40

1.5K 90 18
                                    

Cahaya temaram dari sebatang lilin tak cukup menerangi suasa hati yang sedang bimbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya temaram dari sebatang lilin tak cukup menerangi suasa hati yang sedang bimbang. Semenjak petang sampai tengah malam Yeoljong masih termenung di tempat sama. Tangan yang terkepal di atas meja mengentak, menyingkirkan keraguan yang membelenggu.

Sang raja keluar dari tempat tinggal pribadinya. Melangkah sedikit tergesa-gesa, sampai-sampai tak sadar ada Kasim Choi dilewatinya.

"Salju mulai turun, Yang Mulia. Udara sangat dingin. Kalau boleh saya tahu, Anda hendak pergi ke mana?"

Yeoljong tak menjawab pertanyaan kasimnya, hanya menoleh sekilas. Pergi berlalu begitu saja. Namun, Kasim Choi tak bisa mengabaikan tugasnya, mengikuti raja sambil menenteng lampion, menerangi jalan.

Langkahnya terhenti di hadapan dua dayang yang sedang berjaga. Byulyi dan Hyein yang terkantuk-kantuk, terkesiap karena kedatangan raja.

"Selamat datang, Yang Mulia." Kedua dayang tertunduk penuh hormat.

"Sampaikan pada Selir Hee-Bin, Paduka sudah datang," titah Kasim Choi.

Dalam hening, sayup-sayup terdengar suara gayageum. Alunan alat musik petik itu terdengar merdu, menyejukkan hati sang raja yang sedang dilanda bimbang.

Saat Byulyi hendak melangkah, Yeoljong menahannya, "Tidak perlu diberi tahu. Akan kutemui dia di belakang."

Memorinya kembali ke masa-masa awal bertemu pujaan hatinya. Yeoljong tersenyum lembut. Kalau diingat-ingat lagi sungguh lucu. Kala itu Yeoljong hampir dilempar sepatu karena Soomin menyangkanya sebagai pencuri gantungan ornamennya.

Jari-jari lentik sudah begitu piawai memetik setiap nada, menciptakan alunan lagu yang merdu.

Setelah memainkan beberapa lagu, Soomin kembali membuka mata. Alangkah terkejutnya ia, mendapati raja sudah ada di hadapannya. -Astaga! Yang Mulia!

"Maafkan saya, Yang Mulia. Apa Anda sudah lama beranda di sini?"

Yeoljong sama sekali tak bereaksi, masih menatapnya lekat.

Soomin merasa raja berbeda dari biasanya. Mata yang biasanya berbinar dengan senyum merekah, kini tak tampak, mengundang tanda tanya besar. Apakah darah Andong Kim dalam tubuhnya sangat berpengaruh atas pandangan raja?

Tak tahu apa yang harus dikatakan. Soomin meremas hanbok polos pakaian tidurnya.

Yeoljong menarik pinggang Soomin  sampai wajah mereka berdekatan.

"Yang Mulia...." Lidah Soomin mendadak kelu, tak tahu harus berkata apa. Begitupun dengan tubuhnya yang tiba-tiba kaku karena tatapan yang menghipnotisnya.

Clouds Chasing The Sun (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang