Bab 19

2.2K 347 7
                                    

"Tuan! Kau dari mana saja?" Violet buru-buru keluar ketika melihat Haru berlari dari kejauhan.

"Aku? Berlari keliling rumah, ini putaran ke 20 puluh." Ucap Haru, ia menyeka keringat dengan handuk kecil bersih beraroma sabun yang khas.

Violet sulit mengatupkan bibirnya sendiri, rumah ini memiliki lahan yang cukup luas bagaimana bisa Haru berlari 20 putaran? Wow, Tuan Omega ini memang luar biasa.

"Ada apa? Sepertinya ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Haru, ia mendudukkan diri diatas kursi kecil yang menghadap langsung pada halaman.

"Oh!" Violet mengeluarkan sebuah kartu berwarna emas, Haru mengambilnya isinya kurang lebih adalah sambutan dari Nyonya Cempaka Ouro dan Haru dianggap sudah bergabung sebagai 'Nyonya' Kambe hingga pertemuan para Nyonya ini akan diadakan di rumah Haru untuk mengenalnya lebih jauh.

"Nyonya? Brengsek! Siapa yang nyonya bangsat!" Umpat Haru ia menyobek kertas itu menjadi kumpulan kertas tidak berguna. Mendengar umpatan Haru, Violet menahan diri untuk tidak tertawa. "Ah kepalaku menjadi sakit, mereka seenaknya melabeli laki-laki sebagai Nyonya hanya karena dia omega."

"Mau bagaimana lagi, belum ada bahasa yang cocok untuk menyebut Omega laki-laki sebagai apa."

Haru menatap Violet dalam. "Kau... Tetap panggil aku dengan Tuan atau namaku, terserah lah asal jangan Nyonya. Aku merinding hebat."

"Baik!" Violet berujar dengan patuh. "Karena mereka mau datang, ya silahkan saja. Sayangnya aku tidak bisa memasak, jika memesan makanan apakah sempat?" Haru tahu diri masakannya berpotensi untuk menjadi alat pembunuhan massal, jadi Haru tidak akan unjuk kebolehan kali ini.

"Aku bisa memasak!"

"Benarkah? Tapi aku belum membeli bahan baku." Haru bergumam.

"Ada lahan kosong dibelakang, sebaiknya Tuan menanam buah atau sayuran, jadi jika kita membutuhkan buah atau sayuran itu sudah tersedia. Lagipula acara ini masih lusa, masih ada waktu."

"Ide yang bagus, besok kita akan pergi ke pasar untuk membeli bibit tanaman dan bahan baku." Haru menjadi bersemangat, ia jadi teringat pada rumah kaca di Alfheim. Semoga saja kemampuan pemilik tubuh asli dalam menanam bisa ia terapkan juga. "Ngomong-ngomong, kau tidak mencari keluargamu?"

Violet menggeleng. "Entah mengapa, aku merasa lega karena ini. Aku tidak ingin kembali dengan keluarga suamiku." Violet memainkan jari-jari rampingnya. Ia menunduk dalam.

"Jika kau tidak ingin kembali, maka tidak perlu kembali. Jangan membebani dirimu sendiri."

"Tuan, kau tidak takut jika aku adalah orang jahat?" Violet bertanya dengan heran, pasalnya bagaimana bisa Haru membiarkannya tinggal begitu saja? Padahal mereka baru bertemu kemarin.

"Untuk saat ini aku ingin mempercayaimu, jika suatu saat nanti kau melakukan hal jahat aku juga yang akan membereskanmu. Bagaimana dengan itu?"

Violet mengangguk. "Tuan, bolehkah aku bekerja disini? Aku bisa melakukan apapun! Memasak, bersih-bersih, membetulkan atap bocor! Aku bisa semua!"

"Hm, aku perlu berdiskusi dengan Daisuke untuk ini. Ini kan rumahnya!" Haru bangkit, tubuhnya terasa lengket karena keringat. "Bisakah kah membeli makanan untuk acara besok? Kau juga harus membeli baju, pergilah." Haru menyerahkan uang cukup banyak pada Violet.

Ia harus sedikit bangga karena Daisuke bisa dikatakan kaya, ia mempercayakan gajinya untuk dikelola oleh Haru. Haru tidak heran jika gaji Daisuke tiga kali lipat lebih banyak dari miliknya dulu karena Daisuke merangkap dua pekerjaan sekaligus.

"Baik! Terima kasih Tuan!" Violet bahagia, ia segera melaksanakan tugas pertamanya kali ini.

.

.
"Jenderal!" Sapa Suzue menyambut Daisuke yang baru tiba di Markas Besar, Kamei diseret pergi oleh Yuan Mei untuk menyelidiki kasus ini. Daisuke tidak memberikan keluhan apapun, ia menyerahkan Kamei sepenuhnya pada Yuan Mei.

Eternal Flame [Daiharu] {Slow Update}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang