Bab 14

2.5K 396 5
                                    

Daisuke sampai di Distrik Hitam beberapa menit kemudian, ia benar-benar bisa melihat betapa kacaunya distrik ini. Mayat hidup berkeliaran di kota, suara tembakan beruntun, suara teriakan kesakitan dan ketakutan, kemudian mayat hidup yang berhasil ditembak tergeletak berserakan diatas tanah begitu saja.

Daisuke segera naik ke menara pengawas, disana sudah ada Kamei yang mengawasi situasi disekelilingnya.

"Jenderal!" Sapanya memberi hormat.

"Bagaimana situasinya?" Tanya Daisuke.

"Di Distrik Hitam ada Rumah Sakit dan Tempat Ibadah, kami sudah berhasil memindahkan setengah dari pasien dan staff Rumah Sakit. Akan tetapi orang-orang di Tempat Ibadah sama sekali tidak mau pergi, mereka terus berdoa dan yakin bencana ini akan segera berakhir."  Kamei melaporkan dengan nada suram. Ada lebih dari 100 orang di Tempat Ibadah, jika mereka semua berubah menjadi mayat hidup maka Distrik Hitam akan benar-benar dihancurkan.

"Apa kalian sudah menemukan penyebab utama dari semua ini?"

"Komandan Yuan Mei melaporkan bahwa sumber munculnya mayat hidup ini dari gang sempit di pasar, Komandan Yuan Mei menemukan pisau yang berlumuran darah. Asumsi utama orang itu melakukan bunuh diri."

Daisuke menghela napas kecil. Asgard sangat ketat dengan bunuh diri, jika ada seseorang mati bunuh diri maka keluarganya sebanyak dua generasi harus menanggung denda yang besar. Oleh sebab itu, betapa stressnya orang di balik tembok mereka lebih memilih bertahan hidup dibanding merepotkan orang lain. Jika mayat tidak segera ditembak kepalanya atau dihancurkan otaknya, mereka akan terinfeksi virus mayat hidup.

Oleh sebab itu jika orang dinyatakan sakit keras dan tidak memiliki peluang bertahan hidup, Daisuke serta Para Hakim yang akan menembak orang-orang itu. Lebih baik segera mencegahnya.

"Berikan busur dan anak panah." Kamei dengan sigap memberikan busur dan anak panah milik Daisuke. Jenderal itu memasang tiga anak panah sekaligus, mata hitam kebiruannya mengawasi kumpulan mayat hidup yang ada dibawah sana. Postur Daisuke ketika menarik busur sangat menawan, ia melepaskan bidikan sekaligus pada tiga mayat hidup.

Anak panah menancap kuat di kepala, darah hitam segera merembes dan mayat hidup itu segera ambruk. Daisuke tidak membuang waktu lagi, ia kembali melesatkan anak panahnya pada para mayat hidup.

'Laporan Jenderal! Kami berhasil memindahkan seluruhnya pasien dan staff rumah sakit. Kini kami menuju wilayah barat daya, terdapat banyak mayat hidup disini.'

"Jika ada pasukan yang terluka segera suruh mereka untuk menyingkir."

'Baik! Laksanakan Jenderal!"

"Lakukan yang terbaik, Komandan Suzue!"

'Baik!'

Setelah mayat hidup mulai menipis, Daisuke menyiapkan pistolnya. "Awasi dengan cermat situasi disini, firasatku mengatakan hal buruk akan terjadi."

Kamei menelan ludahnya gugup. "Baik Jenderal!"

Daisuke turun dari menara pengawas, ia segera menembak mayat hidup yang berpapasan dengannya. Pakaiannya basah oleh darah hitam yang beraroma busuk, tetapi Daisuke terlihat tidak perduli dengan hal itu.

'Laporan Jenderal! Ini gawat! Seluruh orang yang berada di Tempat Ibadah sudah berubah menjadi mayat hidup, jumlah mereka 100 dan berhasil menjebol gerbang Distrik Hijau!'

"Segera kirim informasi pada Pusat Informasi agar warga Distrik Hijau segera pergi. Lalu setelah mayat hidup masuk, tutup pintu gerbangnya!"

'Baik Jenderal!'

Daisukw menutup komunikasinya dengan Komandan Yuan Mei, perasaannya menjadi sangat sulit saat ini. Biasanya pintu gerbang yang menghubungkan setiap distrik selalu dibuka, tetapi setelah kode hitam diberikan oleh Pusat Informasi beberapa waktu lalu segera distrik-distrik menutup gerbang mereka. Sekarang pintu gerbang berhasil dijebol, Daisuke hanya berharap bahwa warga yang tinggal di Distrik Hijau sudah pergi terlebih dahulu hingga dapat meminimalisir bertambahnya jumlah mayat hidup.

Eternal Flame [Daiharu] {Slow Update}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang