25

766 60 12
                                    

Siang ataupun malam hampir tak dapat dibedakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ataupun malam hampir tak dapat dibedakan. Cahaya remang dari obor bambu menyinari sepanjang waktu, ruangan sempit dan pengap terbelenggu jeruji besi. Hawa dingin dan lembap akan membuat orang sehat pun menjadi sakit bila berlama-lama di dalamnya.

Tiga wanita tidur meringkuk di atas jerami kering. Hidup segan mati tak mau. Asa semakin meredup, hanya bisa pasrah menanti keajaiban datang.

Dalam sunyi, terdengar gemerincing suara rantai yang terhubung dengan sebuah gembok besar, dibuka oleh salah seorang penjaga.

"Bangun!"

"Bangun!"

"Kalian diminta keluar dari sini!"

"Cepat bangun!"

Tubuh yang semakin ringkih seperti mendapatkan kekuatan. Wajah layunya semringah, karena terbersit secarah harapan. "Apa kami akan dibebaskan, Tuan?" tanya Dayang Yoon, berpegangan pada lengan Byulyi yang membantunya bangkit.

"Jangan banyak tanya! Jalan saja!"

Ketiganya digiring keluar dari pintu penjara.

Soomin berjalan tertatih-tatih berpegangan pada sepanjang dinding lorong yang akan membawa mereka kembali melihat dunia luar.

Byulyi mengerjap, sudah lebih dari seminggu baru sekarang kembali melihat cahaya matahari dan menghirup udara segar.

Ketiganya diikat di kursi masing-masing, di sebuah tempat terbuka yang dikelilingi benteng dan penjagaan ketat.

Soomin memejamkan mata. Mulutnya memang diam, tapi batinnya ramai bergelut dengan prasangka. -Apakah ini akhir dari perjalanan hidupku? Aku tidak mau mati sebelum melihat wajah putraku.  

Seorang wanita datang ditemani dua orang pengawal. Tidak ada atribut apa pun yang bisa menegaskan statusnya. Tidak ada sedikit pun senyum di wajahnya, menampakkan kesan angkuh yang begitu nyata.

Byulyi membeliak seolah melihat hantu di siang bolong. Sosok yang bisa membuatnya menggigil di musim panas meski hanya melihatnya dari kejauhan. Reaksi tak jauh beda pun tampak dari Dayang Yoon.

"Yang Mulia...," lirih Baekyoung hampir tak terdengar.

Sementara itu Soomin masih tertunduk, mengangkat wajah saja begitu sulit karena pusing yang mencengkeram. Pasca melahirkan kondisinya masih belum pulih, terlebih dalam keadaan tersiksa seperti sekarang.

Kegeraman tampak nyata di wajah Kim Inhyeon, tak akan lagi memberi ampun wanita yang telah merebut segala cinta dan perhatian suaminya. Ia mengambil air dari sebuah gentong tanah liat, dengan labu botol kering sebagai gayungnya.

Byurrr!

Sang ratu mengguyur kepala Soomin dari atas, membuatnya tersentak kaget, akibat dinginnya air yang tiba-tiba menyiram kepalanya.

Clouds Chasing The Sun (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang