K.6 Menabur

221 42 16
                                    


Suara hujan menetes di tanah
Berjatuhan di atas batu batu
Ada yang terikat tapi tak bersama
Ada yang terhubung namun tak
Saling merasakan
Jika darah lebih kental daripada air
Apakah permusuhan dalam hubungan
Adalah hal wajar . . .

#

Suara ranting pohon terdengar lirih
dengan sebuah tongkat kayu yang
Mengenai tanah dan rumput ilalang.
Buliran keringat tampak di kening
Putihnya melangkah dengan hati hati.
Baju putih yang bersih kini kotor
Akibat perjalanan yang Ia lewati
terlalu banyak lubang di tanah.
Saat pandangan matanya menemukan sebuah perbatasan
Hatinya lega kala membaca sebuah
Tulisan di gapura masuk "kerajaan alas giri" ia berhenti sambil menatap
Gapura tak jauh dari pandangan matanya.

" mencari di kerajaan Alas Giri tidak ada salahnya " gumam Kian pada diri
Sendiri memasuki gapura Alas Giri.
Saat memasuki ibukota Kian melihat
Sekeliling yang tampak lebih Ramai
Daripada kerajaan jayataya yang lebih damai dan tenang.Kian berjalan
mendatangi sebuah kedai makan
Berdiri dengan sebuah tongkat kayu.
Saat Kian hendak bicara seseorang
berteriak keras di kerumunan.

" Pembunuh!! Pangeran Kian pembunuh! Dia yang membunuh
Raja werageni sahabat Raja kita!!"

Sontak orang orang menoleh ketakutan mereka lari tunggang
Langgang seolah sedang di buru
Hewan buas.Kian bingung melihat
Orang orang di sekitar berlari ketakutan bahkan beberapa orang
datang tiba tiba menyerang dirinya.
Karna belum siap Kian menahan
Serangan dadakan orang orang.

" kisana jangan salah paham
Aku tidak membunuh Raja jayataya"
Terang kian berusaha menjelaskan
Dengan sabar.

" pembohong!! Pangeran Kian pembohong !dia tidak mau mengakui
KejahatanNya!!" provokasi seseorang.
Kian berusaha menahan serangan
Dengan tongkat kayu menepis menghindari serangan.

" kisana aku bisa jelaskan semua -
Putus Kian kala merasakan seseutu
menusuk perutnya.cairan merah
Mengalir dari balik baju Kian tidak sampai di situ mereka langsung menyeret Kian kasar untuk di bawa
Ke istana Alas Giri untuk mendapat
Hukuman. Kian hanya pasrah saat
Di seret paksa oleh beberapa orang.

" Berhenti!" suara dingin terdengar

" apa yang kalian lakukan"!
Ujarnya bertanya menatap seseorang
Yang kini menuduk dengan memegang perutnya.

" ampun senopati kami datang membawa buronan yang diyakini
Adalah pangeran Kian" ujar salah
Seorang.baju hitam pekat dengan
Sebuah lambang kerajaan Alas Giri
terlihat jelas di lengan nya.pemuda
Berambut sepundak berwajah tegas
Sorot mata tajam menatap Kian.
Saat mata mereka saling bertemu
Jantungnya berdetak terkejut.

Abi .. Bagaimana mungkin bisa tertangkap dengan mudah
Suara batin rico menatap panik
Kian kala melihat tetesan darah
mengalir dari baju putihnya.

" lepaskan dia biarkan aku yang
Membawa nya ke hadapan yang
Mulia Raja.untuk kalian nanti akan
Mendapat hadiah dari yang mulia"
Jelas Rico mengambil alih Kian
Yang pingsan lalu membawanya
Pergi menjauh.warga dan yang lainya
Akhirnya membubarkan diri masing
Masing setelah melihat penjahatnya
tertangkap.

Rico hanya menunggu di luar lalu
Segera masuk ke dalam ketika
Tabib istana selesai mengobati luka
di perut Kian.tabib memberikan pesan kepada Rico , " begini senopati
Kisana ini memiliki luka yang sangat
Dalam bahkan hampir merusak
Organ dalam sebaiknya kisana ini
Jangan di biarkan banyak bertarung
Jika tidak mungkin luka nya tidak
Akan sembuh " jelas tabib istana

Rico terdiam sesaat lalu menyuruh
Tabib untuk kembali " baiklah aku akan merawatnya dengan baik"
Sahut Rico tersenyum. Rico langsung
Memeriksa Kian di tempat tidur.
Matanya memandang Kian dalam.
Lalu saat tangan besarnya hendak
Membelai kepala Kian.seekor burung
Merpati terbang memasuki jendela
Kamar Rico berdiri dengan sebuah
Pesan kecil terselip di kaki burung
Merpati. Rico segera menangkap
Dan membuka sebuah pesan.

 Kian Abi ( Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang