Tiga minggu sudah berlalu. Luka yang ada di tubuh Jeno dan Jaemin sudah membaik. Kini Jaemin sedang membaca buku yang diberikan Jeno padanya. Selama tiga minggu ini juga Jeno mengajarinya banyak hal tentang bisnis. Jeno juga banyak memberikan buku dan salah satunya adalah buku ini.
Sambil bersandar di sofa dalam kamarnya, Jaemin terus membaca satu demi satu lembar buku itu. Dia terus mencoba memahami dan mengingat semua yang ada di buku itu. Selain itu, Jaemin juga menyediakan roti isi sayur yang dia letakkan di sampingnya.
"Sudah sampai halaman berapa?" Tanya Jeno yang baru saja duduk di samping Jaemin.
"97." Jawab Jaemin tanpa melihat ke arah Jeno.
"Kurang 10 halaman lagi buku itu habis. Kau mau menyelesaikannya dulu atau kita pergi sekarang?" Tanya Jeno.
Jaemin menatap Jeno. "Pergi ke mana?" Tanyanya.
"Menemui Siwon."
Jaemin menutup bukunya. "Kenapa mendadak sekali? Kau tidak mengatakan apapun padaku sejak tadi."
"Dia sudah hampir sekarat. Jika tidak sekarang, kau akan hilang kesempatan untuk bertemu dengannya."
"Sekarat? Bagaimana bisa?"
"Selama dia disekap, dia selalu menolak makan. Dia hanya minum dan berusaha kabur."
"Jangan biarkan dia mati dulu, Jeno. Aku belum bertemu dengannya."
"Iya, aku mengerti. Karena itu aku mengajakmu sekarang untuk menemuinya."
Jaemin terdiam sejenak. Dia tampak memikirkan sesuatu. Karena itu Jeno menarik tangan Jaemin dan menggenggamnya.
"Jangan mengkhawatirkan apapun. Segera selesaikan semua agar kau sendiri merasa lega." Ucap Jeno.
"Bagaimana jika ada orang yang tau tentang kau yang menyekapnya? Kau akan terkena imbasnya."
"Tidak akan. Percayalah padaku." Jawab Jeno sambil menatap mata Jaemin.
Jaemin membalas tatapan Jeno. Dia mencoba yakin dengan Jeno. Setelah beberapa saat, akhirnya dia menganggukan kepala.
"Kalau begitu bersiaplah. Aku tunggu di depan." Ucap Jeno.
"Tidak usah bersiap. Kita pergi sekarang saja."
"Yakin? Kau tidak ingin membawa apapun atau menujukkan apapun padanya?"
"Tidak perlu."
Jeno menganggukkan paham. "Kalau begitu, ayo." Ajak Jeno.
Jaemin pun berdiri dari duduknya diikuti dengan Jeno. Dia sama sekali tidak takut bertemu dengan Siwon. Yang dia takuti adalah orang-orang mengetahui bahwa Jeno menyembunyikan Siwon.
«-»
Asap rokok tidak henti keluar dari mulut Hendery. Malam ini dia sedang berada di markas. Dia tidak sendirian. Ada Xiaojun dan Kun di sini. Sementara Lucas tidak ikut karena menunggu Jungwoo yang sedang sakit di rumah sakit.
"Sudah satu jam lebih. Jeno jadi ke sini atau tidak?" Tanya Xiaojun sambil mengelus anjing peliharaannya, Bella.
"Sebentar lagi dia datang." Jawab Hendery.
"Apa yakin Jaemin akan kuat menemui Siwon?" Tanya Kun.
"Jaemin tidak selemah yang kalian bayangkan. Meskipun sub, dia tidak manja atau takut dengan lawan." Jawab Hendery.
"Baguslah. Pantas saja Jeno menyukai Jaemin."
"Jika kau menyamakan antara menyukai dan mencintai, mungkin kau salah. Jeno tidak pernah mencintai siapapun." Sahut Xiaojun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Puntuale ✓
Fanfiction«Dari cerita ini, kalian mungkin akan paham kenapa tuhan menempatkan kita di masa lalu tergelap. Jeno dan Jaemin juga memiliki masa lalu gelap itu. Hanya saja akhirnya mereka menyadari bahwa masa lalu itu yang membuat kisah baru untuk mereka. Bukan...