→DUA PULUH TUJUH←

2.4K 237 3
                                    

Hari ini adalah hari minggu dan Jaemin memilih istirahat di rumah saja. Sejak adanya boneka baru di kamarnya, Jaemin jadi betah seharian di kamar. Bahkan dia jadi jarang memperhatikan Jeno.

Seperti malam ini, Jaemin sedang berbaring di tengah boneka yang dia susun mengelilinginya. Boneka paling besar kini ada di dalam rangkulannya.

Jaemin menoleh ke arah samping setelah mendengar seseorang membuka pintu kamarnya. Setelah dia tau jika yang datang adalah Jeno, dia lalu mengubah posisi menjadi duduk.

"Sampai kapan kau akan terus berdiam diri di sini?" Tanya Jeno karena Jaemin tidak keluar kamar sejak pagi bahkan Jaemin tidak sarapan hari ini.

"Sampai aku bosan, mungkin?"

Jeno menghela napas. Dia tidak tau bahwa boneka justru yang akan menggantikan posisinya.

"Kemarilah. Ikut berbaring bersamaku dan semua teman-temanku ini." Ajak Jaemin.

"Aku tidak berminat."

"Kalau begitu, pergilah."

"Kau mengusirku?"

"Tidak. Aku rasa kau tidak suka boneka. Jadi daripada berlama-lama di sini, bukankah kau lebih baik pergi?"

"Tapi di ruang tamu sedang ada bubu dan daddy. Kau masih mau bermain dengan bonekamu di sini?"

"Mereka di sini? Sejak kapan? Kenapa kau tidak mengatakannya sejak tadi?"

Jeno tidak mengatakan apapun. Dia memutuskan untuk pergi begitu saja. Dia merasa kesal dengan Jaemin karena hampir seharian ini mengabaikannya dan hanya fokus pada bonekanya.

Jaemin pun akhirnya turun dari kasurnya. Sebelum pergi, dia lebih dulu merapikan beberapa bonekanya.

Jaemin berjalan santai menuju ruang tamu. Dia bisa melihat Jeno, Jaehyun, dan Taeyong sudah duduk di ruang tamu. Baru saja Jaemin ingin duduk di samping Jeno, Yunho datang dengan salah satu anak buahnya. Sayangnya saat itu Jaemin masih tidak tau siapa Yunho itu.

Jeno lalu menarik Jaemin untuk duduk di sampingnya. Setelah itu, Yunho duduk di kursi antara kursi Jeno Jaemin dan kursi Jaehyun Taeyong.

"Bagus jika semua ada di sini." Ucap Yunho. Setelah itu dia melihat ke arah Jaemin. "Selamat malam, Na Jaemin. Akhirnya kita bertemu secara langsung. Perkenalkan, aku Lee Yunho."

Jaemin terkejut. Dia hanya tau dari Jeno tentang Lee Yunho tapi tidak dengan wajah Yunho.

"Saya, Na Jaemin." Jawab Jaemin dengan sangat formalnya.

"Tidak usah terlalu formal. Maaf karena aku baru menemuimu secara langsung hari ini."

"Tidak apa-apa. Untuk semua yang sudah anda lakukan pada saya, terima kasih banyak. Saya tidak bisa membalas apa-apa melainkan banyak kata terima kasih."

Yunho tersenyum tipis. Pantas banyak orang yang mengincar anak Yoona ini. Tampilannya sangat sederhana, tapi tatapan mata dan juga gaya bicaranya sangat berkelas. Pembawaan Jaemin juga terkesan menggoda meskipun Yunhoo tau jika Jaemin hanya bersikap biasa saja.

Jika diperhatikan lebih dekat, Jaemin mirip dengan Yoona. Tatapan, mata, pembawaan, gaya berpakaian, hingga bibir itu banyak sekali kemiripan.

Selama ini Yunho hanya bisa melihat dari kejauhan. Sangat pantas jika banyak orang rela merebutkan Jaemin bahkan Siwon sampai menitipkan Jaemin pada Suho dan Irene di Jeju, karena memang daya tarik Jaemin sangat kuat. Siwon benar-benar menyembunyikan Jaemin dari banyak orang namun dia juga menjual Jaemin secara tidak langsung pada banyak orang.

Justru karena kemisteriusan Jaemin, banyak orang yang ingin mencari tau siapa itu Na Jaemin. Siwon menggunakan taktik itu untuk menggaet infestor besar dengan tawaran menarik, yaitu Na Jaemin.

Puntuale ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang