24

897 69 13
                                    

Pakaian mewah berwarna cerah, dengan sulaman dan ornamen indah menjadi hiasan, menegaskan citranya sebagai wanita kalangan atas, selir raja tingkat pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pakaian mewah berwarna cerah, dengan sulaman dan ornamen indah menjadi hiasan, menegaskan citranya sebagai wanita kalangan atas, selir raja tingkat pertama. Tak ada yang memungkiri rupa eloknya sebagai wanita milik paduka raja. Namun, semua kemewahan dan gelar yang disandangnya, tak serta-merta membawanya pada kebahagiaan. Terutama perlakuan dingin raja padanya. Wanita mana yang akan tahan. Setelah pengorbanannya mengabdikan sisa hidup di dalam istana, demi melahirkan keturunan-keturunan raja, terasa sia-sia, karena perlakuan raja tidak jauh berbeda seperti kepada sang ratu.

Dilema menyiksa batin. Masa remajanya ia habiskan dengan belajar dan belajar, demi mewujudkan ambisi kedua orangtua menjadikan anak gadis semata wayang mereka sebagai wanita nomor satu di Joseon. Meskipun semua itu tidak tercapai, akan tetapi apa yang diraihnya tidaklah terlalu buruk, menjadi selir agung tingkat pertama.

Soojin merasa inilah saatnya keluar dari penderitaan. Meski harus mempertaruhkan semua gemerlap dan kehormatan yang telah ia raih, tak akan membuatnya menyesal. Soojin bertekad akan mengejar kebahagiaannya.

"Yang Mulia, Selir Hee-bin sudah ada di sini," seru Dayang Jung dari luar pintu paviliun ratu.

Kim Inhyeon tampak gelisah, sepertinya kedatangan Soojin memang sudah dinati olehnya.

"Persilakan masuk," sahut sang ratu dari kediamannya.

"Baik, Yang Mulia."

Pintu kertas dari berlawanan sisi, ditarik kedua dayang pelayan, sehingga pintu pun terbuka.

Jo Soojin memberi salam hormat begitu berhadapan dengan sang Ratu.

"Sudah cukup lama kita tidak bertatap muka, Selir Hee-bin. Terakhir aku melihatmu saat upacara peresmian selir," ujar Kim Inhyeon berbasa-basi.

"Anda pasti sudah mengenal sifat saya sedari dulu. Saya bukan tipe orang yang pandai berbasa-basi. Tujuan saya datang ke sini karena ada hal penting yang ingin saya sampaikan."

Inhyeon mengernyit. Meskipun gerak-gerik Soojin selalu ia amati dengan mengirim dayang mata-mata sebagai pelayan pribadinya, akan tetapi Jo Soojin adalah orang yang tidak mudah ditebak jalan pikirannya.

"Katakan saja apa yang menjadi maksud tujuanmu."

Soojin meremas kain roknya, tampak ragu dengan apa yang ingin ia sampaikan. "Saya sudah berkali-kali memikirkan ini. Terlebih, ada rahasia besar yang terungkap."

"Rahasia?"

Soojin terpejam seraya menghirup napas dalam-dalam. Melepaskan keraguan di dada, untuk menceritakan rahasia terbesar yang belum lama ini terungkap.

"Sebenarnya, saya bukanlah anak kandung dari Gubernur Hanyang, saya bukanlah putri dari Klan Pungyang-Jo, seperti yang semua orang ketahui."

Mata Kim Inhyeon membeliak. Kaget, sekaligus heran, mengapa Jo Soojin membuka rahasia besar ini kepadanya yang notabene pesaing terberatnya.

Clouds Chasing The Sun (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang