Bab 3

2.8K 449 23
                                    

Two souls don't find each other by simple accident. [Jorge Luis Borges]

"Ayo berbaris yang rapi! Ibu guru akan membagikan bintang kalian hari ini." Saeki menarik kotak berisi kertas warna-warni berbentuk bintang. Bocah-bocah dengan penampilan lembut segera bangkit, mereka dengan tertib berbaris sesuai dengan nomor urut mereka.

Saeki membagikan masing-masing bintang itu sesuai dengan perolehan poin mereka hari ini. Anak yang mendapatkan banyak bintang bersorak senang sementara anak yang hanya mendapatkan satu atau dua bintang hanya bisa mengeluh dengan sedih, mereka berencana untuk belajar lebih giat nantinya.

Meski omega sangat diistimewakan pada zaman ini, omega lemah secara fisik ataupun akademik. Mereka tidak pernah bisa melampaui kecerdasan beta apalagi alpha.

Setelah memastikan seluruh muridnya keluar, Saeki membereskan buku-buku yang ia gunakan untuk mengajar.

Saeki adalah salah satu guru yang merupakan seorang omega. Ia mungkin tidak secerdas guru lain tetapi Saeki sangat ceria dan mampu membuat murid-muridnya nyaman.

Alfheim mengajarkan banyak hal pada omega. Memasak, menyulam, melukis, berkebun, dan menjahit pakaian. Omega sangat dikhususkan untuk ahli pada pekerjaan rumah.

"Ah, bukankah hari ini Haru-chan akan bertemu dengan Jenderal Kambe?" Gumam Saeki, ia tersenyum gembira membayangkan bahwa sahabatnya akan menikahi pria impiannya. Melihat Daisuke yang cenderung tenang dan hanya fokus bekerja, Saeki yakin kehidupan pernikahan Haru akan sangat bahagia. Ah, ia menjadi iri!

Saeki memasukkan buku kedalam laci, ia hanya mengambil buku bersampul kuning yang khusus menulis perolehan poin murid hari ini. Saeki berjalan keluar, rok panjang hitamnya bergerak lembut mengikuti langkah kaki Saeki yang kecil. Saeki menutup pintu ruang kelas dan menguncinya.

"Haru-chan?" Saeki menyapa Haru yang melewati koridor. Tidak seperti biasanya, Haru akan selalu membalas sapaannya dan tidak pernah mengabaikan sahabatnya. Akan tetapi kali ini Haru hanya diam saja dan menunduk dalam, seperti menutupi sesuatu. "Haru-chan? Kau baik-baik saja? Kau baru bertemu dengan Jenderal Kambe, apakah itu lancar?" Tanya Saeki, mengejar langkah kaki Haru.

Haru tetap diam, ini membuat Saeki menjadi cemas. "Haru-chan?" Ia menyentuh pundak sempit Haru.

Akan tetapi Haru segera menepis tangan Saeki membuat omega berambut pirang itu kaget.

"Tolong jangan ganggu aku, hanya hari ini. Kumohon." Ucap Haru dengan suara yang parau.

Saeki mencelos. "Baiklah, tenangkan dirimu."

"Terima kasih." Haru kembali melanjutkan langkah kakinya, ia terburu-buru kembali menuju asramanya.

Saeki memandangi punggung Haru yang mulai menjauh. Perasaannya menjadi campur aduk, apa yang sebenarnya terjadi?

.
Haru memasuki kamarnya. Ia memeluk lututnya, airmatanya kembali menetes. Haru benar-benar terluka karena kata-kata Daisuke, disisi lain dirinya juga sangat malu. Bagaimana ia menghadapi Daisuke nantinya?

Omega malang itu terisak keras, ia menertawakan dan mengasihani dirinya sendiri. Haru sejak kecil terkungkung didalam Alfheim, ia tidak pernah tahu apa itu dunia luar ia tidak pernah tahu kasih sayang murni. Haru terakhir merasakannya ketika usianya 10 tahun, sebelum ia dipisahkan dari keluarganya.

Haru tumbuh dalam rasa kesepian, seolah-olah ia terpisah jauh dari dunia ini. Tidak perduli bahwa ia memiliki banyak teman omega, ia memiliki Saeki sebagai sahabatnya, dan Rosemary sebagai sosok yang dianggapnya sebagai ibu. Rasanya tetap saja berbeda. Kadang kala Haru akan bangun saat tengah malam, ia akan memandangi langit yang ditaburi oleh ribuan bintang.

Eternal Flame [Daiharu] {Slow Update}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang