Semua hal dilakukan orangtua Jo Soojin agar putrinya bisa secepatnya kembali ke istana. Mereka mendatangkan guru kepribadian untuk mengajari Soomin etika saat berada di istana. Soomin punya otak yang cukup cerdas untuk menyerap semua ilmu, meskipun dilakukan secara kilat.
Soomin sudah bisa baca tulis hanja dan hangul sedari kecil, karena sang ayah yang seorang pensiunan militer mengajarkan kepadanya.
Pertengahan musim panas. Suara burung berkicau yang bertengger di dahan pohon persik di belakang rumah, saling bersahutan dengan riangnya menyambut pagi yang cerah.
Soomin duduk di depan meja rias dengan cermin di hadapannya. Ada Byung-ok yang sedang membantunya berias dengan raut bahagia, penuh kekaguman.
"Putriku memang paling cantik," ujar Byung-ok, membantu menata rambut panjang Soomin, memakaikan minyak bunga kamelia agar rambutnya lebih rapi dan mengkilap. Ditata membentuk sanggul dan dipercantik dengan binyeo, tusuk konde berbentuk naga berwarna emas. Dang-ui merah muda berbahan sutra dipadukan dengan chima sebagai bawahannya semakin mempertegas citra wanita kalangan atas.
___Angin semilir menerpa pakaian Soomin sampai sedikit berkelebat. Untuk pertama kali dalam hidupnya menginjakkan kaki di istana, hal yang tak pernah diimpikan olehnya, bisa menjadi bagian dari Kerajaan Joseon yang Agung.
Mata sendu berkaca-kaca, menyapu ke sekeliling. Bangunan megah dengan pilar-pilar besar berdiri kokoh, sesuai fungsinya masing-masing. Masih terasa asing, namun semua itu akan terbiasa seiring berjalannya waktu.
Ditemani seorang dayang istana, ia berjalan menuju paviliun selir yang akan menjadi tempat tinggalnya sebagai Selir Bin.
"Akhirnya Anda kembali, Nyonya!" sambut seorang dayang istana yang bertugas melayaninya, penuh suka cita.
Dialah Moon Byulyi, dayang istana yang melayaninya semenjak masuk istana tujuh tahun silam.
Soomin menatapnya heran, karena memang tidak mengenalnya. "Maaf, kau siapa?"
Byulyi kaget bercampur heran dengan reaksi selir yang dilayaninya itu. "Aigoo, sejak kapan Anda pandai sekali bercanda seperti ini?" Dayang itu terkikik pelan.
"Aku tidak bercanda, aku memang tidak mengenalmu," tegas Soomin dengan kening yang masih mengernyit bingung.
"Syukurlah, Anda sudah kembali, Nyonya." Terdengar suara lain dari arah belakang.
Soomin membalikan tubuhnya.
Deg!
Jantung Soomin bagai dihantam dentuman, netranya melebar menyaksikan seseorang yang ia kenal berada di hadapannya!
Antara percaya dan tak percaya, bahkan mengerjapkan mata beberapa kali untuk memperjelas fokus, siapa tahu salah lihat. Namun, semakin wanita itu berjalan ke arahnya, semakin tampak jelas, menepis keraguan di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clouds Chasing The Sun (TAMAT)
Historical FictionKarena pakaian yang ditemukannya di batu sungai, nasib Gong Soomin berubah total. Dia tiba-tiba saja dikenali sebagai selir raja tingkat pertama yang hilang misterius. Hal itu ternyata bukan tak beralasan, tapi memang wajah Soomin mirip dengan selir...