Sai Route.
Suara-suara bidak catur memenuhi ruangan, walau ada dua orang di sana. Hanya Sai yang bermain catur, gadis di depannya masih hanyut dalam pikirannya sendiri, memainkan bidak raja putih di tangannya.
"(Y/N), bidak mu sisa raja."
Tersentak kaget, (Y/N) menyadari semua bidaknya sudah di makan oleh Sai. Laki-laki itu bermain sendirian selagi dia melamun.
"Maaf, Sai."
Sai tersenyum mengerti, mengambil bidak raja putih di tangan (Y/N) dan memberi isyarat bahwa dia menang.
"Seandainya mesin waktu sudah selesai.. apa kamu akan menemui diri mu yang ada di masa lalu?" Sai bertanya pelan, menyusun kembali bidak catur.
Sunyi. (Y/N) memalingkan wajah, lalu kembali menghadap Sai.
"Aku.. tidak tahu.."
"Mungkin.. aku hanya akan berkata pada 'dia', agar selalu siap dengan perpisahan.."
Suara bidak catur kembali terdengar, Sai bermain cepat tanpa berpikir, sebenarnya dia hanya bermain asal tanpa peraturan. (Y/N) mengamati dalam diam, hingga hanya tersisa bidak ratu putih dan bidak raja hitam.
"Katakan padanya untuk menunggu hingga sampai di India." Sai mengangkat kepala, bertemu pandang dengan (Y/N) yang tiada bereaksi.
"Seseorang di sana tidak akan pernah memberikan perpisahan."
Sang gadis mengalihkan pandang ke bawah. Terdiam sejenak, mengambil nafas dalam-dalam.
"Ku rasa itu juga hal yang benar." Gumam (Y/N).
"Sudah terlalu lama.. mau membuka kembali hati mu untuk ku?" Raja hitam di angkat, Sai menunggu jawaban dari (Y/N).
Gadis itu memandang bergantian antara bidak dan Sai. Selama bertahun-tahun ini, programer tersebut lah yang menemaninya.
"Aku tidak mau menyakiti mu."
Menggelengkan kepala, Sai memindah posisi duduk ke samping (Y/N).
"Tidak akan ada yang menyakiti ku. Pelan-pelan saja (Y/N), seiring berjalannya waktu kita akan terbiasa."
"Terima lah aku, (Y/N).."
Dalam hatinya Sai tahu bahwa (Y/N) hanya sulit menerima perasaan baru setelah kegagalan besarnya. Menghukum dirinya sendiri dengan kebingungan tersebut.
"Jangan menyesal, Sai.." (Y/N) mengambil bidak ratu putih, menyatukan dengan raja hitam di tangan Sai.
Entah bagaimana perasaan tenang dan lega mendadak memenuhi hatinya, (Y/N) menggenggam semakin erat tangan Sai. Tanpa sadar tersenyum lembut.
"Aku tidak akan pernah menyesal."
Sebelah tangan Sai memeluk pinggang (Y/N), menempelkan wajahnya pada puncak kepala si gadis. Menciumnya di sana.
Tak lama kehebohan besar terjadi di kerajaan sains setelah mengetahui hubungan mereka, bertambah heboh setelah tahu itu terjalin lama.
Ryusui dan Francois sendiri sudah tahu lebih dulu. Alasan kenapa Ryusui sering kali suka memanggil (Y/N) dengan tambahan Kakak.
Mungkin hampir semua orang terkejut dengan fakta tersebut, terkecuali satu orang selain Ryusui dan Francois.
Senku tidak bereaksi apapun saat keributan, dia sudah tahu hubungan itu dari awal. Karena dia berada di balik pintu ruangan Sai saat pengakuan terjadi.
Terbesit di pikirannya, seandainya saat itu dia memaksa masuk. Apa mungkin dia yang saat ini tetap menggenggam tangan sang gadis?
Xeno Route.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always You (Senku x Reader) √
Fiksi PenggemarFanfic Ishigami Senku x Reader "Pada hari itu, seluruh umat manusia berubah menjadi batu!" Bagi (Y/N) mendampingi Senku hingga berhasil mewujudkan keinginannya adalah yang terpenting, dia akan menunggu hingga berapapun lamanya. Sedangkan bagi Senku...