Seorang pelayan mengikuti Haru dengan patuh. Ia mencoba tidak menciptakan banyak suara dan tidak pula terlalu dekat, pelayan itu menjaga jaraknya dengan sangat baik. Contoh pelayan yang sudah terlatih sejak dulu.
Haru tidak perduli, justru lebih baik jika ada pelayan. Dirinya tidak akan tersesat di Istana yang sangat luas ini.
Haru melihat beberapa pelayan berjalan dengan tertib, ditangan mereka terdapat beberapa barang. Saat berpapasan dengan Haru, pelayan yang mengekorinya memberikan isyarat agar memberi salam pada Haru. Haru sampai pegal karena terus tersenyum membalas sapaan pelayan-pelayan itu, tampaknya menjadi pasangan Daisuke tidak sesantai yang ia kira. Pasti dirinya akan sibuk menghadiri berbagaimacam acara yang akan menguras tenaganya.
Samar-samar Haru mendengar suara alunan nada biola yang indah. Haru melangkah mengikuti kemana sumber suara itu, Hari berhenti didepan ruangan dengan pintu besar dan tinggi bercat putih. Pintu itu sedikit terbuka, suara biola lebih jelas terdengar.
Haru membuka sedikit pintu ruangan besar itu. Didalamnya Haru melihat seorang wanita berambut ungu yang diikat rendah menggunakan pita hitam sedang membelakangi dirinya, wanita itu mengenakan dress tulle berwarna biru tua, pada latar belakangnya kaca raksasa dengan gambar seorang malaikat yang menyentuh api begitu berkilauan.
Merasa ada yang memperhatikannya, wanita berambut ungu berhenti.
"Yang Mulia, apa ada yang anda inginkan?" Kepala pelayan berusia paruhbaya bertanya.
"Jika kau ingin melihat, masuklah." Wanita itu menoleh, ia menatap Haru. Mata ungu yang cantik dengan kesan sendu. Haru menebak bahwa wanita ini pasti Putri Yukari.
Nama Putri Yukari sering terdengar, bahkan popularitasnya melebihi Raja Hoshino Ryo. Putri Yukari terkenal sebagai wanita rendah hati, lemah lembut, dan sangat mencintai rakyatnya. Meski jarang terlihat di publik, Putri Yukari rutin menghadiri kegiatan amal setahun sekali. Kesederhanaan dan kebaikan hatinya begitu dikenal.
Haru melangkah memasuki ruang musik itu, aroma lavender yang menenangkan merupakan aroma alami Putri Yukari.
"Apakah kau adalah pasangan Daisuke-kun?" Tanya Putri Yukari.
"Benar, Yang Mulia."
Sebuah senyum tipis terbit dibibir Putri Yukari. "Kau pasti orang yang paling bahagia di dunia ini."
Tidak! Ia sangat menderita hingga rasanya ingin mati dua kali karena menikah dengan Daisuke! Jerit Haru frustasi.
"Terima kasih, Yang Mulia."
"Duduklah, aku sedang berlatih biola. Kau bisa mendengarkan jika mau." Putri Yukari mempersilahkan, Haru dengan senang hati duduk di salah satu kursi. Pelayan segera menuangkan teh kedalam cangkir dengan gambar bunga sakura itu.
"Saya merasa terhormat."
Putri Yukari mulai memainkan biolanya lagi. Jari-jari lentik yang halus menari diatas senar biola, ia menggerakkan bow dengan gerakan elegan. Lagu yang terdengar terkesan bahagia tetapi juga sangat sedih, Haru sampai tertegun ia kesulitan membawa kemana hatinya untuk merasakan nada ini. Apakah dia bahagia? Apakah dia bersedih karenanya? Tetapi yang jelas permainan biola Putri Yukari sangat bagus.
Putri Yukari menyelesaikan permainan biolanya tidak lama kemudian, omega itu menyerahkan biola pada pelayannya. Ia berjalan dengan anggun mendekati Haru dan duduk disebelahnya.
"Apa yang kau rasakan ketika mendengar nada tadi?" Tanya Putri Yukari.
"Ah? Saya kebingungan, antara bahagia dan sedih."
"Itu tandanya kau sedang mengalami dua hal itu. Kau bahagia tetapi disisi lain kau juga bersedih karena sesuatu." Putri Yukari menyesap teh hangat yang baru dihidangkan. "Namamu Haru Kato, benar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Flame [Daiharu] {Slow Update}
FanfictionHaru meninggal ketika menjalankan misi penyelamatan umat manusia dari mayat hidup. Jiwanya mengembara selama 6 tahun, 6 bulan, 6 hari. Haru yang merupakan Jenderal kuat dan beta yang tampan, tiba-tiba bertansmigrasi ke tubuh seorang omega bernama Ha...