Ayhner telah selesai diperiksa dokter, beberapa luka memang perlu dijahit, namun tak begitu parah. Edgar dan Reva bersyukur anak mereka tak mengalami luka serius.
Sedangkan Angel, pikirannya masih berkecamuk tentang Lutfi yang memesankan taksi untuk Ayhner. Sejauh dia berpikir, dia merasa otaknya tak secerdas itu untuk menebak alasan dibalik tindakan Lutfi, orang itu terlalu sulit untuk ditebak.
"Angel?" Edgar memanggil Angel yang terlihat memikirkan sesuatu. Angel menoleh dan menjawabnya,
"Yes, Dad?""Why? Ada sesuatu?" tanya Edgar pada Angel.
"Huft, Angel bingung."
"Bingung kenapa?" sahut Reva yang masuk dalam obrolan anak dan ayah.
"Gimana caranya biar tingkat kepo, Kak Ayhner ilang?" tanya Angel pada kedua orang tuanya.
Seakan terkoneksi, Edgar dan Reva langsung meminta inti pembicaraan dari ucapan Angel.
"Kak Ayhner ngepoin Lutfi, Lutfya Ayu Mahendra." jelas Angel.
Edgar yang tahu marga itu pun seketika merubah mimik wajahnya menjadi datar dan dingin, sedangkan Reva yang tidak tahu pun mengernyit bingung.
"Mahendra? Siapa?" bingung Reva.
"Aku akan menceritakannya nanti. Angel, ikut Papa! Kita ke markas sekarang!" perintah Edgar, Angel pun langsung pergi mengganti pakaiannya, sedangkan Reva yang paham jika hal tadi adalah sesuatu yang besar pun hanya bisa menunggu penjelasan dari suaminya.
Reva berjalan kembali kearah Ayhner, Reva duduk dipinggir kasur dan mengelus kepala Ayhner. Telapak tangannya ia letakkan tepat dikening Ayhner, lalu Reva memejamkan matanya.
"Anastasio, keluarlah!" Reva menggunakan telepati melalui Ren untuk meminta Sio agar keluar dari tubuh Ayhner.
Wuss
Sosok manusia tampan dengan rambut orange dan ekor dan meliuk-liuk muncul dihadapan Reva.
Reva yang melihat Sio keluarpun bertukar tubuh dengan Ren,
"Kemarikan tanganmu!" pinta Ren yang langsung dilakukan oleh Sio. Mereka berjabat tangan biasa, keduanya mulai memejamkan mata masing-masing. Sio tahu, Ren ingin melihat kejadian yang menimpa Ayhner melalui ingatannya.Sio tersentak dan tanpa sadar membuka matanya, dia merasakan emosi yang begitu besar pada Reva, ya Reva dan bukan Ren.
Ren mulai membuka matanya tanpa melepas tautan tangan mereka, Sio tersentak kembali melihat warna mata yang seharusnya berwarna amber malah berubah menjadi merah darah. Secara alami tubuh Sio sedikit merinding,
'Ini...? Aku memang tahu jika Ren kuat, tapi... apa ini? Reva?' batin Sio mulai merasakan tubuhnya bergetar.Kejadian selanjutnya sangat mengejutkan Sio, tubuh itu berbeda, wajah itu memiliki dua tatapan berbeda disetiap sisinya. Tepat dikening pun muncul tanda yang aneh, dan secara tiba-tiba tangan Sio sudah terhempas, batinnya bertanya-tanya,
"Wujud apa ini? Kekuatan ini.... kekuatan ini adalah kekuatan penghancur. Apa yang harus kulakukan, menghentikan atau membiarkan?"Disaat masih tenggelam dalam perang batinnya, Sio tak sadar jika sosok Ren telah pergi dari kamar Ayhner. Hingga dia tersadar karena lenguhan dari Ayhner, dia langsung sadar jika Ren telah pergi.
"Entah aku harus bersyukur atau malah sedih karena menjadi penjaga anak dari Reva, tuan dari Ren."
"Aku yakin, Reva bisa menghancurkan kota sendirian dalam wujud tadi."
Sio berusaha menenangkan detak jantungnya yang bagai dikejar anjing, setelah selesai dia pun kembali masuk kedalam raga Ayhner, tentu mengunci ingatannya agar Ayhner tak melihat wujud lain dari mama nya. Kenapa dikunci? Karena Sio tak yakin Ayhner sanggup melihatnya, dia bisa merasa jika manusia biasa yang melihat tentu harus merasakan sakit yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYHNER
FantasyAyhner Dizon Luther, seorang pemuda tampan yang memiliki kulit putih bersih, mata coklat, rambut hitam dan tentu saja tinggi. Ayahnya yang menjabat sebagai ketua mafia, nyatanya tak membuat Ayhner menginginkan posisi itu, jadilah sang adik yang men...