Chapter 17

4.4K 707 12
                                    

Suika berjalan riang di antara Senku dan (Y/N), tangan kirinya di gandeng oleh (Y/N). Senku berada di sisi lain mengawasi mereka berdua yang saling bercanda.

Suika tidak berhenti tertawa mendengar lelucon (Y/N), Senku ikut menimpali membuat dua perempuan di sampingnya semakin keras tertawa. Mereka masing-masing membawa keranjang berisi bahan makanan.

Mereka sampai dan melihat Kohaku sedang melatih Kinrou dan Ginrou. Chrome memandangi mereka dari atas gudang.

"Jujur saja, Chrome. Kamulah yang ingin ku latih tapi, yang memungkinkan mengalahkan Magma adalah mereka berdua. Maafkan aku."

(Y/N) meminta Suika mengawasi masakan sementara dia menuju ke gudang. Baru saja dia ingin berbicara, Senku dengan kurang ajarnya sudah mengejek Chrome.

"Dia meminta maaf, karena tahu kau mencintai Ruri! Walau kau mencintainya, Kinrou atau Ginrou akan menikahi dia! Kuku.. aku kasihan pada mu, Chrome!"

"Kau tidak perlu menjelaskan sedetail itu." Kohaku berkata lirih.

(Y/N) memandang sedih pada Chrome yang terlihat mengingat masa lalu.

"Tidak masalah. Menyembuhkan Ruri dan membuatnya menjalani hidup yang bahagia, aku sudah cukup. Karena aku Chrome, si ilmuwan jenius!"

Kohaku dan (Y/N) tersenyum, Chrome meloncat turun dan mengejar Senku. Menetapkan dirinya adalah ilmuwan bukan penyihir.

"Seseorang yang tulus pasti mengutamakan kebahagiaan orang yang dia cintai, melupakan perasaan miliknya sendiri." (Y/N) berkata lembut, melihat betapa besar perasaan Chrome untuk Ruri.

Matanya memandang pada dua ilmuwan di depan sana. Kohaku menepuk bahu gadis di sampingnya.

"Ya. Aku tahu siapa lagi yang memiliki perasaan setulus itu." Seusai mengatakan itu, dia kembali melatih Kinrou dan Ginrou.

(Y/N) terdiam. Kembali memandang Senku.

Seandainya aku memang setulus itu, Kohaku.

°°°

"Suika?"

(Y/N) berteriak melihat Senku menarik topi semangka Suika, Kohaku memarahinya.

"Suika, kamu manis sekali!" (Y/N) dan Kohaku memandang gemas pada wajah Suika.

Suika mengerutkan wajahnya, membuat yang lain kembali berteriak.

"Mata Suika selalu kabur. Saat Suika berusaha melihat, wajah Suika jadi seperti ini. Tapi, Suika jadi bisa melihat dengan jelas saat memakai ini." Suika memasang kembali topi semangkanya.

Di saat Senku menjelaskan tentang efek pinhole, (Y/N) memberi beberapa pertanyaan pada Suika.

Rabun dekat yang parah, ya.

"Suika, ini bukan penyakit. Ini namanya rabun dekat, dulu banyak orang seperti Suika. Mereka memakai kacamata."

Suika tersentak. Kagum mendengar penjelasan dari (Y/N).

"Suika ingin sekali melihat dunia. Tanpa mata rabun ini, Suika ingin sekali melihat kalian semua."

Melihat Suika menangis, (Y/N) segera memeluknya. Mengatakan mereka pasti akan membuat kacamata.

°°°

Mereka sudah mengumpulkan pasir silika sebagai bahan mentah kaca. Dan menggilingnya sampai halus.

It's Always You (Senku x Reader) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang