14

1.2K 87 26
                                    

Tak terasa genangan hangat mulai memenuhi rongga mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa genangan hangat mulai memenuhi rongga mata. Kembali dihadapkan dalam dilema, sungguh menyiksa hati. Terjebak dalam dua pilihan sulit; tetap bertahan dengan mengambil risiko yang lebih besar di kemudian hari atau memilih pergi meninggalkan semua kenyamanan dan cinta tulus sang raja, kembali menjadi rakyat biasa, berjuang lebih keras lagi dengan nasib yang belum pasti.

Tetap di istana ataupun di luar istana, suatu saat jati dirinya pasti terungkap. Kalaupun pergi, cepat atau lambat akan jadi buronan. Pergi sejauh apa pun jika masih di Joseon akan tertangkap juga.

Ada begitu banyak hal yang membuatnya tertekan. Masih segar dalam ingatan, sup yang dicampur tanaman penghambat kesuburan itu. Lambat-laun bukan hal mustahil jika RACUN yang akan menjadi campuran makanannya.

Air matanya semakin deras berjatuhan. Pelukan Yeol masih terasa hangat mendekap hati dan raganya. Meski belum lama terjalin, tak sedikit pun meragukan ketulusannya.

-Maafkan saya, Yang Mulia, saya memilih menyerah, tidak bisa mengabulkan permintaanmu, untuk selalu berada di sisimu.

Meski berat, keputusan ini yang kupilih....

Jemarinya mengepal, menguatkan tekad, membulatkan keputusan untuk pergi meninggalkan Yeoljong dan cinta tulusnya.

Tanpa menoleh lagi, melangkah meninggalkan tempat itu. Meski setiap detiknya adalah kesempatan, entah mengapa langkah kakinya terasa berat.

Netra yang semakin basah, meneteskan bulir-bulir kesedihan, menyapu pandangan ke sekeliling, mencari jalan keluar. Tempat itu memang terletak di belakang bangunan utama, agak tersembunyi dan lebih sepi. Harusnya rencananya akan sukses, tanpa ada rintangan berarti, untuk secepatnya lolos.

"Berhenti!"

Dalam sunyi, tiba-tiba terdengar suara yang sontak membuatnya sedikit melonjak, refleks menghentikan langkah.

Tubuhnya seolah membeku, menoleh pun sulit. Soomin susah payah menelan liur, membalikkan tubuhnya perlahan.

Yeol berdiri tiga langkah dari posisinya sekarang. "Kau mau ke mana?"

"Sa-saya, saya...." Lidahnya mendadak kelu, tak tahu harus berkata apa.

"Saya lupa jalan kembali, tempatnya sedikit gelap," ungkapnya sedikit terbata-bata. Kejujuran yang selalu dipegang teguh, ternodai kebohongan.

Perhatian mereka sontak teralihkan oleh kelebat bayangan manusia yang secepat kilat melompat dari balik benteng, dan kini sosok itu sudah ada di depan mata.
Sebagian wajahnya dititupi topeng, kegelapan malam makin menambah kemisteriusannya.

Yeol sigap menarik Soomin ke belakang tubuhnya saat pria itu menghunuskan sebilah pedang.

Sriiing!

"Siapa kau?" tanya Yeol dengan tatapan waspada.

Tanpa basa-basi pria misterius itu langsung menyerang. Tentu saja Yeoljong tak tinggal diam, memberi perlawanan. Tapi, apesnya, sekarang Yeol tidak sedang memegang senjata.

Clouds Chasing The Sun (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang