"Serahkan masalah material pada ku!"
Chrome siap berlari, bersemangat untuk menambang material baru. (Y/N) memberikan persediaan makanan untuknya.
"Kembali sebelum tahun baru minggu depan!" Senku berteriak.
"Hati-hati, Chrome!" (Y/N) melambaikan tangannya.
Kakek Kaseki menanyakan projek terbaru mereka pada Senku, ingin mengejutkan Chrome saat dia pulang nanti.
"Kita akan membuat bagian dari komputer. Gerigi listrik, vacuum tube."
Senku menjawab, ekor matanya melirik (Y/N) yang mulai bergerak. (Y/N) sendiri sudah berbalik. Siap untuk pergi, mencari tahu apa dia bisa membantu Ruri di desa.
"Siapa yang mengizinkan mu pergi?"
Mendengar peringatan dari Senku, (Y/N) berhenti dan kembali berdiri di sampingnya. Menonton Kakek Kaseki bekerja, dia tidak bisa membantu hanya belajar dari melihat.
"Tadi malam semua masalah sudah selesai, huh?" Gen berbisik dari belakangnya.
"Begitulah. Sekarang dia melarang ku menjauh dari area kerajaan sains."
Padahal dia masih mau membantu di desa, (Y/N) mengingat Senku menahannya tadi pagi. Hingga sekarang dia masih terjebak di sini.
Sudahlah. Anggap saja sebagai ganti kami berpisah selama dua bulan.
Suara bola lampu retak mengagetkan mereka semua. Suika bertanya-tanya melihat bagian dasarnya pecah.
"Apa itu tidak bisa menahan panasnya?" (Y/N) bertanya entah pada siapa.
"Kawat besi yang menghancurkan kaca perlahan memuai akibat panas dari pembakaran fosfor. Jadi, kacanya pecah akibat dari pemuaian tersebut."
"Memang tidak ada yang berhasil dalam sekali coba." Kakek Kaseki berkata lirih.
Mereka kembali bekerja hingga malam, Senku mencoret-coret entah apa. Dia bersandar pada (Y/N) yang gemas melihat wajah seriusnya.
Aku mau mencubitnya, mengemaskan sekali!
°°°
Chrome akhirnya pulang, dia menunjukkan tembaga di tangannya. Senku langsung mengambil tembaga, mengabaikan Chrome, kemudian mengolahnya menjadi pipa tembaga.
"Karena tembaganya berlubang. Meski ia memuai, itu akan memuai ke dalam. Sehingga tidak merusak kaca di sekitarnya."
Senku menyalakan bola lampu, kali ini filamen bambunya yang terbakar. Mereka semua kebingungan untuk sejenak.
Waktu berlalu dengan banyak percobaan gagal hingga malam hari. Senku menghela nafas kasar, (Y/N) mendekatinya cemas.
"Senku.."
Merasakan (Y/N) mendekat, Senku meletakkan kepalanya di bahu si gadis. Kehadirannya mengurangi beban di kepalanya.
"Sial! Menggunakan filamen bambu untuk membuat vacuum tube. Dari awal itu sudah mustahil."
Senku berbisik kasar, cukup untuk Chrome dan yang lain mendengar. (Y/N) merinding, merasakan nafas dingin Senku di lehernya.
"Kalau bambu tidak berhasil, kita butuh pohon yang lebih kuat. Apa yang kau perlu-"
"Tidak."
Chrome terdiam saat perkataannya di potong. Mereka memandangi Senku yang berwajah bimbang.
"Benda itu tidak ada di sini. Di zaman ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always You (Senku x Reader) √
Fiksi PenggemarFanfic Ishigami Senku x Reader "Pada hari itu, seluruh umat manusia berubah menjadi batu!" Bagi (Y/N) mendampingi Senku hingga berhasil mewujudkan keinginannya adalah yang terpenting, dia akan menunggu hingga berapapun lamanya. Sedangkan bagi Senku...