Bab 26

2K 370 22
                                    

Daisuke kembali ke rumah saat menjelang senja, ia melihat Haru sedang menyulam dan Violet juga sedang menyulam di dekat Haru. Mendengar pintu terbuka, Violet berdiri untuk menyambut Daisuke.

"Kau sudah kembali?" Haru mengalihkan padangannya sebentar, ia kemudian kembali fokus pada sulaman bunga mataharinya.

"Ada yang ingin ku bicarakan."

Haru dan Violet saling pandang penuh tanda tanya. Merasakan bahwa ini adalah masalah serius, Haru meninggalkan alat menyulamnya dan kini fokus sepenuhnya pada Daisuke.

"Ada apa? Apakah ada masalah?" Awalnya Haru pikir ini berhubungan dengan insiden pagi tadi, apakah Nyonya Cempaka mengadu pada suaminya dan menimbulkan masalah lain? Jika benar, wanita itu sangat bodoh.

"Ini berhubungan dengan kasus Abelia."

Mendengar nama sahabatnya disebut, Violet memberikan perhatian sepenuhnya pada topik ini.

"Apakah anda sudah menangkap pelakunya?" Tanya Violet penuh harap.

Daisuke memberi anggukan yang membuat Violet bisa begitu lega. "Itu adalah Marco Ouro. Ada polisi yang menemukan bukti kuat bahwa Marco terlibat pada kasus itu, dua orang yang membantunya sudah menjadi mayat hidup saat tragedi Distrik Hitam. Selain melecehkan Abelia, Marco juga melecehkan lima puluh oranglain... Ah tidak, bahkan lebih dari itu."

Tangan Violet gemetar ketika mendengarnya, dadanya terasa sangat sesak. Ia harus mengingat kembali bagaimana putus asanya Abelia setelah ia dilecehkan, tetapi pelakunya bisa berjalan kemana saja dengan bebas seperti tidak ada masalah apapun. Bahkan karena pelaku itu memiliki uang, ia bisa membeli harga sebuah keadilan.

"Dia benar-benar seorang bedebah. Seharusnya aku hancurkan saja kepalanya waktu itu." Haru tidak bisa menutupi kekesalan dan rasa jijiknya, benarkah Marco adalah seorang manusia? Bagaimana bisa ia melakukan tindakan keji seperti itu? Bahkan korbannya sudah lebih dari lima puluh!

"Dia masih bisa bebas berkeliaran karena uang orangtuanya."

"Orang seperti itu apakah masih pantas untuk hidup?" Oranglain hidup menderita bahkan sampai mengakhiri hidupnya sendiri karena tidak sanggup menahan rasa sakit dan malu atas penghinaan. Tetapi Marco masih bisa tertawa tanpa beban, bahkan mengulangi tindakannya tanpa merasa khawatir sedikitpun. "Tuan William dan Nyonya Cempaka memberikan kasih sayang yang tidak masuk akal, Marco adalah contoh neraka yang mereka beri kehidupan."

"Itu benar, mereka terlalu memanjakan Marco. Tuan William memberinya banyak uang dan membentuk pola pikir Marco bahwa semua masalah bisa diselesaikan dengan uang, lalu Cempaka selalu menganggap apa yang dilakukan putranya selalu benar."

"Tuan! Bisakah kau menghukumnya dengan berat? Jiwa Abelia bisa benar-benar tenang jika bajingan itu merasakan penderitaan yang sama dengannya." Violet memohon, airmata sudah mengalir dari sudut matanya. Segala hal yang menyangkut tentang Violet memang selalu membuatnya lebih mudah menangis.

Abelia seorang wanita yang ceria dan optimis, tidak perduli sesulit apapun situasi yang dihadapinya Abelia tidak menyerah. Namun, pada akhirnya karena Marco sosok yang dikenal Violet sebagai orang yang optimis sampai mengakhiri hidupnya sendiri. Violet tidak bisa membayangkan betapa menderitanya Abelia didalam hatinya. Pasti itu sangat menyakitkan hingga Abelia tidak memiliki keinginan melihat hari esok.

"Kami akan menghukumnya, kau tidak perlu cemas." Daisuke memberikan jaminan.

Nama Daisuke sudah terkenal sebagai sosok yang tidak memiliki belas kasih, Violet percaya bahwa Daisuke akan benar-benar menghukum Marco dengan adil.

"Terima kasih! Terima kasih Tuan!"

Jika tidak ada Daisuke dan Haru, entah akan seperti apa hidupnya nanti.

Eternal Flame [Daiharu] {Slow Update}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang