"Kalau orang luar boleh ikut, gue pasti udah ngajakin lo."
"Gue pengen ikuuuutt..."
Hari ini adalah agenda liburan komunitas. Hampir seluruh anggota sudah berkumpul di rumah Eras. Sesuai kesepakatan mereka akan berlibur ke pantai dan menginap di villa milik keluarga Eras yang berada tak jauh dari pantai tersebut. Mereka milih untuk menginap disana agar dapat menghemat pengeluaran.
Ketika yang lain sibuk mengecek barang bawaannya, Keisha lebih memilih untuk duduk di ayunan sambil video call bersama Gaby. Kopernya sudah ia taruh di dalam salah satu mobil yang akan membawa mereka ke villa.
"Bosen banget gue Sa liburan ini. Bonyok pergi kondangan, gue ditinggal sendirian di rumah. Pengen ikut liburan juga." Gaby kembali merengek.
"Bukannya kemarin lo bilang mau liburan ke rumah nenek lo yang ada di luar kota?"
"Iya, dua hari lagi gue berangkat. Tapi liburan sama orangtua dan liburan sama temen itu beda, Sa." Keisha setuju dengan ucapan Gaby. "Lagian ya, disana pasti ada aja yang mau ngejodohin gue. Apalagi nenek gue, suka banget ngejodohin gue sama anak cucunya. Gue gak mau lah!"
Keisha terkekeh. "Coba dulu aja, Bi. Kali aja cocok."
"Coba? Lo kira baju?" Gaby mencebik. Ia meletakkan ponselnya sehingga plafon kamarnya nampak pada layar ponsel Keisha. "Gue udah suka sama orang lain."
"Demi apa? Kok, lo gak cerita sama gue?"
Tawa renyah Gaby terdengar. "Lo aja gak cerita sama gue tentang Aditya." Keisha terdiam. "Dia ngajarin lo motoran, kan? Lo punya hubungan apa sama dia?"
Pasti bunda yang memberitahu Gaby.
Kemarin Gaby main ke rumah Keisha. Mungkin saja saat Keisha sedang mandi itulah kesempatan Sofia untuk mengumbar cerita anaknya diajari membawa motor oleh seorang laki-laki.
Keisha tersenyum kecut. "Gak ada hubungan apa-apa. Itu juga kalau bukan dipaksa bunda, gue gak mau ajarin sama dia."
"Oh, gituuu..." Gaby menggoda Keisha dengan menaik-turunkan alisnya. "Aneh aja seorang Aditya yang terkenal sibuk dengan cewek-cewek mau ngebuang waktunya buat ngajarin lo motoran."
Bukan rahasia lagi kalau Aditya terkenal sebagai seorang playboy. Ia gemar bermain-main bersama perempuan. Terkadang Keisha heran dengan perempuan-perempuan itu, sudah tau sifat berengsek Aditya tapi masih saja mau terperangkap dalam permainannya.
"Hm, gue serius. Gak ada hubungan apa-apa."
"Sebenarnya gak papa, sih, kalau lo ada apa-apa sama Aditya. Gue ngerestuin aja. Dengan lo sama Aditya, lo bisa cepet ngelupain Kak Eras. Tapi lo harus tetap hati-hati sama dia." Gaby mengoceh panjang lebar seperti orang tua yang memberikan petuahnya. "Eh, mending lo sama Rahmat aja. Rahmat udah jelas anak baek, sayang juga sama lo."
Keisha menggeleng. "Belum bisa, Bi. Kak Eras belum bisa ilang dari hati dan pikiran gue. Gue gak mau maksa diri sendiri buat ngelupain dia, biar waktu aja yang ngehapus dia."
Terlihat dari seberang sana Gaby mengangguk setuju. "Sekarang giliran gue," kata Keisha. "Siapa orang yang lo suka?"
Gaby tersenyum simpul. "Ada, deh. Ntar gue kasih tau kalau udah pas waktunya. Gue lagi nunggu sesuatu."
"Nungguin apa? Kepastian dari si doi?"
"Bisa dibilang gitu lah."
Keisha cemberut. "Kenapa kita jadi rahasia-rahasian gini? Pokoknya lo udah janji ya bakalan ngasih tau gue."
"Iya-iya, sewot banget." Gaby memutar bola matanya.
"Keisha ayo siap-siap! Kita udah mau berangkat." Bunga berteriak lantang dari depan rumah.
"Gue udah mau berangkat, nih, Bi. Sudah dulu, ya."
"Huhu, oke, deh." Gaby kembali memasang wajah sedih. "Hati-hati, ya! Jangan lupa bawa oleh-oleh buat gue."
"Iya ntar gue bawain lo pasir pantai." Keisha tertawa. "Bye Bi!"
"Bye Sa!"
Tut! Sambungan video call berakhir.
Keisha mengantongi ponselnya dan mendekat ke arah anggota lainnya yang sudah berkumpul di halaman rumah depan rumah Eras. Anggotanya yang ikut berlibur sekitar dua puluh orang dengan tujuh mobil pribadi.
"Semua barang udah dimasukin di mobil gue sama Intan?" tanya Deni setengah berteriak. Intan dan Deni membawa mobil APV yang khusus membawa koper dan keperluan lainnya.
"Sudah!" jawab mereka semua.
"Okei sebelum kita berangkat ada baiknya kita memanjatkan doa kepada Sang Pencipta. Doa dimulai."
Seperti biasa semua menundukkan kepala. Setelah Deni berkata 'doa selesai' kepala kembali terangkat.
"Lalu biar gak rebutan dan mobilnya pas, gue sama Bunga udah bikin daftar nama-nama dan mobil yang akan kalian tempati. Silakan cek di grup chat." Deni kembali bersuara.
"What the he— ngaco, nih, yang buat." Keisha menggeram. Matanya bergulir membaca deretan nama yang terpampang di layar ponselnya.
Mobil 3
Aditya
Bunga
Eras
Hani
Keisha
Wirya"Kenapa ada nama Hani? Dia ikut juga?"
Keisha mendadak mulas. Oh, tidak, padahal ia ingin liburan dengan tenang. Baru permulaan tapi sudah seperti ini jadinya.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Main Character [Mature Content]
RomanceRasakan sensasi menjadi tokoh utama. Keisha Anjani harus mengutuk dirinya sampai mati. Bagaimana tidak? Nilai minus mengenai dirinya yang gemar menerbitkan cerita dewasa diketahui orang lain dan itu bencana! "Oh, jadi gini kelakuan asli lo di balik...