38

710 66 5
                                    

Soomin mengusap pipi bayi mungil yang sedang tertidur begitu damai berbalut kain biru cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soomin mengusap pipi bayi mungil yang sedang tertidur begitu damai berbalut kain biru cerah. Ibu muda ini memandang begitu lekat, seolah ingin meyakinkan bahwa apa yang terjadi bukanlah mimpi. Bulir-bulir hangat tak terasa meluncur dari matanya. Mengucap beribu syukur dalam hati, bisa kembali dipertemukan dengan sang buah hati yang dicintai.

Tangan Yeoljong terulur mengusap lembut punggung Soomin.

"Segala mimpi buruk sudah berakhir. Kini, saatnya menikmati buah dari kesabaranmu menghadapi cobaan."

"Tak pernah terbayangkan, bahkan di mimpi terindah sekali pun bisa menyandang kehormatan menjadi Selir Hee-Bin. Kehadiran pangeran Lee Hwan adalah bagian terbaik dalam perjalanan hidup saya."

Meskipun agak ragu-ragu, takut membangunkan tidurnya yang lelap, Soomin tak bisa membendung keinginannya untuk mengecup bayinya. Namun, baru saja kecupan sang ibu terlepas, sang bayi menggeliat, mukanya mendadak bersemu merah. Tak lama kemudian, menangis begitu kencang.

Sang ibu muda yang belum berpengalaman ini tentu saja panik, tak tahu harus bagaimana memperlakukan bayinya. "Bagaimana ini, apa aku menyakitinya?"

Dua dayang pengasuh dipanggil untuk menenangkan sang bayi.

"Maafkan ibumu yang tidak tahu apa-apa ini." Soomin tak hentinya menyalahkan diri sendiri.

"Hwan menangis bukan salahmu. Kondisinya memang sedang kurang baik." Yeoljong berupaya menenangkan Soomin yang ikut menangis saat bayinya menangis.

Setelah Pangeran Lee Hwan kembali tenang, Yeoljong dan Soomin berbicara empat mata.

"Bagaimana kalau Hwan terus-menerus tidak mau menyusu. Ini semua salah saya. Harusnya Hwan mendapatkan ASI pertama dari saya sebagai ibunya."

Yeoljong tertegun, sepertinya baru terpikir sesuatu. "Kau benar. Sepertinya Hwan sudah terbiasa dengan seseorang yang sejak awal memberinya ASI."

"Anda tahu?"

Yeol sepertinya belum menceritakan perihal orang yang menyembunyikan putranya pada Soomin.

"Istri Nam Byunwoo...." Raut wajah Yeoljong berubah kesal saat mengingat sahabat yang mengkhianatinya.

"Istri Opsir Nam?"

Yeoljong mengangguk. "Nam Byunwoo yang membawa bayi pangeran sesaat setelah dilahirkan. Dia membawa Hwan pulang ke rumahnya, tapi istrinya yang depresi menganggap Hwan sebagai bayinya."

Soomin yang mudah tersentuh sama sekali tak menaruh dendam, meskipun karenanya nyawanya hampir melayang. "Meskipun caranya salah, setidaknya Hwan berada di tangan yang tepat. Bagaimana seandainya Hwan jatuh ke tangan orang-orang Andong Kim. Mereka pasti tidak akan membiarkannya hidup."

"Tapi aku tidak bisa memaafkan Nam Byunwoo. Kalau bayi kita tidak secepatnya ditemukan, nyawamu yang terancam."

Soomin menggenggam kedua tangan raja yang ditaruh di atas meja, menatapnya dengan tatapan dalam. Mengajaknya bicara dari hati ke hati. "Saya sama sekali tidak membenarkan perbuatan Opsir Nam. Maafkan saya bila saya lancang, Yang Mulia. Tapi, demi kesehatan bayi pengeran, jalan terbaik adalah menjadikan Istri Opsir Nam sebagai ibu susu untuk Hwan."

Clouds Chasing The Sun (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang