Bagai kumbang terpikat aroma bunga, tanpa sadar kaki Yeoljong terus melangkah, hanyut dalam alunan nada-nada indah melenakan. Hampir tak percaya dengan apa yang terjadi. Batinnya terus bertanya-tanya tentang sosok cantik di hadapannya. Bidadari dari mana yang sedang bermain musik di bawah remangnya cahaya bulan, seolah menjadi lampu pentas pertunjukannya.
Yeoljong terhanyut dalam pesonanya. Netranya yang jernih semakin berbinar, enggan berkedip, tak ingin melewatkan sedetik pun paras ayunya.
Namun, semakin dekat, semakin jelas, wajah cantik berseri itu serasa tak asing.
Memang dia orangnya....
Gadis yang menolongku di kaki Gunung Namsan.
Selir Bangsawan Jo....
Entah mengapa, ada getaran berbeda dalam dirinya, lain dengan seseorang yang kulihat tujuh tahun silam. Seperti ada dua orang dalam satu rupa.
Tapi ... tak mungkin, yang kudengar, Gubernur Hanyang hanya memiliki seorang putri tunggal. Jo Soojin..
.Tak terasa sudah 10 lagu dimainkan Soomin. Meski hampir 7 tahun tidak memainkannya, tak membuatnya kehilangan kemampuan, masih bisa memetik setiap nada tanpa ada kesalahan, menandakan gadis dengan senyum cerah itu memiliki kecerdasan luar bisa.
Soomin mengangkat jemari lentiknya dari atas senar. Merapikan kembali gayageum ke dalam kotak kayu tempat penyimpanannya yang tak kalah cantik berhiaskan ukiran rumit.
Hatinya yang semula dirundung gelisah, menjadi lebih baik. Banyak yang meyakini, menjalani hobi adalah obat stres paling ampuh, dan itu pun yang dirasakan Soomin.
Kakinya terasa sedikit kesemutan setelah cukup lama duduk. Menyelonjorkannya agar peredaran darah yang kaku kembali lancar. Dengan lembut ia pijat betisnya.
Namun, dalam hening, ada suara aneh yang mengusik indra pendengarannya. Soomin mengernyitkan kening, mencoba menajamkan pendengaran.
Tangannya menyentuh tengkuk karena ada perasaan merinding yang tiba-tiba menyeruak.
-Istana adalah tempat terkejam, di mana banyak orang-orang yang tidak berdosa menjadi tumbal keserakahan penguasa. Apakah itu suara arwah-arwah yang mati penasaran, hiii....
Soomin bermonolog dalam ketakutan. Tanpa sadar bahunya bergidik ngeri.
Akan tetapi, dibanding ketakutan, jiwa penasaran dalam dirinya lebih mendominasi, mendorong keberanian untuk mencari tahu.
Soomin berdiri dari duduknya. Berjalan perlahan mendekati sumber suara.
Mengendap-endap, selangkah demi selangkah.Matanya melebar, sumber suara misterius itu ternyata berasal dari dengkuran seorang pria yang tertidur lelap, duduk bersandar di samping paviliunnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clouds Chasing The Sun (TAMAT)
Historical FictionKarena pakaian yang ditemukannya di batu sungai, nasib Gong Soomin berubah total. Dia tiba-tiba saja dikenali sebagai selir raja tingkat pertama yang hilang misterius. Hal itu ternyata bukan tak beralasan, tapi memang wajah Soomin mirip dengan selir...