PART 4

286 42 1
                                    

Saat ini kelas Ayhner sedang pelajaran bahasa indonesia dengan ibu Siti. Saat sedang menjelaskan materi, tiba-tiba pintu kelas diketuk oleh seorang siswa perempuan.

Tok tok

Semua atensi kelas langsung menuju murid itu.

"Permisi, Bu, saya murid baru." ucap murid yang mengetuk pintu.

Bu Siti mengangguk mempersilahkan murid tersebut masuk.

"Silakan perkenalkan diri kamu." ucap Bu Siti

"Gue Lutfia Ayu Mahendra, biasa dipanggil Lutfi, pindahan dari Singapura." ucap murid baru itu memperkenalkan dirinya dengan senyum tipis.

Banyak murid yang memuji kecantikan Lutfi. Lutfi memiliki kulit putih, rambut panjang bergelombang warna coklat, memiliki tahi lalat dihidung mancungnya, alis tebal dan bibir pink penuh.

"Gila cakep cuy." ujar David memuji kecantikan Lutfi. Sedangkan Ayhner dan Arthur tak memperdulikannya.

"Lutfi, saya Ibu Siti, mengajar bahasa Indonesia. Sekarang kamu bisa duduk diikursi yang kosong." ucap Bu Siti memperkenalkan diri dan mempersilahkan Lutfi untuk duduk.

Lutfi mengangguk lalu berjalan menuju kursi belakang yang kosong. Setelah Lutfi duduk, Bu Siti kembali melanjutkan pembelajaran yang sempat tertunda.

*****

Bel istirahat sudah lama berbunyi, murid pun sudah memenuhi kantin untuk mengisi perut mereka. Suasana kantin masih kondusif sebelum sebuah suara terdengar, suara dari pembuat kericuhan, Alice.

"Ayhner..." panggil Alice dengan halus. Dia masuk kantin dan mendekati meja Ayhner dengan riang. Berbeda dengan orang yang dipanggil, Ayhner menutup mata dan menghela nafas berusaha sabar.

"Ayhner." ucap Alice yang kini sudah duduk manis disamping Ayhner dan memandanginya dengan binar bahagia.
Ayhner tak memperdulikan Alice, dia hanya fokus pada ponselnya.

"Ayhner, kok aku dicuekin sih?" tanya Alice dengan wajah cemberut.

"....." tak ada jawaban apapun dari Ayhner, dia tetap fokus pada ponselnya.

"Ayhner , jangan cuekin aku donggg." Alice merengek, tapi Ayhner tak ada tanda-tanda akan menanggapinya.

Alice yang kesal pun menghela napas, mata nya beralih menatap suasana kantin. Banyak yang berbisik menyindir membicarakannya karena selalu mencari perhatian dari Ayhner, tapi tak pernah direspon. Hingga tanpa sengaja pandangannya bertubrukan dengan sepasang mata yang menatapnya dingin, Alice terdiam kaku ketika melihat orang itu tersenyum miring.

Keringat dingin mulai keluar dari pelipisnya, tubuhnya terasa kaku untuk digerakkan.

Keanehan Alice dilihat oleh David, David mengerutkan keningnya melihat Alice yang terdiam kaku melihat kesatu arah. Dengan pasti David mengikuti arah pandang Alice, dia penasaran dengan apa yang dilihat Alice hingga terdiam.

Lutfi?

Kenapa Alice memandang lutfi dengan gugup, apakah mereka ada sesuatu? Pikir David.

Sekarang tak hanya David yang menyadari perubahan Alice, Arthur dan Ayhner pun sama-sama bingung melihat Alice yang terdiam kaku melihat kesatu arah, dan yang dilihatnya adalah Lutfi, murid baru dikelas mereka. Lutfi ternyata juga menatap Alice, tapi hanya terlihat pandangan dingin.

"Bukankah dia terlihat aneh?" tanya sebuah suara pada Ayhner, dia adalah Anastasio.

"Siapa?" tanya Ayhner ke Anastasio melalui batin.

AYHNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang