"Haru." Nama itu meluncur begitu saja dari celah bibir Daisuke. Cahaya matahari sore yang berkilauan melingkupi tubuh omega itu sepenuhnya, membuat Haru bagaikan peri.
Haru kaget, apakah dia sudah ketahuan? Apakah Daisuke mengenalinya? Tapi, ketika Haru mengingat bahwa pemilik tubuh asli ini bernama sama dengannya Haru menjadi lega. Barangkali, Daisuke mengenal 'Haru' asli.
Akan tetapi bagaimana bisa Daisuke dan Haru saling mengenal? Mereka adalah alpha serta omega, garis batas yang diciptakan untuk keduanya sangat lebar.
"Kau alpha, kenapa ada disini?" Tanya Haru, berusaha bersikap normal. Bagaimana cara Haru yang sebenarnya bersikap di depan Daisuke? Tidak ada memori sedikitpun! Sial, justru kini hati Haru dipenuhi kobaran kebencian ia sungguh gatal ingin menghajar Daisuke.
Daisuke menyipitkan matanya. Cara bicara yang ketus begitu mirip dengan seseorang.
"Ada yang harus ku kerjakan, jadi aku datang dan kudengar kau berada di rumah kaca." Jelas Daisuke.
Haru mengamati pria itu, waktu berlalu dan Daisuke terlihat memiliki banyak perbedaan. Dulu wajah Daisuke selalu dingin dan suram, tapi matanya masih terlihat hidup. Akan tetapi kini pandangan mata Daisuke begitu kosong, ia mirip dengan suami yang ditinggal mati oleh istrinya! Sial, suasana suram macam apa ini?!
"Oh, nikmati waktumu disini. Aku harus pergi." Ujar Haru terburu-buru, ia tidak bisa terus disini. Semakin lama dirinya berdekatan dengan Daisuke, kemungkinan bahwa identitasnya akan terbongkar semakin besar. Haru harus selalu waspada, setiap orang bisa saja menjadi dalang utama dibalik kematiannya. Jika dia tidak hati-hati, sebelum menemukan pembunuh sebenarnya ia bisa saja lenyap terlebih dahulu.
Haru juga yakin bahwa Daisuke memiliki potensi besar untuk membunuhnya. Semua orang tahu bahwa dua Jenderal dari Pasukan Penjelajah ini saling membenci, mereka sangat jarang berbicara normal. Bagi Daisuke dan Haru bertukar pukulan adalah cara berkomunikasi terbaik.
Pasti akan sangat menyenangkan untuk menyingkirkan orang yang sangat dibenci, sifat manusia tidak akan pernah berubah. Jika mereka tidak mampu mengendalikan sisi gelap dalam dirinya, maka mereka akan hancur perlahan. Menurut Haru, hubungan antara dirinya dan Daisuke tidak akan pernah bisa kembali seperti semula. Daisuke adalah sumber dari penderitaan Haru, Haru sama seperti warga didalam tembok yang lain. Haru begitu menakutkan dan Daisuke hanyalah pembunuh berdarah dingin yang berkedok seorang 'Jenderal'.
Haru bergegas keluar dari rumah kaca, Daisuke terus menatap punggung Haru. Omega itu segera berlari seperti kijang ketika jam makan malam sudah hampir tiba! Ya ampun dia sangat lapar!
Daisuke berbalik, ia mendekati meja yang diatasnya terdapat teko dan cangkir yang belum sempat untuk disingkirkan. Ketika Daisuke menyentuh cangkir berisi teh, itu sudah sangat dingin.
Sudut bibir Daisuke tertarik.
Tidak ada manusia yang meminum teh dan menunggunya dingin secara alami kecuali satu orang.
Daisuke tahu siapa orang itu.
.
.
Daisuke hampir menghabiskan dua puluh empat jam di Markas Besar, walaupun ia punya unit apartemen sendiri yang luas dan bagus tapi baginya Markas Besar adalah tempat ternyaman.
Daisuke melepas jubah hitam dan menggantungnya, tubuh tegapnya dibalut oleh kemeja putih yang nyaris mencetak setiap otot padat miliknya, pada celana cokelatnya terdapat holster* dengan senjata api, Daisuke tidak bisa melepaskan benda-benda itu dari tubuhnya. Hal-hal buruk tidak dapat diduga, lagipula Daisuke selalu membutuhkan ini sebagai Hakim hampir setiap hari Daisuke akan menembak kepala orang-orang yang sekarat dan orang yang sudah ditentukan oleh pihak kerajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Flame [Daiharu] {Slow Update}
FanfictionHaru meninggal ketika menjalankan misi penyelamatan umat manusia dari mayat hidup. Jiwanya mengembara selama 6 tahun, 6 bulan, 6 hari. Haru yang merupakan Jenderal kuat dan beta yang tampan, tiba-tiba bertansmigrasi ke tubuh seorang omega bernama Ha...