30

940 62 10
                                    

Susah payah memburu saat buron, ternyata musuhnya lolos dari eksekusi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Susah payah memburu saat buron, ternyata musuhnya lolos dari eksekusi. Bahkan sekarang bisa kembali ke istana dengan statusnya yang pulih seperti sedia kala sebagai selir agung tingkat pertama. Jelas semua itu mengundang murka sang ratu.

Tak tampak lenggang anggun layaknya wanita penguasa, yang ada langkah terburu-buru ingin segera melampiaskan amarah. Ratu didampingi Dayang Jung sedang menuju Jeonghwadang, kediaman Selir Hee-Bin.

Kembali berhadapan dengan Ratu membuat Dayang Yoon dan Byulyi gemetaran. Belum sirna di pikiran mereka penyiksaan yang diperintahkan wanita itu terhadap mereka tanpa mengenal belas kasihan.

"Selamat datang, Yang Mulia."

Inhyeon menatap tajam kedua dayang. "Harusnya waktu itu aku tidak buru-buru pergi sebelum memastikan kalian mati," ucapnya sebelum masuk paviliun selir.

"Yang Mulia Ratu sudah tiba!" seru Dayang Jung dari luar pintu, memberi tahu Selir Hee-Bin yang ada di dalam.

Byulyi dan Dayang Yoon menggeser pintu ke arah berlawanan.

Soomin menunduk memberi hormat. Tak tampak gugup apalagi takut. Tidak seperti biasanya, Soomin jauh lebih tenang menghadapi ratu.

"Masih berani menginjakkan kaki di istana, selir gadungan?" serang Kim Inhyeon tanpa basa-basi, mata monolidnya menelisik wajah Soomin penuh kebencian.

"Siapa yang Anda maksud selir gadungan?"

Kehidupan di istana sangat keras, pantang menunjukkan kelemahan. Harus senantiasa memprisai diri dengan keberanian. Yeoljong pun sudah mewanti-wantinya agar lebih berhati-hati dengan ratu.

Rahang Kim Inhyeon mengeras, tangannya terangkat, hendak menyambar pipi Soomin, secepat kilat Soomin menangkap pergelangan tangannya.

"Berani-beraninya---" Inhyeon semakin geram, rahangnya mengeras dengan napas menderu kasar.

Soomin menghentak tangan ratu. "Sudah cukup Anda merendahkan saya. Kehadiran saya di sini tidak menggantikan siapa pun. Saya berdiri sebagai diruku sendiri, ibu dari bayi pangeran."

"Omong kosong!" Bibir tipis Kim Inhyeon tersungging sinis. "Bayi pangeran? Kalau kau tidak bisa membuktikannya, jangan harap bisa selamat. Aku masih punya seribu satu cara untuk melenyapkanmu. Semua yang kukatakan bukan sekedar ancaman. Aku bersumpah akan segera melenyapkanmu wanita busuk!"

****

Tabib Shin dan beberapa perawat setiap pagi datang untuk memberi obat dan mengganti balutan kain yang membungkus luka sang raja.

"Jaringan kulit yang robek sudah hampir tertutup. Sebuah kabar baik yang bisa saya sampaikan, luka Anda pulih lebih cepat, Yang Mulia."

"Dua kali aku terselamatkan dari kematian, pertama karena pertolongan Selir Hee-Bin dan keduanya juga berkat benda miliknya," ujar Yeoljong dengan senyum simpul dan sorot matanya yang berbinar. Menggenggam erat gantungan ornamen milik Soomin yang sudah diberikan padanya sebagai hadiah. Benda itu sekarang sudah seperti jimat keselamatan yang harus dibawa ke mana pun pergi.

Clouds Chasing The Sun (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang