Bab 21

2K 363 9
                                    

Haru meraih pedang itu, ia mengamatinya dengan seksama. Saat bilah pedang ditariknya, bahkan komponen bahan dasar pembuatan pedang itu juga mirip dengannya. Pedang tipis yang berkilauan seperti ada lapisan es yang membekukan bilahnya. Walaupun dibuat semirip mungkin tetapi Haru tetap melihat ada beberapa perbedaan dengan pedang aslinya.

Haru kebingungan, kenapa Daisuke membuat pedang yang sama dengan miliknya? Seingatnya, Daisuke tidak pernah tertarik dengan pedang. Haru mencoba berpikir, tetapi tidak ada satupun yang mampu menghubungkan apapun yang membuat Daisuke sampai mau membuat replika pedangnya. Mereka saling membenci sejak lama, mereka mungkin memiliki hubungan cukup baik pada awal ketika menjadi anggota Pasukan Penjelajah tapi itu hanya sebentar dan sudah lama sekali.

Apa yang sebenarnya Daisuke pikirkan? Haru mengalami kebingungan parah.

"Tuan~" Haru tersadar ketika mendengar suara Violet memanggil dirinya. Haru segera menyarungkan pedangnya lagi dan meletakkan pedang itu ke tempatnya. Haru merasa bimbang, jika ia bertanya pada Daisuke pasti Daisuke akan curiga. Tapi jika ia diam saja dirinya malah akan semakin kebingungan.

Haru mengenyahkan pikiran itu sebentar, masih banyak hal yang perlu ia urus. Haru berjalan keluar dari gudang anggur, Violet sudah menunggunya dibawah pohon begonia.

"Tuan! Kau darimana saja?" Tanya Violet.

"Mencari anggur, disini banyak sekali wine."

"Benarkah?" Mata Violet berbinar.

"Kapan-kapan kita minum bersama." Violet sangat senang mendengarnya. "Oh untuk apa mencariku?"

"Kita harus ke pasar bukan?"

Haru ingat, ia harus membeli barang bibit tanaman dan bahan makanan.

Setelah bersiap-siap mereka pergi ke pasar, jaraknya tidak terlalu jauh bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Pasar sangat ramai oleh pedagang, pembeli, atau orang yang hanya menghabiskan waktu saja. Violet banyak tahu tentang berbelanja, Haru sendiri tidak pandai dalam hal itu. Ia membiarkan Violet memberi barang yang dibutuhkan sementara Haru bertindak sebagai kantong uang berjalan.

"Kita bahan makanan sudah semua dan biji-bijian sudah didapat. Apa yang harus kita beli lagi, Tuan?"

"Aku ingin makan~" keluh Haru.

"Kau sudah lapar?"

"Perutku ini adalah karet, makanan apapun bisa masuk." Haru dengan bangga menyombongkan ini, Violet takjub sebagai omega ia tahu bahwa omega hanya bisa makan sedikit saja.

"Omega biasanya makan sangat sedikit, anda seperti anggota militer saja!" Canda Violet. Haru hanya tertawa kering, pada kenyataannya porsi makannya bisa dikatakan banyak karena Haru banyak bergerak pula.

Mereka memasuki kedai mie yang cukup ramai oleh pengunjung, kedai mie ini sepertinya memiliki citarasa yang enak dan bangunannya cukup besar serta bertingkat.

Seorang pria muda datang untuk menanyakan pesanan, tubuhnya kecil seperti seorang omega. Sepertinya dia memang omega, tetapi bagaimana bisa omega bekerja di tempat seperti ini?

Menyadari bahwa Haru bingung, Violet dengan senang hati menjelaskan. "Meski banyak yang mengatakan bahwa omega sulit untuk ditemui, itu tidak sepenuhnya benar. Omega dengan poin rendah dan menikah dengan keluarga biasa saja akan bekerja keras untuk membantu ekonomi pasangannya, sementara itu hanya omega dengan poin tinggi yang hidup nyaman hingga sulit untuk ditemui oleh oranglain."

Sebelum kematiannya tidak seperti ini, kenapa semua berubah total?

"Entahlah, ekonomi akhir-akhir ini merosot tajam. Mau tidak mau semua orang bertahan hidup dengan caranya sendiri, ada gossip beredar bahwa pihak Istana melakukan korupsi pajak." Violet memelankan suaranya.

Eternal Flame [Daiharu] {Slow Update}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang