"Hmph! Sebenarnya apa yang kakak cari?" Gadis kecil bermata bulat dengan iris merah mengerutkan bibir kecilnya, ia mengenakan mantel bulu yang hangat. Mereka berjalan melintasi jalanan bersalju.
"Aku sudah bilang, kau tidak perlu ikut. Kenapa ikut?" Tanya Yuan Hong kesal. Ia melirik adiknya yang berusia sekitar enam tahun, adiknya Yuan Mei berbeda ibu dengannya. Ayahnya memiliki seorang selir di usia tuanya, beberapa keluarga bangsawan atau pemimpin klan memang memiliki selir untuk menjaga jumlah keturunan keluarga.
"Apa salahnya? Aku ingin ikut!" Yuan Mei sangat mengagumi Yuan Hong, ia menganggap kakak tertuanya itu lebih hebat dari Raja ataupun Dewa. Namun karena jarak perbedaan usia mereka yang sangat besar, Yuan Hong tidak bisa memperlakukan Yuan Mei dengan hangat.
"Kalau begitu jangan banyak bicara!"
Yuan Mei cemberut, ia sempat mendengar kakaknya berbicara dengan ayahnya. Mereka seperti membahas tentang anak yang akan Yuan Hong rekomendasikan untuk sekolah militer, Tuan Tua Yuan sempat menolak saran itu. Lebih baik Yuan Hong lebih serius untuk mengajari dan mempersiapkan pendidikan Yuan Mei dibanding anak yang tidak memiliki hubungan apapun dengan mereka.
Tetapi Yuan Hong memiliki tempramen yang keras, karena ia adalah nona muda jadi Yuan Mei selalu mendapatkan apa yang ia mau. Merasa kalah dalam pertempuran ini Tuan Tua Yuan akhirnya memilih menyerah, mempersilahkan Yuan Hong untuk melakukan apapun yang ia mau.
"Kakak apakah kau akan mengurus dua anak itu?" Tanya Yuan Mei penasaran.
"Kau menguping?" Yuan Hong bertanya tajam. Yuan Mei hanya tertawa riang tanpa merasa bersalah. "Ya, aku akan mengurus mereka. Jadi jangan membuat keributan yang tidak perlu!"
Yuan Mei mengangguk mengerti. Yuan Hong mencari keberadaan Haru dan Kaori, mereka tidak ditemukan di apartemennya. Yuan Hong dekat dengan orang tua kedua anak itu, di dalam hatinya ia mengambil tanggung jawab untuk mengurus Kaori dan Haru. Hanya ini yang bisa ia lakukan agar jiwa sahabat baiknya tenang.
"Percepat langkah kakimu!"
"Baik!"
.
.
"Dai-kun! Kakak! Tunggu aku!" Yukari berjalan terburu-buru menyusul kakak dan sepupunya itu, ia merasa kelelahan dan kedinginan karena salju mulai turun lagi. Langkah kecil Yukari tidak bisa menyamai Daisuke dan Hoshino."Kau terlalu lambat!" Hoshino mengejek membuat Yukari cemberut.
"Siapa yang sampai terlebih dahulu, aku akan mengajari kalian memanah!" Daisuke berujar dengan sangat semangat.
"Oke! Siapa yang takut!"
Ketiganya mulai berlarian dengan semangat, Yukari yang sempat tertinggal kini sudah mengumpulkan seluruh kekuatannya dan lebih unggul. Hoshino tidak menyerah, ia dengan kaki kecilnya berusaha menyusul Daisuke.
Hoshino menuruni sifat kompetitif Ratu Asami, ia tidak pernah ingin dikalahkan oleh siapapun. Ketika melintasi jembatan Hoshino pikir ini saat yang tepat untuknya, ia mendorong Daisuke membuat bocah itu terjatuh ke danau yang nyaris beku.
Yukari yang mendengar suara sesuatu jatuh seketika berhenti. "Dai-kun!"
Yukari berteriak panik, ia segera berlari menuju pinggir danau. Sementara Hoshino yang tidak ingin kalah akhirnya berhasil mencapai garis finish.
"Apa yang terjadi?" Raja melintas, ia melintas putrinya berteriak dan menangis dari pinggir danau.
Dengan tersenggal-senggal Yukari berbicara. "Dai-kun! Huaaa kakak mendorongnya hingga jatuh ke danau?"
Wajah Raja menjadi buruk, ia tanpa memikirkan apa-apa segera melompat ke danau dan meraih tubuh kecil Daisuke yang kini basah kuyup dan sangat dingin.
"Panggil dokter!" Teriak Raja keras, menyaingi suara tangisan Yukari. Sebelum pergi, Raja menatap Hoshino tajam, memberikan isyarat bahwa Hoshino adalah anak yang sangat mengecewakan untuknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/313672247-288-k369709.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Flame [Daiharu] {Slow Update}
FanfictionHaru meninggal ketika menjalankan misi penyelamatan umat manusia dari mayat hidup. Jiwanya mengembara selama 6 tahun, 6 bulan, 6 hari. Haru yang merupakan Jenderal kuat dan beta yang tampan, tiba-tiba bertansmigrasi ke tubuh seorang omega bernama Ha...