Pagi ini Jeno terus menunggu Jaemin di rumah sakit. Dari kemarin malam, Jaemin sama sekali belum menunjukkan bahwa dia akan sadar. Dokter mengatakan Jaemin mengalami shock berat. Kemungkinan Jaemin mengalami trauma berat dengan sesuatu hingga membuat kepalanya pusing dan pernapasannya terganggu.
Jeno sama sekali tidak tidur sejak kemarin malam. Dia terus berada di sisi Jaemin dan menggenggam tangan Jaemin. Dia tidak tau kenapa dia harus sekhawatir ini pada Jaemin. Padahal Jaemin hanya slutnya dan tidak ada hubungan lebih dari itu.
"Istirahatlah, Jeno." Ucap Jaehyun setelah melihat Jeno sama sekali tidak beranjak dari tempat duduknya.
Jaehyun dan Taeyong sebenarnya dari kemarin sudah ada di rumah sakit ini tapi pada saat jam 12 malam, mereka memutuskan pulang setelah Jeno memaksa mereka istirahat di rumah. Mereka baru kembali lagi ke rumah sakit ini bersamaan dengan Mark dan Haechan yang datang pada pukul 10 pagi. Saat ini Mark dan Haechan sedang pergi menemani Taeyong mencari sarapan.
"Setidaknya tidurlah sebentar saja." Lanjut Jaehyun.
"Tidak perlu, daddy. Aku tidak mengantuk." Jawab Jeno. Pandangannya terus mengarah pada Jaemin. Dia berharap Jaemin segera membuka mata.
"Baiklah, terserahmu saja." Jaehyun lalu duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan itu.
Jeno sama sekali tidak tenang. Apalagi dokter mengatakan bahwa kemarin Jaemin sempat henti jantung selama beberapa detik. Beruntung pada akhirnya Jaemin bisa kembali mendapat detak jantungnya.
Jeno tidak tau trauma apa yang dimiliki Jaemin hingga jadi seperti ini. Jaemin juga bukan sekali mengalami hal ini. Jeno jadi berpikir bahwa trauma Jaemin berkaitan dengan alasan dia menangis saat di Stodittana seperti yang dikatakan Haechan.
Jeno juga sudah menyuruh maid di rumahnya untuk mencari buku yang ada di kamar Jaemin. Jeno menyuruh semua maid itu untuk mengambil buku apapun yang ada di kamar Jaemin.
Jeno harus bisa menemukan sesuatu yang berusaha Jaemin sembunyikan darinya. Pasti ada sesuatu alasan juga kenapa Jaemin harus menyembunyikannya.
Jeno sedikit memajukan tubuhnya setelah melihat Jaemin mengerutkan dahinya. Beberapa detik kemudian, Jaemin membuka sedikit matanya.
"Jaemin?" Lirih Jeno.
Sementara itu Jaemin merasakan pusing pada kepalanya. Matanya langsung melihat Jeno yang sedang menatapnya. Namun setelah beberapa detik, Jaemin langsung memaksa dirinya untuk mengubah posisi menjadi duduk.
Kepala Jaemin malah semakin pusing saat dia menyadari bahwa dia ada di rumah sakit. Jaemin langsung menundukkan kepalanya dan juga meremat rambutnya sendiri.
"Jaemin, kau mendengarku?" Tanya Jeno dan kini dia memegang kedua bahu Jaemin.
Jaemin tidak menjawab. Dia terus merasa pusing di kepalanya. Telinganya juga mulai berdengung namun kini dia tidak mengingat apapun.
"Akh!" Teriak Jaemin lalu dia mencabut selang infusnya sendiri hingga darah mengucur dari tangannya.
Melihat itu, Jaehyun lalu memencet tombol darurat untuk memanggil dokter. Dia juga membantu Jeno menenangkan Jaemin yang berteriak dan menangis histeris.
"Aku tidak suka tempat ini!" Teriak Jaemin. Dia terus berusaha melepas dirinya dari pelukan Jeno.
Jaehyun menarik tangan Jaemin yang mengeluarakan darah dan membungkusnya dengan dasi yang tadi dia tarik dari lehernyanya. Dia melakukan itu untuk menghentikan darah Jaemin yang keluar.
"Argh! Tolong aku! Eomma!" Jaemin terus berteriak dan Jeno tetap berusaha menahan tubuh Jaemin yang ingin turun dari ranjang.
"Lepas! Lepaskan aku!" Teriak Jaemin. Dia juga menendang tubuh Jeno. Namun tenaga Jeno tentu lebih kuat dan tendangan Jaemin tidak memberi efek apapun padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puntuale ✓
Fanfic«Dari cerita ini, kalian mungkin akan paham kenapa tuhan menempatkan kita di masa lalu tergelap. Jeno dan Jaemin juga memiliki masa lalu gelap itu. Hanya saja akhirnya mereka menyadari bahwa masa lalu itu yang membuat kisah baru untuk mereka. Bukan...