Chapter 65

2.7K 431 39
                                    

Patung batu Xeno sudah ada di hadapan, dari gerak gerik Senku sangat terlihat dia akan membangkitkan mentor sainsnya itu.

"Aku mau menendangnya." (Y/N) menatap tidak senang Xeno.

"Kalian tidak pernah akur.." Senku berkata maklum.

Meski begitu, dia tetap menuangkan cairan kebangkitan tanpa ragu sedikitpun pada Xeno.

"Kau yakin mau membangkitkan Dr. Xeno?" Chrome bertanya sedikit panik.

"Tidak masalah selama kita tidak membangkitkan Stanley." Kata Tsukasa.

Retakan mulai terjadi, Xeno sudah kembali bangkit. Menyeringai mengerikan.

"Cahaya pembatuan! Ku beri tahu kalian, sangatlah elegan! Sains telah melanggar hukum alam!"

"Menyebalkan!" (Y/N) bergumam, memandang sinis pada Xeno yang tersenyum tidak kalah sinis padanya. Sedangkan Senku menghela nafas melihat interaksi pertama mereka.

"Tunggu dulu! Apa maksudnya melanggar?! Bukankah bagus jika tidak ada yang mati lagi?!"

Chrome yang awalnya ingin berlari untuk menyampaikan pada yang lain, langsung di tahan Tsukasa.

"Tidak bisa mati, itu mengerikan. Bahkan mungkin lebih menakutkan dari mati itu sendiri."

"Iya, lama kelamaan dunia akan di penuhi orang-orang tua. Sudah jelas pasti akan terjadi peperangan, memperebutkan sumber makanan." Tsukasa menghentikan setiap katanya.

"Manusia mengambil alih peran Tuhan. Memutuskan siapa yang berhak hidup dan tidak, siapa yang harus di bangkitkan ataupun tidak." (Y/N) berkata perlahan.

Mendengar perkataan Tsukasa dan (Y/N) yang menakutkan, Chrome langsung merinding. Xeno mengejek gadis itu karena tumben sekali bijak, menyebabkan Senku sekali lagi melerai mereka berdua.

"Yah, sampai kita tahu rinciannya. Menurut ku kita jaga di antara kita berlima saja." Kata Tsukasa.

"Jika kita mendominasi sains ini, kau bisa menjadi diktator sepenuhnya. Tapi, pasti ada alasan kau mengambil resiko dengan memberi tahu ku." Xeno melirik pada Senku.

Anting yang dulu di pakai Kohaku di pulau harta tergantung di jari Senku, menyerahkan pada Xeno. Ilmuwan mantan NASA itu memasangnya, menyadari suasana yang masih hening.

"Aku sudah mengatur frekuensinya agar bisa mendengar sinyal dari bulan." Senku menjelaskan.

"Selama manusia bergerak di bumi, dia berusaha membatukan semua orang. Saat ini sebagian besar manusia masih membatu, karena itu masih hening." (Y/N) berkata bangga.

"Ilmuwan profesional masa tidak tahu." Sekali lagi gadis mungil itu menyulut api permusuhan.

"Biarkan aku membuangnya ke laut, Senku." Xeno berdecih kesal.

"Hentikan kalian!" Senku memegangi kepalanya yang pusing.

Memastikan kedua orang itu kembali akur, barulah Senku kembali berbicara.

"Nah, dr. Xeno. Jika kau tidak setuju dengan kesepakatan ini-"

Belum selesai dia berbicara, Xeno sudah menyela.

"Aku ingin bicara langsung dengannya. Kita tidak punya pilihan selain pergi ke bulan."

°°°

"Semua serangan Stanley Synder. A, itu tindakan yang salah dalam perang. B, percobaan pembunuhan." Ryusui memberi pilihan pada semua orang.

Ukyo dan Gen memberi perwakilan mereka akan memilih A, sebagai ganti kartu untuk Xeno.

"Sebagai ganti kartu itu, NASA Xeno bekerja sama dengan penuh dalam pembuatan roket. Sungguh kesepakatan yang elegan."

It's Always You (Senku x Reader) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang