Kasim Choi dan jajarannya menunggu dengan patuh ketika sang raja sedang latihan memanah. Angin musim gugur cukup kencang, merontokkan dedaunan kering hingga berguguran, berserakan di tanah kering. Cuaca berangsur dingin, namun semua itu tak memudarkan kepatuhan akan tugas sebagai abdi raja.
Rahang Yeoljong mengatup rapat, menghempas busurnya ke tanah, kesal karena sulit sekali untuk fokus. Anak panah sudah berserakan di bawah papan objek, tak ada satu pun yang mengenai sasaran.
Di antara riuhnya tiupan angin, terdengar suara hentakan langkah dari belakang.
"Yang Mulia." Suara berat laki-laki menyapanya dari arah belakang, bukan suara Kasim Choi, akan tetapi suara ini juga serasa tak asing.
Yeol tertegun beberapa detik, merasa tak percaya dengan dugaan di benaknya, benarkah ini suara 'dia'?
Mana mungkin.
Punggung lebar Yeoljong berbalik. Sesosok pria tegap telah berada di hadapannya, senyum Yeoljong melebar.
"Ajudan Jungjin datang menghadap, Yang Mulia!" Jungjin tertunduk memberi hormat.
Yeoljong hampir tak percaya, bagaimana bisa seseorang yang tertembus panah kemudian jatuh dari air terjun bisa selamat? Sungguh suatu keajaiban bisa melihatnya kembali dalam keadaan baik-baik saja.
Mereka duduk di sebuah bangku kayu, ditemani beberapa botol arak. Jungjin menceritakan kronologi dirinya bisa lolos dari maut.
___
Jungjin menyadari ada sesuatu yang kurang, kemudian ia utarakan kejanggalan yang terpendam di hatinya kepada rajanya, "Maaf Paduka, biasanya saat Anda latihan seperti ini, ada Opsir Nam dan Opsir Oh menemani Anda?"
Yeoljong menghela napas sejenak, menetralkan kegusaran hatinya. "Aku pun heran, beberapa hari ini, mereka tidak datang menemuiku. Padahal, ada banyak sekali tugas yang akan aku limpahkan pada mereka. Syukurlah kau kembali, sulit untuk saat ini menemukan seseorang yang bisa kupercaya. Apa kondisimu sudah memungkinkan untuk kuserahi tugas?"
"Apa pun yang Anda perintahkan, akan saya laksanakan, Yang Mulia. Saya siap menerima tugas."
"Aku ingin kau mencari keberadaan Byunwoo dan Sehyun. Bawa mereka menghadapku."
"Baik, Yang Mulia."
****
Jungjin dengan kudanya bergerak ke arah selatan Hanyang. Rumah Bangsawan Oh yang pertama ditujunya. Namun, saat tiba di pintu gerbang rumahnya, ia dapati pintunya sudah digembok.
Ada dua orang pria paruh baya dengan gat dan pakaian sutra khas bangsawan sedang bercakap-cakap tak jauh dari sana.
"Aku tidak tahu harus ke mana mencari informasi tentang Bangsawan Oh dan istrinya, mereka pergi begitu mendadak," kata pria dengan janggut panjang yang sudah hampir memutih semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clouds Chasing The Sun (TAMAT)
Historical FictionKarena pakaian yang ditemukannya di batu sungai, nasib Gong Soomin berubah total. Dia tiba-tiba saja dikenali sebagai selir raja tingkat pertama yang hilang misterius. Hal itu ternyata bukan tak beralasan, tapi memang wajah Soomin mirip dengan selir...