PART 30

146 14 11
                                    

Disebuah keramaian kota, orang-orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing tak peduli dengan lainnya. Mungkin, sebagian orang menyukai keramaian dimana tak ada yang mengenal mereka. Seperti perempuan ini yang begitu tenang duduk di kursi pinggir jalan raya memandang orang dan kendaraan yang berlalu lalang, tapi jika diperhatikan, pandangan mata nya begitu hampa.

Jderrr

Suara gemuruh mulai terdengar. Langit hari ini abu-abu, pertanda sebentar lagi akan turun hujan. Lalu, apakah perempuan itu peduli? Jawabannya tidak.

"Nona, sebentar lagi hujan turun. Tidakkah sebaiknya kita pergi mencari tempat lain agar tidak kehujanan?" bahkan ucapan bodyguardnya pun tak ia pedulikan.

Dia menatap langit yang sepertinya mendukung dia, "Pergilah, jangan ganggu diriku." ucapnya.

Tanpa kata, bodyguard itu pergi menjauh namun tetap menjaga nonanya dari kejauhan.

Gemuruh terus berbunyi, hingga tak lama hujan pun turun mengguyur kota. Semua orang berlari mencari tempat berteduh, tapi perempuan itu justru tersenyum menikmati sensasi guyuran air hujan.

Siapa dia? Alice. Setelah membuat kerusuhan di Indonesia, Alice pergi ke luar negeri, tepatnya ke Boston. Kenapa ke Boston, tentu saja dia memiliki urusan disini, dan juga ingin sedikit mengenang cerita dari kota ini.

Hujan salah satu cara yang sering digunakan untuk menyembunyikan air mata, seperti Alice. Siapa sangka, bibir itu tersenyum, tapi mata itu mengeluarkan sebuah cairan bening.

Kilasan memori-memori yang berada di otaknya mengenai kota ini berputar bak sebuah film.

"Mama, ayo kita ke taman."

"Hari ini akan turun hujan, mama tau kamu alasan ke taman biar bisa main hujan kan?"

"Enggak kok."

"Gak ada main hujan ya, mama gak mau tau. Hari ini gak ada ke taman."

"

"Mama, Alice mau main sama mama."

"Hari gak bisa sayang, Mama harus pergi ke rumah sakit."

"Isshhh"

"Mama dokter sayang."

"Alice gak suka, Mama jadi gak mau main lagi sama Alice."

"

"ALICE!!!"

"Maaf Pa.."

"Jangan pegang benda tajam ya, bahaya, nanti kamu luka."

"

"Kamu kapan sembuh sih? Gak capek apa tidur terus?"

"Capek Kak, aku pengen main."

"Yaudah kalo gitu kita keluar yuk, aku punya mainan baru dari papa."

"Ayuk!!!"

"

"Hikss..."

"Apa-apaan kamu Alice! Kamu tau kan Ayu lagi sakit, kenapa kamu bawa dia keluar hah?!"

"Maaf Ma,"

"Lihat sekarang, kondisi Ayu drop gara-gara kamu!"

"Stop! Jangan lagi salahin Alice. Dia memang salah, tapi apa perlu sampai membentaknya. Dia anakmu!"

"

Kilasan memori itu terus berlanjut hingga suara isak tangis Alice mulai keluar. "Hiks..." Kilasan memori itu membuat air mata Alice mengalir deras.

AYHNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang