"Kau kembalilah, aku ingin bicara dengan anakku!" Reva memerintah untuk Sio kembali.
Sio memejamkan matanya, dan Ayhner pun kembali mengambil alih. Ayhner memandang Reva dengan gugup, tatapan mama nya sangat mengintimidasi.
"Selama Mama, ke Bandung, kamu kemana aja sampe bisa dapet Sio?" tanya Reva.
Ayhner pun mulai menceritakan kejadian bagaimana dia bertemu seorang kakek tua yang memberinya gelang sampai obrolannya dengan Sio malam itu. Ayhner tentu dihadiahi ceramah oleh Reva karena saat kejadian itu dia sedang sakit, dan malah keluar hanya demi bubur.
"Ayhner, denger Mama, karena kamu sekarang udah punya Sio, jangan buat kamu tinggi hati dan seenaknya. Keberadaan Sio akan membuat kamu lebih sensitif sama bahaya, jangan sampai orang lain tahu kamu ada Sio, itu akan buat orang-orang malah menyerang kamu. Paham?" Reva memberi nasihat pada Ayhner karena sekarang anaknya mengalami hal yang sama sepertinya. Reva jelas tahu bahaya yang akan datang jika orang lain tahu jika Ayhner memiliki gelang itu.
"Iya, Ma. Ayhner ngerti." jawab Ayhner dengan tersenyum, dia mendengarkan dengan baik nasihat mama nya karena dia tahu jika mama nya lebih tahu.
Reva menghembuskan napas lega,
"Tapi tetep, meski kamu udah ada Sio, kalo ada apa-apa bilang ke, Mama, atau Papa ya, sebisa mungkin meminimkan orang tahu eksistensi Sio.""Iya, Mah." Ayhner mengangguk.
"Yaudah, ayo masuk! Udah mau malem." Reva beranjak mengajak Ayhner masuk ke mansion karena matahari sudah mulai tenggelam dan langit pun semakin gelap.
*****
Hari berganti, Ayhner mulai sedikit mengetahui tentang Lutfi. Dari informasi yang didapatnya, Lutfi lahir di Indonesia tapi besar di china, tinggal dengan kakek dari umur 10 tahun. Untuk orang tua Lutfi sendiri hanya dikatakan meninggalkan Lutfi karena suatu masalah dan tak pernah kembali, tak ada yang tahu alasan pastinya.
Ayhner sendiri merasa informasi itu tak lengkap, tak ada yang memberinya setitik cahaya alasan kenapa Angel terlihat enggan dengan Lutfi.
Angel juga entah kenapa seperti menambah jadwal latihan bela dirinya, seakan mempersiapkan sesuatu. Hal ini membuat Ayhner bertambah curiga dengan Lutfi.
Seperti sekarang, Ayhner membuntuti Lutfi hingga ke rooftop. Lutfi terlihat berdiri didekat pembatas rooftop, Ayhner awalnya hanya berniat mengawasi, namun siapa sangka Lutfi sendiri menyadarinya.
"Gak sopan nguntit orang." ucap Lutfi dengan menutup matanya tanpa menghadap kearah Ayhner.
Ayhner terkejut mengetahui dia ketahuan, namun tanpa ragu juga dia berjalan dan berdiri disamping Lutfi dan memandanginya.
"Kenapa?" tanya Lutfi.
"Lo siapa?" pertanyaan penuh selidik diajukan oleh Ayhner, diam-diam juga Sio mencoba membaca batin Lutfi dan merasakan auranya.
"Lutfi. Why?" Lutfi menoleh dan menaikan sebelah alisnya seolah tak mengerti dengan pertanyaan Ayhner.
"Angel." Ayhner sengaja menyebut nama adiknya, dia ingin melihat reaksi Lutfi.
Lutfi menatap datar lalu menaikan sebelah alisnya lagi. Reaksi yang biasa dari Lutfi.
Ayhner menghela napas, dia sungguh tak menfharapkan reaksi bingung dari Lutfi.
"Ayhner." panggil Lutfi.
"Jangan ganggu gue." setelah mengucapkan itu Lutfi langsung keluar dari rooftop, ucapan Lutfi terdengar begitu datar, namun jelas itu adalah peringatan.
![](https://img.wattpad.com/cover/313378921-288-k129371.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AYHNER
FantasyAyhner Dizon Luther, seorang pemuda tampan yang memiliki kulit putih bersih, mata coklat, rambut hitam dan tentu saja tinggi. Ayahnya yang menjabat sebagai ketua mafia, nyatanya tak membuat Ayhner menginginkan posisi itu, jadilah sang adik yang men...