"Haru! Haru-kun! Haru-koi! Bangunnn!" Anak berusia 10 tahun tampak sibuk membangunkan adik kecilnya yang sedang terlelap damai dibalik balutan selimut hangat, angin musim dingin berdesir membekukan apa saja yang disentuh olehnya.
Kaori menghela nafas kecil ketika menyadari bahwa adiknya tidak akan bangun dalam waktu yang dekat. Kaori melintasi kamar sempit itu, ia membuka tirai lebar-lebar dan membuka sedikit jendela hingga angin bisa masuk.
Bocah berusia 8 tahun tampak terusik, ia membuka matanya perlahan-lahan dan mengerang karena merasa kedinginan.
"Kakak!"
"Bangun!"
"Lima menit lagi!"
Kaori berkacak pinggang, ia mendengus kasar dan menarik selimut adiknya dengan paksa. Kaori berusaha mengubah posisi Haru menjadi duduk, meski Haru masih memejamkan matanya erat tetapi Kaori berhasil membangunkannya.
"Kau tidak ingat ini hari apa? Ayah dan ibu akan pulang! Kita harus menyambutnya!" Kaori mengguncang tubuh Haru kecil dengan semangat.
Haru sontak membuka matanya, ia kemudian teringat bahwa hari ini seharusnya orang tuanya kembali dari ekspedisi. Orang tua Haru dan Kaori masing-masing adalah anggota pasukan penjelajah, mereka suka melawan mayat hidup dan mencari sumber daya untuk kehidupan umat manusia di balik tembok.
Orang tua mereka bisa pergi selama berbulan-bulan meninggalkan dua anaknya yang masih kecil dan sesungguhnya masih membutuhkan banyak bimbingan serta kasih sayang, tetapi mau bagaimana lagi. Toh, pada akhirnya hal ini membentuk Kaori dan Haru menjadi anak yang mandiri. Prestasi akademik mereka juga sangat mengagumkan. Beberapa tetangga mencoba memberi bantuan, entah makanan atau pakaian bekas karena merasa iba.
Haru bergegas turun dari ranjang, ia sudah melupakan rasa kantuknya.
"Cepat basuh wajahmu dan sikat gigi!" Perintah Kaori. Sebagai kakak dan ia yang mengurus Haru sejak bayi, Kaori sangat dewasa untuk anak seusianya.
Haru bergumam, ia memasuki kamar mandi. Kaori menyiapkan sebaskom air hangat agar ia bisa membasuh wajah dan menggosok gigi tanpa merasa kedinginan, sementara itu Kaori melipat selimut dan merapikan tempat tidur hingga terlihat nyaman untuk dipandang.
Haru siap lima menit kemudian, ia menyambar jaket wol coklat kusam. Kaori dan Haru menuruni satu persatu anak tangga dengan antusias, beberapa tetangga menyapa mereka dan terlihat sangat akrab.
Haru dan Kaori segera bergabung dengan puluhan orang yang berjejer karena ingin melihat Pasukan Penjelajah yang kembali, mereka penasaran dan antusias. Bagi mereka Pasukan Penjelajah adalah penyelamat bangsa!
Dua anak berusaha menerobos kerumunan yang padat, setelah bersusah payah keduanya akhirnya mencapai barisan terdepan. Tepat saat itu penjaga gerbang berteriak agar pintu gerbang terbuka, Kaori dan Haru sangat antusias.
Mereka selalu menghitung hari kapan orang tua mereka akan kembali, mereka menantikan kisah petualangan melawan mayat hidup dan sisa peradaban kehidupan seribu tahun yang lalu. Haru dan Kaori merasa mereka bagaikan burung dalam sangkar di dunia yang luas ini setelah mendengar semua cerita orang tuanya.
Haru bahkan dengan berani mengatakan bahwa ia akan menjadi anggota Pasukan Penjelajah suatu saat nanti dan ibunya dengan bangga mulai memanggilnya Jenderal Haru.
Keluarga mereka tidak kaya, bahkan cenderung miskin karena sebagian besar gaji harus dibayarkan untuk denda karena memiliki lebih dari satu anak. Meski begitu mereka tidak menyerah dan tetap optimis setiap harinya, bagi Haru dan Kaori bisa bertemu orang tuanya lagi adalah suatu berkah yang lebih berharga dibanding tumpukan berlian.
![](https://img.wattpad.com/cover/313672247-288-k369709.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Flame [Daiharu] {Slow Update}
Fiksi PenggemarHaru meninggal ketika menjalankan misi penyelamatan umat manusia dari mayat hidup. Jiwanya mengembara selama 6 tahun, 6 bulan, 6 hari. Haru yang merupakan Jenderal kuat dan beta yang tampan, tiba-tiba bertansmigrasi ke tubuh seorang omega bernama Ha...