Di balik jeruji, Inhyeon mengawasi Soojin, memastikan tak ada kesalahan sedikit pun yang akan menggagalkan rencananya. Inhyeon baru merasa puas bila bisa menyaksikan musuhnya mati di depan mata kepalanya sendiri.
Setetes demi setetes cairan beracun tertuang dari botol keramik kecil ke dalam cangkir. Sejujurnya, Soojin tak sampai hati melakukan hal sekeji ini, dengan kesadaran penuh membunuh seseorang dengan tangannya sendiri. Namun, apalah daya, ancaman Inhyeon sangat melemahkannya, dengan menjadikan sang buah hati sebagai pertaruhan.
Soojin membantu membangunkan Soomin agar duduk bersandar. Cangkir yang sudah tercampur racun didekatkan ke bibirnya.
"Minumlah, dari kemarin perutmu belum terisi apa pun," lirih Soojin. Berusaha meredam genggaman cangkir, agar tidak gemetar.
Meski sangat berat, Soomin membuka sedikit matanya. Pandangannya samar. Sedikit demi sedikit air di dalam cangkir ditenggaknya. Setelah habis, Soojin kembali membaringkan Soomin di tempatnya semula.
Bahu Soojin bergetar menahan tangis, akan tetapi genangan hangat yang mendesak keluar dari pelupuk matanya tak bisa dibendung, jatuh menetes membasahi pipi Soomin. Secepatnya Soojin mengusap air matanya yang jatuh itu. Menyaksikan gambaran wajahnya sendiri dalam rupa Soomin, ia merasa seperti membunuh diri sendiri.
Inhyeon tersenyum puas, Soojin telah melakukan apa yang ia inginkan.
Terdengar suara derap langkah dari lorong, makin lama makin jelas. Ada beberapa orang mendatangi sel mereka. Tampaknya Soojin mengenali dua orang wanita yang datang bersama dua penjaga itu.
"Siapa di antara kalian yang bernama Gong Soomin?" tanya seorang penjaga.
Soomin dalam posisi meringkuk membelakangi. Selama beberapa saat tidak ada yang menjawab.
Apakah racunnya sudah bekerja?
Setelah memastikan Soomin tak bereaksi, Soojin berdiri menghampiri pintu jeruji. "Saya Gong Soomin."
"Paduka memerintahkan agar Anda dibebaskan, karena bayi pangeran sudah ditemukan."
Sungguh ini adalah perbuatan paling mengerikan yang pernah ia lakukan seumur hidupnya. Sudah meracuni, mencuri jati dirinya pula. Rasa bersalah kian merundung Jo Soojin, akan tetapi ia tak bisa menghindar, harus mengambil keputusan terburuk dari yang terburuk. Waktunya tidak banyak, bertaruh dengan nyawa Soomin yang sekarat. Besar harapannya, Soomin bisa bertahan lebih lama.
"Nyonya, kami datang untuk menjemput Anda." Senyum Dayang Yoon begitu lebar, menyambut wanita yang disangkanya Soomin.
"Bayi pangeran sudah ditemukan, Nyonya," timpal Byulyi dengan senyum haru dan mata berkaca-kaca.
Kedua dayang menggandeng Soojin keluar dari ruang tahanan.
****
Sebelum menemui raja, kedua dayang membawa Soojin ke paviliun selir untuk mendandaninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clouds Chasing The Sun (TAMAT)
Historical FictionKarena pakaian yang ditemukannya di batu sungai, nasib Gong Soomin berubah total. Dia tiba-tiba saja dikenali sebagai selir raja tingkat pertama yang hilang misterius. Hal itu ternyata bukan tak beralasan, tapi memang wajah Soomin mirip dengan selir...