Bab 1
Bab 1 : The dead man is not a dead man: he is death. [Jorge Luis Borges]
1.000 tahun yang lalu bumi dalam keadaan yang damai dan bahagia. Teknologi sangat maju, penjajahan lenyap, jenis tanaman mudah dikembangkan, ilmu sangat maju dan mudah untuk dipelajari. Seribu tahun yang lalu adalah masa keemasan bumi, tidak perduli bagaimana dunia ini bergerak dan berubah maka pada masa itu mereka bisa melakukan tindakan pencegahan dan memecahkan masalah dengan begitu mudah.
Seribu tahun yang lalu sudah berlalu, seperti datangnya musim. Peradaban seribu tahun yang lalu lenyap hanya dalam waktu tiga tahun. Dimulai dengan bencana tsunami yang meluluh lantakkan sebuah negara kecil, disusul dengan meletusnya beberapa gunung merapi dengan kekuatan dahsyat menyebabkan lapisan atmosfer tertutupi oleh abu tebal.
Musim dingin begitu panjang. Hewan-hewan mati karena kelaparan dan kedinginan, begitupula dengan umat manusia. Jumlah yang tadinya adalah tujuh miliar hanya tersisa separuhnya. Musim dingin yang panjang dengan salju yang terus turun, orang-orang hampir lupa seperti apa cahaya matahari itu, mereka hampir lupa bagaimana bunga mekar pada musim semi.
Kedinginan, kelaparan, keputusasaan, dan terpaksa tinggal di dunia yang sial ini.
Virus muncul, virus misterius yang bisa membunuh manusia dalam rentan waktu satu malam dan tidak ada harapan untuk sembuh. Para peneliti hidup dibawah bayang-bayang stress mendalam, mereka mencoba mempertahankan dunia yang hancur ini dengan ilmu yang mereka miliki. Tetapi alam terkadang lebih kejam dari yang mereka pikirkan. Setengah populasi lagi mulai lenyap, pembunuhan dan kanibalisme menjadi hal yang lumrah pada Jaman Kegelapan ini. Anak bisa memakan orangtuanya, orangtua bisa memakan anaknya. Apapun mereka lakukan untuk bertahan hidup, melupakan jauh-jauh rasa kasih sayang yang sering diteriakkan oleh manusia 1.000 tahun yang lalu. Kini yang tersisa hanya keputusasaan, sedikit harapan terselip didalam hati dengan doa yang dipanjatkan saat senja tiba. Entah untuk Tuhan yang mana, ketika munculnya berbagai bencana manusia berpikir bahwa mungkin Tuhan itu tidak ada.
Anak kecil menjadi korban paling rentan untuk dibunuh karena mereka tidak bisa melindungi dirinya sendiri. Semakin sedikitnya jumlah anak kecil, maka tidak akan ada lagi generasi lebih lanjut dimasa mendatang. Dunia ini akan benar-benar berakhir.
Para peneliti mencoba berbagai macam cara untuk mempertahankan jumlah umat manusia. Mencegah kepunahan total. Metode demi metode dilakukan. Mereka mengembangkan metode donor sperma, setiap wanita akan melahirkan setiap tahunnya melalui donor sperma. Sayangnya, hal ini juga gagal total karena sperma berkualitas menurun drastis. Tanpa makanan yang bergizi, semua tidak ada gunanya.
Peniliti dan ilmuan kembali memutar otaknya, hingga mereka mencapai kesepakatan gila : menghidupkan kembali mayat yang sudah mati.
Mereka melakukan eksperimen selama bertahun-tahun, kegagalan demi kegagalan tidak membuat mereka menyerah. Setelah mengumpulkan segala kemungkinan, mereka mencapai kesimpulan bahwa mayat yang bisa dihidupkan kembali adalah mayat yang memiliki otak sempurna dan tidak pernah rusak sedikitpun. Percobaan pertama, kedua, ketiga berhasil. Umat manusia merasa sangat lega, mereka bisa bertemu dengan orang yang mereka cintai lagi. Mayat yang sudah dihidupkan dijamin akan hidup abadi. Seperti dongeng-dongeng magis yang kerap dibisikkan ditelinga anak polos.
Hanya saja, setelah Jaman Kegelapan muncul Jaman Kehancuran. Mayat hidup yang digadang menjadi harapan baru untuk mempertahankan jumlah populasi mulai mengalami berbagai efek samping. Mayat hidup perlahan-lahan mempertahankan insting sebagai binatang buas. Mereka menggigit, menyerang, dan membunuh siapa saja.
Tidak hanya itu, tubuh mereka mulai membusuk sedikit demi sedikit ketika musim dingin berlalu. Daging busuk menjadi hal menarik bagi lalat, mereka hinggap disana kemudian terbang kemanapun menyebarkan 'serbuk sari' mayat hidup. Jutaan mayat yang tertimbun salju tidak bisa membusuk. Mayat-mayat mulai bangkit, tanpa memiliki kesadaran, berbondong-bondong menuju tempat manusia yang masih hidup dan menghabisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Flame [Daiharu] {Slow Update}
FanfictionHaru meninggal ketika menjalankan misi penyelamatan umat manusia dari mayat hidup. Jiwanya mengembara selama 6 tahun, 6 bulan, 6 hari. Haru yang merupakan Jenderal kuat dan beta yang tampan, tiba-tiba bertansmigrasi ke tubuh seorang omega bernama Ha...