Sio dan lainnya berjalan menuju kendaraan mereka dengan keadaan berantakan. Juan masih sadar, hanya saja dia terlalu lemas untuk bergerak. Lawan mereka dipastikan bukan lawan biasa, mereka sudah terlatih. Angel, dia hanya mengalami luka kecil karena terjatuh dari gendongan Jake.
Sio menaikan Juan pada motor Jake, lalu meminta Angel dari gendongan Jake.
"Berikan!" pinta Sio.Belum sempat Jake memberikan Angel pada Sio, dua buah mobil datang. Lalu keluarlah orang-orang yang bisa ditebak sebagai bala bantuan dari penculik Angel.
Salah satu dari kumpulan itu tak sengaja meihat gambar Griffin di jaket yang dikenakan Juan. Matanya terbelalak terkejut,
"Shit, ternyata dia salah mencari lawan." Dia menggerutu pada tuan yang telah memerintahkannya. Dia jelas tahu jika kekuatan mereka tak sebanding dengan mafia ini.
"Perempuan itu tahanan tuan kami." ucap salah satu dari mereka.
Sio terkekeh sinis, lalu berjalan maju mendekati mereka.
"Tahanan hmm? Apakah kau tak salah berbicara?" tanya Sio.
"Tentu, kau Bocah, lebih baik menyerah sebelum kami menghabisi kalian." sombong orang itu.
"Benarkah? Ouuu, Bocah ini takut Paman. Bwahahahah, tak usah bercanda. Bisa kita mulai?" Sio pandai mengatur mimik wajahnya dari takut, tertawa lalu berubah menjadi dingin.
"Kau akan menyesal mengucapkan itu." ucap orang itu tanpa tahu jika salah satu rekannya sedang menggerutu mengutuknya.
"Apa yang diucapkannya itu?! Dia benar-benar ingin mati." batin orang yang melihat gambar Griffin di jaket Juan.
Perkelahian tak terelakan, semua kembali berkelahi. Juan bahkan memaksakan tubuhnya untuk kembali melawan, Angel telah sadar, dia pun ikut membantu. Dengan sadarnya Angel, itu membuat kekuatan mereka seperti menjadi lebih kuat.
Satu pelaku telah melarikan diri, siapa? Tentu saja orang yang telah tahu jika lawan mereka adalah Griffin. Apakah ada yang menyadarinya? Tentu, Angel menyadarinya.
Orang-orang itu seperti tak ingin menyerah, mereka terus menyerang Angel dkk. Juan bahkan sudah tak sadarkan diri, Angel juga memiliki satu luka lebam di pelipisnya.
"Cukup, gue gak mau adek gue luka lagi. Sio!" ucap Ayhner memerintah Sio agar menyelesaikan semuanya.
"Kau yakin? Apakah tak apa jika mereka mengetahuinya?" tanya Sio pada Ayhner, pasalnya tak semua manusia biasa mampu menahan kekuatan yang Sio keluarkan.
"Apakah itu penting sekarang?"
"Tentu, ada konsekuensi yang kau dapat jika sampai mereka tahu kau memilikiku."
"Tapi gue gak mau adek gue terluka." ucap lirih Ayhner dengan pandangan mengarah pada Angel.
"Baiklah." jawab Sio. Dia mulai memejamkan matanya, matanya mulai berubah menjadi merah kehitaman. Sesaat kemudian.
Wuss
Syuttt
Bruk
Sio selesai, lawan mereka mulai tumbang dengan wajah pucat pasi. Sio mengandalkan angin yang berhembus untuk meringankan tubuhnya, dia melesat cepat menghabisi mereka semua dengan cakar beracunnya di punggung mereka, tentu dengan kecepatan yang tak bisa dilihat dengan mata biasa. Biasanya dia mencakar tepat dileher, namun kali ini dia memilih punggung agar Jake dan Angel tak curiga. Meski dia tak yakin, dua orang ini memiliki penglihatan tajam dan insting yang kuat. Mungkin mereka akan sedikit merasakan keanehannya.
Angel dan Jake berkedip melihat lawan mereka yang tumbang dengan wajah pucat. Namun mereka menghela napas lega, karena perlawanan telah selesai.
Sedangkan Ayhner, dia sedang terpaku karena takjub dan juga bingung melihat kecepatan Sio dalam menumbangkan lawan, dan juga, efek racun yang ditimbulkan begitu cepat bereaksi. Sungguh menakjubkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
AYHNER
FantasyAyhner Dizon Luther, seorang pemuda tampan yang memiliki kulit putih bersih, mata coklat, rambut hitam dan tentu saja tinggi. Ayahnya yang menjabat sebagai ketua mafia, nyatanya tak membuat Ayhner menginginkan posisi itu, jadilah sang adik yang men...