→EMPAT PULUH LIMA←

2K 138 7
                                    

Jaemin keluar dari lift kantor Jeno. Setelah tadi pagi melakukan morning seks, Jaemin jadi ketiduran hingga sore hari. Karena itu akhirnya dia datang ke kantor Jeno malam hari sekalian membawa makan malam untuk Jeno. Dengan pakaian cassualnya, Jaemin berjalan memasuki lorong untuk menuju ruangan Jeno.

Saat Jaemin akan membuka pintu ruangan Jeno, beberapa karyawan justru keluar dari ruangan Jeno. Karena itu Jaemin berpapasan dengan mereka. Ada Yeji juga yang keluar bersama mereka.

"Wah, selamat datang tuan Jaemin." Sapa Yeji sambil membungkuk pelan diikuti beberapa karyawan di belakangnya.

Jaemin awalnya bingung. Tapi akhirnya dia membalas dengan membungkuk pelan juga.

"Selamat atas penikahan anda dengan tuan Jeno. Semoga kebahagiaan selalu menyertai kalian." Ucap Yeji.

Jaemin jadi bingung kenapa Yeji tiba-tiba bersikap seformal ini padanya. Dia juga tidak menyangka bahwa Yeji dan semua orang di kantor ini cepat tau tentang pernikahannya.

"Terima kasih untuk doanya. Tapi kenapa tiba-tiba noona menjadi seformal ini?" Tanya Jaemin.

"Anda sudah menjadi pasang resmi tuan Jeno. Tentu saja saya menghormati anda."

"Tapi aku merasa tidak nyaman. Bersikap biasa saja tidak apa-apa."

"Kami hanya mencoba menghargai anda sebagai pasangan tuan Jeno."

"Tapi aku lebih nyaman yang seperti biasa saja."

Yeji sedikit mendekat ke arah Jaemin. "Selain itu, kami juga takut tuan Jeno marah jika kami tidak sopan dengan anda." Setelah mengatakan itu, Yeji kembali ke tempatnya semula.

"Ah, seperti itu. Baiklah. Jika kita hanya berdua atau saat sedang tidak ada dia, aku ingin noona dan semua orang bersikap biasa saja denganku. Aku nyaman jika kita bisa akrab tanpa ada keformalitasan. Dengan kalian bersikap baik denganku pun, aku sudah merasa cukup."

Yeji dan beberapa karyawan itu mengangguk paham. Mereka sudah mengira bahwa Jaemin tidak akan gila hormat. Jaemin akan tetap menjadi Jaemin meskipun sudah menikah dengan Jeno.

"Kalau begitu, kami permisi." Setelah mengatakan itu, Mereka membungkus singkat lalu kembali ke tempat mereka masing-masing.

Jaemin juga berjalan masuk ke dalam ruangan Jeno dan setelah itu dia menutup pintu ruangan Jeno.

Jaemin melatakkan makanan yang dia bawa ke meja di depan sofa. Jeno juga langsung menghampiri Jaemin. Jeno duduk lebih dulu di sofa lalu menepuk pahanya. Jaemin yang mengerti akhirnya berjalan ke arah Jeno lalu duduk di pangkuan Jeno.

Jaemin mengecup bibir Jeno dan setelah itu di mengusap keringat yang ada di pelipis Jeno. Jaemin tau hari ini Jeno pasti banyak pekerjaan setelah beberapa hari tidak datang ke kantor.

"Kau naik taxi ke sini?" Tanya Jeno.

"Aku naik bus."

"Jika naik bus, kau harus berjalan kaki dulu dari rumah menuju halte. Kenapa tidak naik taxi saja?"

"Hanya ingin jalan-jalan. Lagi pula rute bus ke sini tidak susah."

"Aku akan belikan mobil untukmu sekalian dengan supir juga. Jika kau ingin pergi ke suatu tempat dan aku tidak bisa mengantar, kau bisa pergi sendiri."

"Tidak perlu. Aku lebih nyaman dengan kendaraan umum. Lagipula mencari kendaraan umum di sini tidak susah."

"Tapi kau akan kesusahan nanti."

"Tidak akan. Aku juga tidak sering pergi ke tempat lain."

Jeno akhirnya mengangukkan kepala. Jika suatu saat Jaemin menginginkan mobil pun, Jeno akan tetap membelikannya.

Puntuale ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang