K .10 kawan lama

214 36 16
                                    

Ekhem...
Maaf typo :)

-





Kian ..
suara ratna memasuki telinga kian.

Perlahan kelopak mata kian mulai
bergerak pelan membuka mata : " ibunda .. " seru kian terbangun menatap sekelilingnya yang tampak
mewah. Kian berusaha bangun untuk
duduk bersandar memegang perut.

" ahh .. " lirih kian bersuara

" Kian ! kau sudah bangun !"
seru putra menghampiri kian

Kian mendongak melihat sumber suara menatap lama orang didepannya bingung : " siapa ..?"
tanya kian

Putra melongo mendengar kian
bertanya siapa dirinya saat ini.
" apa ! kau tidak mengenal ku?!
jangan bercanda dengan ku ..!"
seru putra menggeleng tak percaya.

" maaf ,tapi aku benar tidak mengenalmu pangeran " sahut kian
melihat pakaian mewah putra yang
melekat.

" oh tidak ! jangan bilang bahwa kau
lupa ingatan!!!! " seru putra heboh

Kian hanya diam tak menanggapi
saat sadar ia langsung turun dari
ranjang teringat bahwa Abi masih
menunggu air yang ia bawa.

" maaf pangeran aku harus pergi.
saudara ku menunggu ,terimakasih banyak atas kemurahan hati pangeran " ujar kian mengucapkan terimakasih  lalu pergi.

Putra jaya hanya bisa melihat tanpa
bisa mencegah kian yang langsung pergi.dalam benak putra jaya ada hal
aneh telah terjadi pada sahabatnya
pangeran kian yang kini lebih kurus
dan sakit.

" apa yang sebenarnya terjadi padanya ,pengawal !" seru putra memanggil

" hamba datang pangeran "

" ikutilah pangeran kian diam diam
sekarang ,segera beri tau aku kabarnya!" perintah putra jaya

" baik pangeran ! " patuh menuruti
perintah putra jaya.

pandangan putra jaya tertuju pada
sebuah selendang putih bercak darah
kian disamping ranjang : " ini adalah milik kian lebih baik ku simpan "
menyerahkan selendang kepada
dayang setelah itu putra jaya
segera menulis surat untuk ayahnya.

-

Nari Ratih termenung di depan jendela sedih ia masih teringat oleh
selendang putihnya yang terbang.
selendang itu adalah peninggalan
mendiang ibunya jika suatu saat
dirinya menyukai seseorang maka
selendang itu akan terbang menuju
seseorang yang ia sukai.

" bagaimana ini jika selendang
itu terbang dan jatuh ke orang yang
lain" cemas Nari Ratih terlihat.

" tuan putri , paduka raja memanggil
tuan putri untuk datang ke pondok sekarang " seru pengawal datang memberikan hormat.

Nari ratih menoleh pelan : " baiklah
kau bisa pergi " anggun nari Ratih
menjawab.

" semoga saja bukan hal buruk "
gumam nari Ratih berharap.

Nari ratih datang memberikan salam
kepada Ayahanda sopan : " ayahanda
ananda datang memenuhi titah
ayahanda "

Raja darwa menanggapi menyuruh
duduk Nari Ratih didepannya yang
sudah tersedia beberapa gulungan
di meja.

" putri ku , ayahanda pikir usiamu
sudah memasuki untuk hidup bersama dengan seorang laki laki yang bisa
melindungi mu " ungkap raja
Darwa kalem

Nari ratih sudah menebak jika
suatu saat ayahnya akan berbicara
tentang hal pernikahan di usia sekarang : " jadi ayahanda ingin ananda melakukan apa .."
balas nari Ratih memandang wajah
Ayahnya lembut.

Melihat wajah cantik nari Ratih yang
sangat mirip dengan mendiang istrinya membuat raja darwa rindu.
Raja Darwa membuka gulungan
sketsa di hadapan nari Ratih.

" ayahanda ingin ananda memilih
diantara 4 Pangeran ini siapa yang
ananda sukai untuk di jadikan suami"
ujarnya menujukan wajah tampan
para pangeran.

melihat nari Ratih hanya diam
membuat raja darwa menurunkan
pandangan ke arah lain : " ada apa ananda ? apakah ananda memiliki
seseorang yang ananda sukai ..?"

senyum merona terlukis di wajah
Nari Ratih  kala terlintas wajah
orang yang menolongnya di hutan.
" maaf ayahanda ,ananda tidak bisa
memilih untuk sekarang " balas nari
Ratih lembut

" lalu ,ananda ingin melihat ayahanda
tua sendiri tanpa memiliki cucu ..?"
gurau raja darwa kepada nari Ratih

Nari ratih menggeleng lembut
senyum memandang langit cerah:
" jika ayahanda berkenan ,ananda
ingin berlatih ilmu bela diri dan
membawa kembali selendang putih milik ibunda "

Raja darwa menoleh ke arah nari Ratih lalu tersenyum saat mengetahui
maksud perkataan putrinya :" baiklah, ayahanda menginjinkan
ananda untuk berlatih dan membawa
Kembali selendang milik ibunda ratu"
angguk setuju raja darwa

mendengar persetujuan ayahnya
membuat nari Ratih tersenyum
bahagia dan memeluk ayahnya.
" terimakasih ayahanda ,sudah
mengambulkan permintaan ananda"

mengelus nari Ratih lembut : " ayahanda berharap semoga kelak ananda bahagia bersama seseorang
yang mencintai ananda dan menjaga
ananda lebih dari ayahanda "
doa raja darwa

Nari ratih mengangguk pelan menetes
air mata karna bahagia bisa memiliki
ayah sebaik ayahnya yang tidak pernah memaksa kehendaknya
sendiri demi sebuah hubungan kerajaan di masa depan.
Ayah adalah seorang yang melindungi
anak anaknya dan menjaga agar anak
mereka kelak tidak salah dalam memilih jalan hidup.
Sudahkah kalian memeluk ayah
kalian ..
Jika belum pelukalah dengan hangat
jangan sampai menyesal seperti admin yang gagal melakukannya.
_

.....

#.








#

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Cooming soon !!!
setuju di up atau nggak?

 Kian Abi ( Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang