→TIGA PULUH DUA←

2K 190 6
                                    

Pagi ini Jeno keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi. Hari ini dia kembali bekerja seperti bisa. Jeno lalu melangkah ke dapur untuk sarapan.

Namun saat dia duduk di meja makan, dia terdiam beberapa saat karena tidak ada satu pun piring atau gelas kotor di atas meja. Biasanya setiap pagi Jaemin akan sarapan lebih dulu dari Jeno dan karena itu biasanya selalu akan ada piring atau gelas kotor bekas Jaemin di atas meja saat Jeno sarapan. Jeno tau Jaemin akan mencuci piringnya nanti saat Jeno juga sudah sarapan.

Kebetulan seorang maid masuk sambil membawa sapu elektrik. Jeno langsung memanggil maid itu dan maid itu pun langsung berdiri menghadap Jeno.

"Apa ada yang bisa saya bantu, tuan?" Tanya maid itu.

"Kemana Jaemin? Kenapa dia tidak sarapan?" Tanya Jeno.

"Jaemin tidak ada di rumah, tuan. Tadi saya sudah mengecek ke dalam kamarnya dan tidak ada siapapun."

"Apa dia tidak pulang sejak kemarin?"

"Benar, tuan."

"Baiklah terima kasih. Silahkan lanjut bekerja."

Maid itu membungkuk sopan lalu melanjutkan pekerjaannya.

Jeno tau bahwa kemarin Jaemin pergi setelah pertengkaran itu. Tapi Jeno mengira bahwa Jaemin pasti pulang ke rumah ini. Karena itu kemarin Jeno tidak mengecek keberadaan Jaemin setelah dia pulang ke rumah. Kemarin juga Jeno masih emosi dengan Jaemin karena itu Jeno tidak peduli dengan keberadaan Jaemin.

Namun jika Jaemin tidak pulang seperti ini, tentu Jeno merasa khawatir. Jeno langsung mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Jaemin.

Setelah beberapa kali mencoba, Jeno tidak bisa menghubungi Jaemin. Nomor Jaemin tidak aktif dan saat dia mengecek penyadap yang dia pasang di ponsel Jaemin, dia tidak mendapat apapun. Sepertinya Jaemin mematikan ponsel dan juga share locationnya. Bisa jadi juga Jaemin mengelurkan simcard dari ponselnya.

Jeno pun berganti menghubungi Mark. Meskipun Jaemin tidak mungkin pergi ke sana, dia hanya ingin bertanya. Siapa tau Mark atau Haechan tau keberadaan Jaemin.

"Hallo, Jeno?"

"Mark, apa Jaemin di rumahmu sekarang atau kau mendapat kabar tentang Jaemin?"

"Tidak. Kenapa kau bertanya padaku? Jaemin selalu bersamamu."

"Untuk kali ini tidak. Dia kabur dari rumah."

"Kalian pasti bertengkar lagi."

"Iya dan karena itu dia pergi dari rumah. Aku sedang mencarinya sekarang."

"Dari pada kau mencarinya seperti ini, lebih baik minta bantuan Hendery atau Lucas saja."

"Mereka sibuk menangani klien mereka. Aku tidak ingin mengganggu."

"Kalau begitu, hubungi daddy dan minta bantuan padanya."

"Yang ada itu akan membuat masalah baru. Apalagi bubu akan memarahiku habis-habisan jika tau Jaemin pergi seperti ini."

"Bukannya kau memasang penyadap di ponselnya? Gunakan itu saja agar lebih cepat."

"Tidak bisa. Penyadap itu tidak bisa mendeteksi apapun."

"Coba kau cari lewat cctv seperti saat Jaemin pergi darimu dulu. Aku akan membantumu."

"Terima kasih untuk saran dan bantuannya. Tapi lebih baik kau jaga Haechan saja. Jika dia tau, dia akan mengadu pada bubu atau daddy. Lagi pula dia sedang hamil dan kau fokus saja padanya."

Puntuale ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang