Ayah.. Mama..
Sudah bertahun-tahun sejak kalian pergi. Sekarang akan aku ceritakan sesuatu tentang kalian pada kalian..
Mama, ini cerita Ayah ketika ia di tinggalkan oleh mu dahulu.
Dahulu ku pikir, Ayah telah melakukan kesalahan besar. Saat kami tahu Mama sudah tiada, aku bertanya-tanya kenapa Ayah tidak memakai Medusa untuk membatukan dan membangkitkan Mama kembali?
Kenapa Ayah memilih diam dan memandang Mama tanpa emosi apapun?
Untuk pertama kalinya aku begitu marah padanya, menggunakan nada tinggi saat berbicara. Sedangkan Ayah hanya menunduk saat itu, tidak membalas apapun.
Kejadian itu adalah penyesalan terbesar ku.
Aku meninggalkan Ayah sendirian di rumah kalian dan pulang, berharap Ayah akan sadar dan menghidupkan kembali Mama.
Di rumah dia memarahi ku sembari menangis, memegangi perutnya yang kian membesar.
"Kenapa meninggalkan Ayah sendirian? Kenapa kamu marah padanya?! Kita mungkin kehilangan Mama tapi, Ayah.. dia kehilangan istrinya.."
Aku bodoh, iya kan, Mama?
Seandainya bukan Paman Chrome yang memberi tahu, mungkin selamanya aku tidak akan tahu.
Bagaimana Ayah menangis sendirian di kamar kalian. Memanggil nama Mama berkali-kali dengan putus asa, dengan foto Mama di depannya.
Dan bodohnya, aku malah berkata kalau dia tidak sedikit pun merasa kehilangan Mama. Bersikap seolah, hanyalah aku yang sangat kehilangan.
Aku lupa jauh sebelum aku lahir, kalian sudah bersama bertahun-tahun sebelumnya.
Pada akhirnya, Ayah menjawab pertanyaan ku saat aku datang seminggu setelah kepergian Mama. Alasan kenapa Ayah memilih melepas Mama.
"Kematian itu menyakitkan. Siapa yang mau di tinggalkan untuk selamanya? Siapa yang mau menjalani hari yang berbeda dari yang biasanya?"
"Tetapi, menghindari kematian itu lebih mengerikan. Bumi ini tidak cukup kuat untuk menopang manusia-manusia yang tidak ingin mati. Dia sendiri tidak pernah meminta untuk tetap di hidupkan, bahkan di sisa nafas terakhirnya."
Saat itu Ayah tersenyum pada ku. Wajahnya yang lelah baru bisa ku lihat jelas, di balik senyumnya, Ayah menyembunyikan kehilangan yang sangat besar.
"Kematian adalah akhir dari kisah manusia. Saat kematian datang, itulah tanda selesainya semua cerita. Karena akan banyak manusia lain dan kisah lain yang akan lahir."
"Kisah (Y/N) sudah selesai seminggu yang lalu. Dia sudah menggoreskan tanda tamat miliknya.."
Yang aku ingat setelah itu, hanyalah memeluk Ayah yang menangis.
Kematian telah merebut kekasihnya dalam sekejap mata.
Tapi, kita tahu betapa kuatnya ilmuwan kita itu. Dia menghabiskan waktu dengan sains dan kami, Ayah menolak saat aku ingin mengajaknya tinggal bersama atau berpindah kembali ke rumah.
"Untuk apa? Aku masih bisa makan tanpa di suapi."
Sifat menyebalkan dan sombong Ayah tetap sama saja, seandainya Mama melihat wajahnya saat itu. Pasti Mama akan melemparnya dengan bantal.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always You (Senku x Reader) √
FanficFanfic Ishigami Senku x Reader "Pada hari itu, seluruh umat manusia berubah menjadi batu!" Bagi (Y/N) mendampingi Senku hingga berhasil mewujudkan keinginannya adalah yang terpenting, dia akan menunggu hingga berapapun lamanya. Sedangkan bagi Senku...