bangun! Bangun!" Kembali Aditya mengguncang bahu Keisha. Kini lebih kuat.

"Eunghh..." Perlahan kedua mata Keisha terbuka. "Hoammm!" Ia meregangkan tangannya ke depan. "Udah sampai, ya?" Ia melirik ke sekitar. Pandangan matanya masih buram.

"Sudah!" gertak Aditya. "Tidur dah kayak orang mati. Cepet turun!" Tangan Aditya meraih tuas, melipat kursi di depannya. Keisha mengikuti lelaki itu.

Dengan kesadaran yang belum kembali sepenuhnya, Keisha berjalan pelan mengekori Eras dan Aditya. Langsung saja matanya terbelalak takjub melihat bangunan yang ada di depannya.

"Woah!"

Villa minimalis milik keluarga Eras sangat indah di mata Keisha. Terdapat pepohonan di sekeliling sehingga udara terasa sangat sejuk. Selain itu ada pula kolom renang kecil di depannya membuat Keisha ingin berenang disana.

Semuanya sudah berkumpul di ruang utama villa. Melihat semuanya sudah hadir, Deni sebagai ketua komunitas sekaligus pencetus perjalanan ini memberikan instruksi.

"Di villa ini ada lima kamar. Tiga di lantai atas untuk perempuan dan dua kamar di lantai bawah untuk laki-laki. Kalian bebas ingin satu kamar dengan siapa asalkan jangan beda gender ntar lo malah iya-iya di kamar." Deni terkekeh sambil menatap ke arah beberapa temannya yang berpasangan.

"Kalau ranjangnya gak cukup, kalian bisa pakai kasur lipat yang udah dibawa. Barang-barang kalian ada disana." Telunjuknya mengarah pada sudut ruangan. "Silakan pindahin barang masing-masing ke kamar kalian. Oke sekian dari gue. Bubar."

Keisha tersenyum bangga melihat dirinya yang santai menggeret koper sedangkan temannya yang lain kesusahan sebab membawa banyak barang.

"Keisha!" Bunga menepuk bahu Keisha. "Lo udah dapet temen sekamar?"

Main Character [Mature Content]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang