Sensei !!! I Love You ! ||| K.V |||

S.ILY!!![44]

Taehyung di bohongi! Sehari sebelum hari H ia di culik, bukan dalam artian yang sebenarnya.

Sepulang dari nyalon bareng Yoongi,Mama menyiapkan koper tapi Somi tiba-tiba datang dan bilang buat nggak usah repot.

Koper?

Memangnya mereka mau kemana?

Namun pertanyaan itu tak terjawab. Ia di paksa tidur nyenyak sebelum perjalanan besok.

Dan sekarang lihatlah, ia di apit oleh Somi dan Mama di dalam sebuah pesawat pribadi tanpa sepatah katapun.

"Kita kemana sih Som?"

Mau bagaimana pun, Somi nanti akan jadi adiknya meski umur mereka kelewat jauh juga.

"Jeju, kita bakal kesana. Jadi kak Taeby... Diam dan jangan banyak tanya yaaa."

Somi membuatnya takut sumpah,tapi tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi kabur, yang ada Jeongguk nanti jadi duda sebelum nikah.

Nggak lucu okey! Akhirnya ia memilih diam sampai mereka sampai tujuan. Tae bukannya nggak pernah ke tempat ini. Sering malah, gratis juga karena dapat sponsor. Dan tempat ini sekarang sepi.

Jujur, makin penasaran aja. Begitu keluar bandara dan masuk kesalah satu hotel mewah di sana Taehyung di buat takjub, karena dekat dengan pantai.

"Nanti malam kamu bakal liat tempat kamu nanti sama Jeongguk menikah." ujar sang mama.

Tunggu, bukannya kemarin Tae minta sederhana aja di gereja atau di rumah. Terus sekarang dia di seret kesini.

Menatap sang mama lekat penuh tanda tanya. Somi kembali datang menghampiri keduanya. Lalu tersenyum penuh misteri.

"Som bisa jelasin, sekarang gue dah nggak bisa diem di giniin." nada bicara Taehyung berubah 180 derajat.

Wajahnya nggak kalah dingin dari sang kakak Jeongguk saat marah.

Somi di buat meneguk ludah susah payah sebelum akhirnya mencoba tenang.

Tapi sialannya Taehyung tak melunak dan justru auranya menjadi dingin pekat sampai menusuk kulitnya.

"Tenang kak~

"Tenang macam apa kalo apa-apa begini ngga bicara sama gue? Gue bukannya nggak menghargai ya Som! Tapi gue yang menikah di sini. Lu harusnya tanya sama gue paling nggak ke Jeongguk buat tanya pendapat. Lu denger sendiri kemarin gue minta yang sederhana aja, nggak usah bertele. Karena gue mau nikmatin pernikahan ini buat kebersamaan kita sebagai keluarga. Kenapa gue nggak sebar undangan? Gue nggak suka di ekspose. Gue cuman ngundang sahabat deket gue. Gue bukan orang matre Som. Cuman hal kaya gini gue mampu urus sendiri. Tapi gue ngehargain lo sebagai adiknya Jeongguk. Gue yakin lu tau kemauan gue. Dan gue kecewa sekarang." Taehyung pergi keluar.

"Tae!" cegah Ye Ji.

Tapi nggak di gubris. Somi hanya mematung. Ia juga lupa tentang kemauan kakaknya. Trus sekarang gimana?

"Mah, kalo kak Tae nggak mau nikah lagi gimana dong?" panik Somi.

"Mama, dah ingetin kamu sebelumnya Som. Taehyung itu sulit, dia di didik keras dan kaku. Apalagi setelah papa dan kakaknya meninggal. Dia anti sosial. Dan dingin. Dia memang tak suka keramaian. Terimakasih sebelumnya udah mau repot dengan semua ini. Tapi tenang aja, Tae itu lebih dewasa dari kamu. Meskipun dia masih muda. Jadi lebih baik kamu segera selesaikan setnya. Biar Tae menenangkan diri ya?!" titah Ye Ji.

"Ma, aku takut. Apalagi kalo sampe kak Jeongguk kecewa nanti." Somi memeluk Mama Ye Ji.

"Tenang, Tae nggak akan lari kok. Dia cinta sama kakak mu. Dia nggak akan pergi atau batalin semua ini. Jangan khawatir."

Somi mengangguk, ia kemudian segera pamit buat hubungin pihak WO.

Sedangkan Taehyung sendiri tengah keluar jalan-jalan di sekitar hotel.

Lalu matanya menemukan sebuah pondok seperti gazebo. Pantai sedikit lebih jauh. Ia malas jika harus kesana.

Begitu duduk hawa sejuk angin pantai menerpa tubuhnya. Sudah lama ia tak kesini. Momen manis dirinya dengan Kak Chani saat Sekolah Dasar melakukan Study Tour kemari.

Kenapa ia terus saja teringat dan terikat masalalu. Banyak sekali tempat yang mengingatkannya pada mereka.

Selalu saja, dirinya diserang rasa ragu juga bimbang. Menutup sejenak matanya sebelum satu suara masuk dalam rungunya.

"Jangan jadi seperti kakak ya dek."

Taehyung mengerjab membuka matanya lebar tapi tidak menemukan atensi dari suara yang di dengarnya baru saja.

"Kak Chani?"

"Tutup matamu sayang..."

Taehyung menurut, lalu kembali memejamkan matanya. Fokusnya menjadi tenang sekarang.

"Kau bisa melihat kakak kan?"

Taehyung mengangguk sekilas, di dalam pikirannya ia mendapati dirinya duduk di tempat yang sama. Gazebo ini, namun yang membedakan adalah di hadapannya ada sang kakak.

"Kau sudah besar sekarang." Chanyeol mengusap kepala sang adik.

"Kau masih saja menyebalkan." gerutu Taehyung.

"Sudah mau menikah yaa?" godanya.

Taehyung cemberut mendengarnya. "Dasar Loey jelek! Aku nggak mau nikah!" tatapannya berubah sendu.

Chanyeol tertawa kencang oleh itu, namun begitu mendengar niat adiknya yang masih setengah itu membuatnya mengusap sayang pada pipi chubby nya.

"Apa yang masih menahan mu hmm?"

Menikmati usapan sayang itu, meski menyebalkan, Chanyeol tetap sayang padanya mutlak.

"Aku benci komitmen."

Chanyeol mendengus, "Jangan seperti kakak Tae, kakak menyesali semua setelah kakak tak ada di dunia ini lagi. Kau berhak mendapat sebuah kebahagiaan. Jadi kau boleh melangkah sesuai yang kamu mau."

Taehyung menggeleng, "Semua tak pernah tau apa yang ingin aku lakukan atau apa yang aku mau. Aku kecewa kak."

"Mereka ingin yang terbaik untuk mu. Jangan jadi jahat untuk orang lain, papa tidak menyukainya. Masalalu buruk itu biar aku dan papa yang membawanya. Kamu tidak perlu memikul rasa terpuruk itu dan carilah kebahagiaan mu. Jangan keras pada diri mu sendiri."

Taehyung meresapi segala yang di bicarakan oleh sang kakak. Sebelum sosok lain muncul dan memeluknya begitu erat.

"Putra ku sudah dewasa benar? Jangan lari dari takdir yang sudah di tentukan ya? Jeongguk anak yang baik, dan dia sudah meminta restu pada papa. Jangan kecewakan dia ya?"

Air mata Taehyung tak dapat di pungkiri jatuh dengan derasnya. Papanya ikut hadir menemuinya. Menghapus segala kerisauannya. Memberikan pelukan yang membekas di dalam hatinya.

"Ungg, Tae akan menikah. Terima kasih Pa, Kak Chan!"

Ketiganya saling berpelukan. Taehyung membuka matanya. Lalu tersenyum setelahnya.

Tidak ada lagi rasa gelisah, hatinya tenang. Mungkin ini bukan keinginannya tapi sekarang ia siap.

Siap menikah dan menjadi seorang Jeon.

Next or Nah?