PART 26

126 12 20
                                    

Brumm

Jacob tiba di area mansion Luther dan berhenti sedikit jauh dari area perkelahian, untung saja mansion Luther ini memiliki area tersendiri, sehingga penyerangan ini tak mengganggu warga lain.

Saat tiba, pemandangan yang terlihat adalah sudah banyak yang tumbang. Mata Jacob meneliti sekitar, kemudian dia tersenyum simpul. Dia bisa membedakan mana orang-orang Alice, dan mana yang bukan.

"Selalu jadi pengatur strategi terbaik." monolognya. Melihat jika kebanyakan yang tumbang adalah orang yang dibawa Alice, Jacob yakin jika Lutfi lah yang mengatur rencananya. Jacob pun mengeluarkan senapannya dan mulai menembak dari jarak jauh.

Saat sedang asik menembak, Jacob melihat sebuah mobil yang menyingkir beberapa meter dari area penyerangan. Jacob pun memakai kacamata pemindainya, kacamata ini digunakan untuk melihat dalam gelap dan juga memperbesar objek yang jauh.

"Ahhh, dia gak ikut nyerang ternyata." dari kacamata, terlihat jika Alice dan supirnya berada di dalam mobil dan memantau.

Tiba-tiba pikiran jahil melintas, dia pun memasang peredam pada senapannya, lalu menargerkan ban mobil itu.

"Pulang dorong mobil lo, rasain itu." monolog Jacob setelah berhasil menembak dua ban mobil. Setelahnya dia kembali menembak membantu lainnya.

*****

Kita kembali ke sisi Lutfi, dia sudah memerintahkan semua untuk keluar menyerang. Hanya beberapa orang yang masih setia di menara untuk menembak dari atas, termasuk dia dan Ayhner.

Lutfi masih ingin bermain sedikit, tapi melihat wajah lelah bodyguard Luther, akhirnya dia memutuskan menjalankan rencana terakhir.

"Kalian semua!" ucap Lutfi melalui alat penghubung. Dia menjeda sebentar, lalu kembali berucap, "Keluarkan gas bius kalian....sekarang."

Uhuk uhuk

Bruk

Bruk

Setelah perintah terakhir Lutfi keluar, semua langsung mengeluarkan gas bius dan menyebarkan ke semua sisi, sebelum itu mereka tentu langsung menutup rapat wajah mereka. Karena gas ini bisa bereaksi lewat mata, hidung, dan mulut, gas ini membuat korban merasa perih jika terhirup atau sampai masuk mulut dan mengenai mata, tak lama mereka akan tertidur dan lumpuh sesaat. Gas ini membuat mereka tertidur selama dua jam dan empat jam lumpuh.

Satu per satu orang-orang Alice mulai tumbang dan tergeletak di jalan. Para bodyguard Luther langsung menghempaskan napas lega dan lelah mereka, akhirnya selesai juga. Mereka pun membuka penutup wajah mereka dan memandang orang-orang yang tergeletak itu. Terlihat begitu banyak, mereka tak menyangka sanggup mengalahkan mereka mengingat saat awal mereka kalah jumlah. Dalam hati mereka memuji kecakapan Lutfi dalam mengatur strategi dan menuntun mereka selama perkelahian tadi.

Tak jauh berbeda dengan Ayhner, dia menatap Lutfi dengan senyum tipis, dia kagum.

Kemudian mereka turun dan keluar bergabung dengan yang lainnya.

"Nona, kita berhasil." ucap salah satu bodyguard pada Lutfi.

"Padahal kita kalah jumlah. Nona hebat dalam mengatur rencana." puji yang lainnya.

Sedangkan Lutfi sendiri tak terlalu mendengar pujian itu, matanya terkunci pada sebuah mobil yang tadi dinaiki Alice berada di pinggir jalan menepi dari area penyerangan. Mobil dengan plat khusus, Lutfi sepertinya tahu jika orang di dalam mobil itu telah pergi dan sengaja meninggalkan mobil itu.

AYHNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang