Yuan Hong sedikit berlari ketika memasuki klinik yang buka 24 jam di Distrik Biru itu, ia mendapatkan kabar dari anak buahnya bahwa keberadaan Haru dan Kaori sudah ditemukan. Tanpa membuang banyak waktu, Yuan Hong segera datang. Setelah perawat mengarahkannya menuju tempat Haru, Yuan Hong bisa merasa lega ketika melihat pasangan kakak dan adik itu.
"Kalian ternyata ada disini? Aku mencari kalian kemanapun!" Yuan Hong tidak bisa mengungkapkan betapa leganya ia.
"Nona Yuan Hong." Haru dan Kaori menyapa wanita itu dengan sedikit kebingungan.
"Bagaimana dengan kakimu? Kudengar kau digigit anjing liar? Apa kau sudah disuntik rabies?" Tanya Yuan Hong bertubi-tubi pada Kaori.
"Ah, ini sudah lebih baik. Dokter sudah menjahitnya dan anjing itu tidak mengidap penyakit apapun."
Yuan Hong benar-benar bisa merasa lega sekarang.
"Selama ini kalian tinggal di mana?" Tanya Yuan Hong dengan nada yang sedikit lembut, tetapi tetap mempertahankan gaya alphanya.
"Hutan." Jawab Haru malu-malu.
"Hutan? Kalian ingin menjadi Tarzan?!" Yuan Hong benar-benar tidak habis pikir. "Mulai sekarang jangan tinggal di sana lagi."
"Eh? Tapi kami tidak punya uang." Ujar Kaori panik.
Yuan Hong segera menangkan keduanya. "Apa kalian mau masuk sekolah militer? Aku akan memberikan surat rekomendasi. Kalian bisa tinggal di asrama. Untuk biaya sekolah, aku akan mengurusnya."
Haru dan Kaori melongo mendengarnya, mereka saling pandang bertanya-tanya apakah sedang salah dengar? Tetapi apa mungkin Yuan Hong tega bercanda seperti itu pada dua anak yang tidak punya orangtua dan tidak punya tempat tinggal?
"Kenapa kau baik sekali pada kami?" Tanya Haru dengan lebih berani.
"Orang tua kalian sudah banyak membantuku, aku tidak bisa lantas hanya menutup mata ketika ada yang membutuhkan bantuan." Yuan Hong meyakinkan dua anak ini.
Haru dan Kaori saling pandang.
.
.
Pada akhirnya mereka bersedia menerima bantuan Yuan Hong, setelah Kaori pulih sepenuhnya Yuan Hong segera membuat surat rekomendasi pada sekolah militer yang kebetulan memang sedang membuka pendaftaran. Banyak anak yang datang diantar oleh orangtuanya.Rata-rata siswa sekolah militer akan mulai terjun melakukan eskpedisi pada usia empat belas tahun, tergantung skor mereka nantinya.
Sekolah militer benar-benar luas, dikelilingi oleh tebing tinggi dan bukit hijau. Beberapa bangunan bertingkat tinggi, lapangan luas untuk berlatih, ruang-ruang kelas, dan bahkan ada lapangan khusus untuk olahraga. Sekolah Haru dan Kaori sebelumnya tidak bisa dibandingkan dengan kemegahan sekolah militer. Dua anak ini tidak berhenti merasa takjub, mulut mereka terbuka lebar oleh rasa kagum.
Yuan Hong memberikan beberapa patah kata, ia sepertinya terburu-buru karena ada pertemuan anggota klan. Menyisakan Kaori dan Haru yang memasuki area sekolah dengan malu-malu namun juga penuh oleh harapan. Mereka berharap kehidupan mereka akan jauh lebih baik setelah ini, mereka bisa menjadi perajurit yang berbakat dan membanggakan mendiang kedua orangtua mereka.
"Untuk siswa sepuluh tahun, silahkan lewat sini!" Seorang wanita alpha dengan potongan rambut pendek berteriak nyaring mengarahkan beberapa anak layaknya gadis penggembala dan anak-anak ini merupakan domba gemuk.
"Kakak, pergilah!"
"Kau baik-baik saja?"
Haru mengangguk. "Aku bisa mengatasi ini!"
Kaori ingin mengatakan sesuatu karena ia masih mengkhawatirkan adiknya, tetapi panggilan wanita omega itu kini menjadi tidak sabar. Kaori tidak ingin membuat kesalahan pada hari pertamanya, ia kemudian berpisah dengan Haru yang kini dengan penasaran menjelajahi sekolah ini.
"Ibu bilang, kau dan aku harus saling menjaga. Daisuke-kun."
"Apa? Aku tidak mau! Pergi jauh-jauh!"
Haru samar-samar mendengar perdebatan sepasang anak yang begitu sengit, bocah cilik itu melihat dua orang yang bagaikan pinang dibelah dua sedang berdiri berhadapan dengan suasana tengang.
"Daisuke-kun! Kau tidak bisa seperti ini, kita akan saling menjaga!"
"Suzue! Kau bukan temanku, untuk apa aku menjagamu. Huh?"
Kata-kata bocah lelaki dengan mata hitam kebiruan itu sangat kejam hingga membuat gadis berambut sepinggang itu terdiam dengan perasaan sedih.
"Pergi!" Daisuke mendorong bahu Suzue keras berusaha membuat sepupunya itu menjauh dari pandangannya.
Suzue yang tidak siap hampir terjatuh seandainya tidak ada yang memangkapnya.
"Hei! Kau tidak punya sopan santun ya?!" Haru menghardik Daisuke dengan keras, ia berhasil menyelamatkan Suzue tepat waktu.
Mata Daisuke memincing melihat anak yang tiba-tiba menghardiknya seperti ini.
"Siapa kau? Jangan ikut campur!" Daisuke mendengus tajam, tidak terima.
Daisuke tidak dalam suasana hati yang baik, ia dilarang bermain lagi bersama Hoshino dan Yukari setelah dirinya jatuh ke dalam danau air dingin beberapa hari yang lalu. Belum lagi ia harus berhadapan dengan sepupunya yang menyebalkan ini, Daisuke tidak terlalu suka Suzue karena menurutnya Suzue sangat cengeng dan tidak bisa apa-apa. Berbeda dengan Yukari yang menyenangkan dan Hoshino yang bisa diajak bermain apa saja.
"Aku bukan siapa-siapa! Tapi aku tidak suka caramu memperlakukan wanita!"
Daisuke mendengus kasar. "Dia alpha, untuk apa membelanya begitu?"
Haru semakin mendidih, mulut anak ini memang sangat jahat! "Lalu kalau dia alpha kenapa? Apakah dia tidak boleh dibela? Kau pasti menganggap bahwa alpha harus selalu kuat ya? Bagaimanapun dia manusia!"
Suzue takjub mendengar ucapan Haru yang menurutnya berbobot dan masuk akal.
Tetapi Daisuke berbeda, ia tumbuh dalam keluarga yang baik dan selalu dimanjakan oleh Raja. Daisuke memiliki harga diri yang sangat tinggi, membuatnya terkesan sombong. Daisuke percaya bahwa alpha harus tangguh apapun keadaannya.
"Kau tidak tahu apa-apa, lebih baik diam."
"Kau yang diam! Cepat minta maaf!" Paksa Haru dengan galak.
Alis Daisuke bergerak kecil, ia tidak pernah meminta maaf pada siapapun. Justru semua orang yang selalu minta maaf padanya, atas dasar apa orang asing ini menyuruhnya meminta maaf pada Suzue? Sangat tidak masuk akal!
"Tidak akan!"
"Kalau kau salah, kau harus minta maaf!"
"Hanya orang rendahan yang meminta maaf."
Haru membuka tutup mulutnya tidak percaya, benarkah ia tidak salah dengar?! Bagaimana bisa ada orang yang mengatakan hal semacam itu?!
"Sudahlah, aku sudah tidak apa-apa." Suzue mencoba melerai Daisuke dan Haru yang tampaknya siap beradu pukulan sekarang juga.
"Kau benar-benar tidak diajarkan sopan santun ya?!"
Daisuke menatap penampilan Haru dari atas sampai bawah, kemudian mendengus mengejek.
"Miskin."
Haru kali ini tidak bisa mentolerir lagi, ia tidak akan memaafkan siapapun yang menghinanya miskin!
Haru melayangkan pukulan membabi buta, tetapi Daisuke bukanlah lawannya. Daisuke sudah berlatih beladiri sejak kecil, ia mudah membaca pergerakan Haru.
Dengan gesit Daisuke menangkap tangan Haru, ia menghadiahkan tendangan kuat ke lutut Haru dan meninju perutnya dengan keras.
Itu sangat cepat, hanya beberapa detik dan Haru sudah tumbang ke atas lantai mengerang kesakitan.
"Astaga!" Suzue segera berjongkok untuk membantu Haru berdiri.
Daisuke meliriknya sinis. "Itu adalah perbedaan dasar diantara kita."
Bocah Kambe itu berlalu begitu saja.
"Dasar bocah jahat!!!" Teriak Haru murka.
TBC
Daisuke km imut sekali sayang 😊😊😊😊
![](https://img.wattpad.com/cover/313672247-288-k369709.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Flame [Daiharu] {Slow Update}
FanfictionHaru meninggal ketika menjalankan misi penyelamatan umat manusia dari mayat hidup. Jiwanya mengembara selama 6 tahun, 6 bulan, 6 hari. Haru yang merupakan Jenderal kuat dan beta yang tampan, tiba-tiba bertansmigrasi ke tubuh seorang omega bernama Ha...