Setelah pertemuan Angel dengan murid baru waktu itu, Angel seperti menghindari kantin, dan selalu pulang dengan terburu-buru. Perubahan sikap Angel membuat teman dan Ayhner, kakaknya bingung. Angel bahkan tak mau cerita mengenai masalah apa yang dihadapi hingga bersikap demikian.
Brum
Brum
Lihat, Ayhner baru saja hendak mendekat ke Angel, tapi dia sudah pergi meninggalkan sekolah dengan motornya. Ayhner pun bergegas menuju motornya menyusul Angel.
"Woy! Lu mau kemana?!" teriak David yang mengejar Ayhner bersama Arthur.
"Nyusul Angel!" jawab Ayhner.
"Ikutin gak nih?" tanya David ke Arthur.
"Gausah lah. Biarin mereka menyelesaikan masalahnya sendiri, kita gak berhak ikut campur. Kita liat kondisi, baru bantu." ucap Arthur yang kemudian berbalik kembali ke gedung kelas.
David pun mengangguk dan mengikuti langkah Arthur. Benar kata Arthur, kita tak berhak ikut campur dengan urusan orang lain tanpa izin.
Kembali pada Ayhner, dia masih mengikuti Angel. Awalnya Ayhner mengira adiknya ini akan pergi ke markas atau barak, namun ternyata salah. Angel menuju sebuah danau di sebuah taman kota. Karena hari ini rabu, maka taman cukup sepi pengunjung.
Motor Angel berhenti didekat seorang laki-laki yang sedang duduk menghadap danau. Ayhner berhenti sedikit jauh dari posisi Angel, dia penasaran dengan siapa orang yang ditemui Angel, dan berusaha menguping.
Angel turun dan langsung menghampiri laki-laki itu dengan wajah datar namun terlihat menahan emosi. Terlihat jika orang itu menarik tangan Angel untuk duduk disampingnya.
Entah pendengaran Ayhner yang kurang atau memang mereka berbicara dengan bisikan. Ayhner sama sekali tidak bisa mendengar percakapan mereka.
"Itu ngobrol apa bisik-bisik sih? Apa ngobrol lewat batin? Gak ada suara sama sekali. Gimana gue bisa tau pembahasannya coba?" gerutu Ayhner dengan lirih. Ayhner berniat mendekat namun takut ketahuan oleh Angel.
Bugh
Bruk
Ayhner terkejut dengan Angel yang tiba-tiba menonjok orang itu hingga terjatuh. Terlihat tangan Angel mengepal dan raut wajahnya yang mengeras menandakan amarahnya.
Orang itu kemudian berdiri dan terlihat membersihkan pakaiannya yang kotor, lalu menatap Angel dengan senyum sinis. Kemudian bibir itu bergerak mengucap sesuatu, entah apa yang diucapkannya hingga menyulut emosi Angel dan mereka berakhir berkelahi.
Ayhner terkejut melihat hal itu, rahangnya mengeras melihat orang itu yang mendorong Angel hingga terjatuh. Dia sudah berniat mendekat sebelum sebuah suara menahan langkahnya.
"Jangan mendekat!" ucap Sio.
"Kenapa?! Ada orang yang melukai adek gue didepan gue dan gue harus diem tanpa ngelakuin apapun?!" tanya Ayhner dengan emosi.
"Lihat kegilaan adikmu, dan diam sebelum aku perintahkan. Jangan mencoba membantah!" ucapan Sio memang benar, Angel menguasai perkelahian itu, dia lebih unggul. Padahal jika dari fisik, Angel lebih kecil dari orang itu. Tapi meski begitu, bukan Ayhner namanya jika tak menurut.
Dan benar saja, kaki Ayhner terasa sangat berat, dia sudah berusaha menggerakkannya dengan sekuat tenaga, namun tak bergerak sedikit pun. Sio tentulah pelakunya.
"Lo apain kaki gue?!" marah Ayhner.
"...." tak ada jawaban dari Sio membuat Ayhner kesal dan akhirnya menurut.

KAMU SEDANG MEMBACA
AYHNER
خيال (فانتازيا)Ayhner Dizon Luther, seorang pemuda tampan yang memiliki kulit putih bersih, mata coklat, rambut hitam dan tentu saja tinggi. Ayahnya yang menjabat sebagai ketua mafia, nyatanya tak membuat Ayhner menginginkan posisi itu, jadilah sang adik yang men...