34

701 58 3
                                    

Perpustakaan istana dalam diselimuti ketegangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perpustakaan istana dalam diselimuti ketegangan. Meski belum ada yang bicara, di hati setiap yang hadir tersimpan tanya, apakah tujuan raja mengumpulkan mereka di sana?

Habis sudah kesabaran Yeoljong untuk musuh-musuhnya. Alih-alih melemah, ditinggalkan dan dikhianati orang-orang terdekatnya membuat Sang Raja semakin kukuh. Lebih percaya pada kekuatan sendiri, untuk bertindak tegas tanpa banyak perhitungan yang menghambat pergerakannya di tengah gejolak politik yang semakin memanas.

Setali tiga uang dengan putrinya, kecemasan melanda Kim Geunmo. Tangannya basah dengan keringat dingin.

"Kim Inhyeon, sebaiknya kau akui apa yang kau perbuat di tempat ini setahun silam. Atau, kau lebih memilih aku yang membeberkan segala kebusukanmu!" Tak ada lagi basa-basi, Yeoljong melempar ancaman pada Kim Inhyeon.

Pupilnya bergetar. Inhyeon tak begitu yakin, seberapa banyak Yeoljong mengetahui rahasianya. Karena merasa segala sesuatu sudah dikerjakan dengan rapi.

"Apa maksud Anda? Apa Anda sedang bersiasat untuk menjebak saya, demi bisa membebaskan selir gadungan itu?" cecarnya dengan mata merah memanas, menahan amarah yang berkecamuk di dada. Menyerang Yeoljong dengan mengaitkan setiap masalah karena Selir Hee-Bin selalu menjadi andalannya. Dendam kesumat sudah mendarah daging bersumber dari kecemburuan yang tidak akan pernah sirna.

"Berhentilah membawa-bawa orang yang tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah ini!" Suara Yeoljong semakin tegas meninggi, kesal dengan Kim Inhyeon yang selalu memutar balikkan fakta.

"Jangan buang-buang waktuku hanya untuk mendengarkan perdebatan yang tidak jelas!" protes Ibu Suri Shim, tidak paham dengan apa yang sedang diperdebatkan anak dan menantunya ini.

"Ibu Suri, dengan segala hormat akan saya beritahukan kepada Anda satu persatu kebusukan wanita ini. Sebenarnya, anak yang dilahirkan Kim Inhyeon bukanlah darah dagingku!"

Mata Shim Eunkyung membulat, kemudian berbalik menoleh pada menantunya. "Apa semua itu benar?"

Inhyeon menggeleng kaku. "Ti-tidak! Tentu saja tidak benar, Yang Mulia Ibu Suri." Inhyeon menoleh pada suaminya lagi. "Yang Mulia, jangan karena Anda sedang tergila-gila dengan selir kesayanganmu, Anda melempar fitnah keji kepada saya--"

Yeoljong tersungging, miris dengan ucapan Inhyeon. "Fitnah? Kau bilang fitnah? Jangan kau pikir dari semula aku tidak tahu siasatmu. Sejak awal, setiap berkunjung ke tempatmu, kau selalu meminta dayang dapur istana memberiku arak. Agar kau bisa berbuat semaumu di saat aku mabuk. Asal kau tahu, aku tidak pernah benar-benar meneguk minuman-minuman itu...."

Inhyeon hanya bisa menggeleng, air matanya jatuh bercucuran. "Perlukah Anda membeberkan semua ini pada semua orang?"

"Justru ini yang ingin kubeberkan, agar semuanya tahu, wanita macam apa dirimu. Aku tidak pernah menjamahmu sekali pun! Tapi kau, merubah suasana itu agar 'seolah-olah' keesokan paginya kau dan aku sudah melakukannya."

Clouds Chasing The Sun (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang