Setelah percobaan yang kesekian, satelit akhirnya berhasil meluncur dengan lancar menuju luar angkasa. Dengan kesuksesan ini, tim Senku akan fokus membuat teleskop angkasa dan roket berawak untuk pergi ke bulan nanti.
"Di dunia batu ini, percobaan peluncuran yang tidak terhitung jumlahnya ini. Harus menggantikan roket berskala kecil, terlalu besar juga tidak mungkin." Kata Chrome.
"Tapi, roket bulan dua kali perjalanan yang akan kita buat. Akan berukuran lima kali lebih besar dari yang lain, setidaknya itu perhitungan Sai." Suika menjawab.
Mereka berdua menatap (Y/N) yang masih diam, wajahnya begitu serius. Dengan berangkatnya satelit maka tidak lama teleskop angkasa juga akan di luncurkan, itu berarti waktu mereka semakin menipis.
°°°
Dengan satelit, globe abad ke 58 telah di perbarui. Perseus juga semakin banyak untuk menjelajahi berbagai negara.
Langkah selanjutnya teleskop angkasa di luncurkan, Kohaku sejak itu tidak lepas dari layar TV untuk memeriksa permukaan bulan.
(Y/N) mengabaikan keributan di luar karena teriakan Kohaku bahwa dia menemukan Why-man, Suika yang mengintip di jendela.
"Syukurlah, kita menemukan Why-man. Sekarang di mulai rencana perjalanan sekali perginya, kita bertiga gagal." Suika menahan tangis.
Chrome berkeringat dingin, matanya melirik (Y/N) yang gemetar selagi menulis, di antara mereka bertiga tentu gadis itu yang begitu ketakutan kehilangan Senku.
Suara-suara dari Kakek Kaseki dan Ryusui yang merencanakan roket semakin terdengar, (Y/N) menutup mata erat.
"Terlalu besar.. terpisah.. di satukan.." (Y/N) bergumam, dia mendadak membuka lebar matanya. Saat mengangkat kepalanya dia bertemu pandang dengan Chrome yang sepertinya memiliki pemikiran yang sama dengannya.
"Sepertinya kita tahu apa yang harus di lakukan!" Chrome bergegas berdiri, mengambil kertas lain lalu menarik (Y/N) dan Suika pergi menemui Sai.
"Sepertinya ini bukan penemuan baru, entah benar atau tidak. Kita katakan saja pada mereka." (Y/N) berkata lembut.
"Yah. Tidak perduli mereka tahu atau tidak, kita katakan saja! Pasti ada cara mewujudkan roket ini!" Chrome membalas semangat.
Suika mengangguk setuju, menggulung kertas besar di hadapan.
°°°
Keesokan harinya, konferensi sains besar-besaran di adakan. Terbagi dua meja yang di isi Senku dan Xeno, salah satunya di isi Suika dan Chrome.
"Apa ini?" Senku bertanya malas, sedangkan Xeno tersenyum sinis saja.
"Oke, dengar baik-baik!" Chrome menghentikan keributan.
"Jadi- tunggu, mana (Y/N)?" Sadar salah satu teman seperjuangan mereka tidak ada, Chrome melihat ke sana kemari.
Senku yang mendengar nama (Y/N) kali ini ikut kaget, aneh saja mendengar nama kekasihnya di sandingkan dengan konferensi sains.
"Di sini! Di sini! Mulai saja Chrome!" (Y/N) melambai dari bawah, tidak berniat ikut naik.
"Baiklah!" Chrome melanjutkan ucapannya untuk menolak roket sekali perjalanan, meski di protes Gen dan dua ilmuwan. Ia tetap menarik turun kertas besar berisi rancangan roket.
"Kami membaginya menjadi lima bagian dan meluncurkan satu persatu, lalu tempelkan di angkasa dan menyatukan semuanya!"
Yang lain menampilkan wajah kaget yang aneh, berbeda dari Senku dan Xeno.
"Stasiun angkasa yang Byakuya naiki juga sebenarnya terpisah seperti itu, lalu di satukan di angkasa." Senku berkata perlahan.
"Mereka sudah tahu." (Y/N) bergumam, tersenyum kecil.
Sejujurnya ini tidak terlalu mengejutkan..
"Sesuai dugaan (Y/N), kalian sudah tahu itu!" Chrome berteriak, Suika juga ikut sedih di sampingnya.
Kedua ilmuwan menatap (Y/N), Senku mengangguk pelan. Ia menopang wajahnya dengan tangan sambil berbicara.
"Xeno dan aku sudah 10 milyar persen memikirkannya. Rencana yang sangat konyol." Senku melirik Xeno.
"Kesulitan fatalnya adalah rancangan. Kebetulan aku punya rancangan roketnya tetapi, jumlah komponennya akan mencapai jutaan." Jelas Xeno.
"Dengan kata lain jika semua umat manusia bersatu dan merancang jutaan komponen itu, berarti kemungkinan kita bisa mendapatkan roket tersebut, iya kan?" Ryusui menyeringai, melirik (Y/N) yang memberi senyum terima kasih padanya.
Chrome dengan menangis meminta semua orang di sana memberi pendapat mereka.
"Kerajaan sains! Ayo, kita bekerja sama! Kalian mau melakukannya, kan?!"
Senku tersenyum miring, berbisik pada Xeno yang tersenyum mengerti.
Voting di lakukan, Sai yang mengerjakan programnya. Masing-masing orang memilih antara perjalanan sekali pergi atau perjalanan pulang pergi.
"Hasilnya sudah keluar."
Semua menunggu dengan gugup, (Y/N) bahkan hanya diam saja di tempat.
"Pemenangnya.. perjalanan pulang pergi!"
Chrome yang paling keras berteriak senang, di susul teriakan yang lain.
Di antara mereka, (Y/N) terduduk lemas. Tidak mengeluarkan suara apapun, rasanya lega sekali mengetahui Senku tidak akan terjebak di bulan.
"Mulai sekarang ini akan sangat sulit." Kata Senku.
"Suika juga sudah bekerja keras, aku pasti akan berguna!" Seru Suika.
Sai memeriksa hasil masing-masing voting, tidak ada satupun orang yang memilih perjalanan sekali pergi. Dia menunjukkan diam-diam pada (Y/N).
"Syukurlah, tidak ada yang ingin kehilangan siapapun." Kata (Y/N).
°°°
Siang itu mereka beristirahat, sebelum Senku mulai berteriak tentang sains gila lainnya. Dia mendekati (Y/N) yang duduk sendirian.
"Itu alasan kamu suka menghilang?" Senku duduk di sampingnya.
"Iya, ini awalnya ide Chrome. Aku hanya mencoba membantu." (Y/N) bersandar di di sandaran kursi.
Senku menatap lama, tangannya secara perlahan memeluk kekasihnya. (Y/N) tersentak kaget pada awalnya, barulah kemudian sedikit tenang.
"Kenapa tadi tidak ikut naik?"
"Aku tidak mau jadi ilmuwan."
Senku tertawa, memeluk gadisnya semakin erat di dadanya. Mencium pipinya lembut, semakin merah si gadis semakin semangat dia menciumi wajahnya.
"Gawat sekali. Sekarang aku benar-benar jatuh terlalu dalam pada mu."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always You (Senku x Reader) √
FanficFanfic Ishigami Senku x Reader "Pada hari itu, seluruh umat manusia berubah menjadi batu!" Bagi (Y/N) mendampingi Senku hingga berhasil mewujudkan keinginannya adalah yang terpenting, dia akan menunggu hingga berapapun lamanya. Sedangkan bagi Senku...