"Mungkin ayah dan ibu sudah ada di rumah." Hanya ini yang bisa dipikirkan oleh Haru, ia berusaha mempercayai pikiran positifnya. Kaori mengangguk membenarkan.
"Ayo pulang." Ajak si sulung. Tetapi ketika ia melangkah Kaori meringis pelan dan itu disadari oleh Haru.
"Kakak?! Kau baik-baik saja?" Tanya Haru panik.
"Sepertinya kakiku terkilir." Kaori memperhatikan kakinya yang agak bengkak. "Pasti karena terjatuh tadi."
Haru segera berjongkok di hadapan Kaori. "Ayo naik, aku akan menggendongmu."
"Ah?! Apa?"
"Ck! Sudah naik saja! Aku hampir membeku!"
Kaori membenarkan, udara terasa semakin dingin dan salju mulai turun. Akhirnya gadis muda itu naik ke punggung adik kecilnya, Haru cukup tangkas. Ia berjalan hati-hati agar tidak tergelincir jatuh.
"Dulu saat kau kecil, aku yang menggendongmu seperti ini." Kaori tiba-tiba bicara. Kaori benar-benar memenuhi tugas sebagi kakak, ayah, dan ibu bagi Haru.
Haru tumbuh menjadi anak yang ceria, tidak bisa diam, dan selalu berusaha menolong orang lain. Tidak ada yang Kaori perlu khawatirkan tentang Haru, hanya saja Kaori selalu cemas karena Haru tidak mau belajar. Anak itu sulit sekali diminta untuk duduk dan membaca buku, 5 menit saja membaca buku Haru rasanya seperti duduk di kursi penyiksaan. Tapi herannya Haru sangat pintar, ia bisa mengingat isi buku hanya dalam sekali baca.
"Mulai hari ini dan seterusnya aku yang akan menggendongmu!" Haru berucap yakin.
Mereka berdua hanyalah bocah miskin dari permukiman kumuh Distrik Putih, untuk bertahan hidup dengan sedikit uang kiriman orangtuanya Haru dan Kaori sering pergi ke hutan untuk mencari tanaman liar atau buah untuk makan. Tidak jarang Haru akan berburu juga jika mereka ingin makan daging. Hidup serba terbatas sudah sangat akrab bagi Haru dan Kaori, jika tidak ada orangtuanya mereka hanya memiliki satu sama lain.
Setelah berjalan cukup lama mereka akhirnya sampai di apartemen, pipi tembam Haru memerah padam karena kedinginan.
"Aku akan buatkan teh hangat!"
"Aku lebih suka teh dingin."
"Dasar aneh."
Haru menaiki tangga dengan tetap menggendong Kaori, setelah melewati beberapa lantai mereka mencapai bagian unit apartemen tempat mereka tinggal. Apartemen berharga sewa murah dengan dinding yang teramat tipis.
Keduanya melihat seorang wanita bermata merah dengan rambut hitam panjang berdiri di depan pintu tampak menunggu sesuatu, wanita itu mengenakan seragam khas Pasukan Penjelajah.
"Um, siapa yang anda cari?" Haru mendekat, ia bertanya dengan penasaran.
Ketika dilihat lebih dekat wanita itu berwajah cantik, matanya agak kecil dan memberi kesan mengintimidasi.
"Apa kalian Haru dan Kaori?"
"Ya, itu kami. Ada apa?" Tanya Kaori dengan nada waspada.
Ketika melihat Haru dan Kaori wanita itu sedikit terkejut, ia terlihat agak bimbang. Ada rasa kasihan yang tercermin di matanya itu. "Aku Yuan Hong."
Klan Yuan adalah klan nomor dua terbesar setelah klan Kambe, ciri khas dari anggota klan itu adalah mereka memiliki mata merah. Jika klan Kambe menguasai bidang yang menyangkut ilmu dan penemuan maka klan Yuan lebih fokus ke militer.
Kenapa orang dari klan besar datang ke apartemen kecil dan kumuh ini? Haru dan Kaori bertanya-tanya.
"Apa kau mencari orang tuaku?" Tanya Haru, yang bisa ia pikirkan saat ini Yuan Hong mungkin rekan orang tuanya karena memakai seragam Pasukan Penjelajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Flame [Daiharu] {Slow Update}
FanfictionHaru meninggal ketika menjalankan misi penyelamatan umat manusia dari mayat hidup. Jiwanya mengembara selama 6 tahun, 6 bulan, 6 hari. Haru yang merupakan Jenderal kuat dan beta yang tampan, tiba-tiba bertansmigrasi ke tubuh seorang omega bernama Ha...