Kohaku mengawasi dari atas pohon, mengamati para musuh.
Prajurit yang di depan mengecek jebakan tali, di belakangnya pemimpin mereka mengawasi bagian atas dan depan, petugas komunikasi mereka menjaga bagian samping, sedangkan yang lain mengawasi bagian belakang.
Semua memiliki peran. Mereka tidak punya satu celah pun untuk di eksploitasi!
"Yah, kita menghadapi petarung profesional dari abad 21."
"Tsukasa!"
"Saat kau lari seperti orang kesetanan tadi, ku pikir otak mu sudah hilang. Tapi, melihat mu menaksir kekuatan musuh dan tidak langsung terjun ke pertempuran. Ternyata kau masih punya otak."
"Hyouga!"
Dua orang petarung terkuat mereka sudah sampai di belakang Kohaku, gadis pirang itu bernafas lega melihat kedua rekannya.
"Pelatihan mereka sudah mempersiapkan untuk segala situasi, dalam pertarungan nyata kita hampir mustahil menang." Kata Tsukasa.
"Tapi, kita juga sudah siap."
Dengan tombaknya Hyouga mengambil ujung tali, Tsukasa di belakangnya menyambut lalu menariknya. Jebakan pemutar rekaman milik Chrome sebelumnya yang sudah di siapkan ulang, menyala.
Ryusui dan Ukyo merekam suara senapan di mikrofon.
"Suaranya terlalu lemah untuk tembakan." Kata Ukyo.
"Kenapa? Kita kan merekam aslinya?" Chrome bertanya heran.
"Kadang memakai suara asli bukanlah pilihan terbaik. Contohnya saat membuat efek suara dalam film, bukannya memakai suara ombak di laut. Mereka justru merekam suara pasir yang di desirkan di wajan." Jelas Ukyo.
"Benar. Jadi, bagaimana kalau kita banting wadah plastik ini?"
Senku memukulkan gelas plastik di dinding, menimbulkan bunyi yang cukup kuat. Ukyo menyambut baik ide, ia langsung merekam dan mengubahnya sedikit.
Suara seperti tembakan terdengar, mengejutkan tim Stanley. Mereka langsung terbagi dua, antara yang tetap diam untuk melawan balik dan tim yang menyerang musuh.
"Kalau begitu ini kesempatan kita untuk menyelematkan mereka!" Kata Kohaku.
"Itu tetap sulit karena ada Stanley, di tambah dia tidak melepaskan pandangan dari (Y/N). Itu membahayakan nyawa." Tsukasa mengangkat tangannya, memberi tanda agar Kohaku berhenti.
"Yang lebih penting, kita harus hancurkan transceiver musuh. Jika kita memutuskan komunikasi mereka, sambil tetap mempertahankan komunikasi kita sendiri. Itu bisa jadi awal kemenangan." Hyouga menjelaskan.
"Kita tidak bisa melakukan apapun pada Xeno, karena ada sandera di kota jagung." Tambah Tsukasa.
"Benar. Jadi, jika kita putuskan komunitas mereka. Kita bisa santai memotong tangan dan kaki Xeno satu persatu, sampai Stanley menyerah."
Kohaku berkeringat dingin mendengar Hyouga, sedangkan Tsukasa tercengang dengan wajah datarnya. Setelah sadar, Kohaku mengingatkan kembali tentang masak sandera di depan mereka.
"Kalau pengorbanan nyawa bisa membawa kemenangan, itu opsi yang bisa di pertimbangkan." Hyouga menjawab santai.
"Hm, mengambil opsi itu atau tidak masih belum di putuskan." Kata Tsukasa.
Walaupun terpaksa, (Y/N) tetap harus selamat!
Mereka mengabaikan omelan kesal Kohaku, dua orang itu kembali menyusun rencana. Sesaat kemudian Maya, prajurit Stanley sudah menyadari keberadaan mereka dan mengambil pedangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always You (Senku x Reader) √
FanficFanfic Ishigami Senku x Reader "Pada hari itu, seluruh umat manusia berubah menjadi batu!" Bagi (Y/N) mendampingi Senku hingga berhasil mewujudkan keinginannya adalah yang terpenting, dia akan menunggu hingga berapapun lamanya. Sedangkan bagi Senku...