Jaemin menghela napas panjang dan terus menatap dirinya sendiri di cermin. Beberapa kali juga dia mengusap wajahnya yang mengeluarkan keringat. Padahal di ruang ini terpasang pendingin ruangan.
Hari ini akhirnya tiba. Jeno akan mengikat Jaemin dengan hubungan yang lebih sakral. Di depan orang tua, keluarga, dan teman-temannya, Jeno akan mengucapkan janji suci pernikahan sebagai bukti bahwa Na Jaemin hanya miliknya dan akan selamanya seperti itu. Meskipun persiapan pernikahan dilakukan sangat singkat, tetap saja semua tidak menghilangkan susana sakral pernikahan ini.
Jaemin masih terus menatap dirinya sendiri di cermin. Dia tidak menyangka akan secepat ini hari-hari berlalu hingga kini dia akan menikah. Sama sekali tidak pernah ada dalam pikiran Jaemin bahwa dia akan sampai pada fase penikahan di hidupnya. Apalagi melihat apa yang terjadi di masa lalu, Jaemin saat itu sempat tidak yakin bisa hidup lama hingga akhirnya menikah seperti ini.
Saat Jaemin sedang sibuk dengan pikirannya, kepalanya langsung menoleh ke belakang setelah pantulan di cermin menunjukkan kehadiran Suho, Irene, dan Yeri. Jaemin berdiri dari duduknya lalu menghampiri mereka.
Irene langsung memeluk Jaemin sementara Jaemin mulai terisak pelan, sedangkan Suho dan Yeri hanya bisa tersenyum. Mereka juga terharu karena saat ini akhirnya tiba. Hari dimana mereka akan melepas Jaemin dengan kebahagiaannya.
Irene lebih dulu melepas pelukan Jaemin. Setelah itu dia menghapus air mata yang ada di wajah Jaemin.
"Sudah manis seperti ini, jangan menangis. Nanti matamu sembab bagaimana?" Tanya Irene.
"Terima kasih. Aku bahagia akhirnya kalian ada di sini." Ucap Jaemin.
"Kami juga ingin melihatmu menikah. Hari ini adalah hari bahagiamu. Tentu kami akan datang." Jawab Irene.
"Kau pasti mengira kami tidak akan datang, kan?" Tanya Suho dan Jaemin menjawab dengan anggukan kepala. "Jika bukan karena usaha dan kegigihan Jeno hingga keluarganya, kami tidak akan mau datang ke sini." Lanjut Suho.
"Awalnya kami tidak setuju karena kami tidak yakin Jeno akan tulus padamu. Kami juga kahwatir kau terpaksa menerima Jeno karena perjanjian kalian di awal. Tapi Jeno terus meyakinkan kami bahwa dia tulus denganmu. Dia menyadarkan kami bahwa kau berhak bahagia. Kami merasa kau sudah melewati banyak hal selama ini. Dengan kami melepaskanmu pada Jeno, kami berharap kau mendapat kebahagiaanmu." Ucap Irene.
"Terima kasih banyak." Jaemin tidak bisa mengatakan apapun selain terima kasih.
Jaemin merasa sangat bersyukur karena Suho, Irene, dan Yeri mau datang ke acara penikahannya dengan Jeno hari ini. Jaemin awalnya sempat mengira bahwa keluarganya tidak akan setuju dengan hubungannya bersama Jeno. Tapi kini dia merasa lega karena tidak ada lagi yang harus dia khawatirkan setelah ini. Keluarganya sudah merestuinya.
"Aku tidak menyangka bisa melihatmu memakai baju pengantin seperti ini. Apalagi wajahmu dirias seperti ini. Andai aku bukan saudaramu, aku akan menikahimu." Goda Yeri dan Jaemin hanya bisa tersenyum.
Setelah ini Jaemin pasti merindukan Yeri yang dulu sering bertengkar dengannya. Walau bagaimanapun, dia dan Yeri adalah saudara meskipun jarang sekali akur.
"Kau hanya sendiri di sini?" Tanya Irene.
"Tidak, bibi. Tapi tadi ada temanku dan Haechan. Mereka baru saja pergi setelah dipanggil oleh crew untuk menempati tempat duduk di dalam. Katanya acara akan dimulai sebentar lagi."
"Jadi, tidak ada yang akan mengantarmu ke altar?" Tanya Suho dan Jaemin menjawab dengan gelengan kepala. "Kalau begitu, biar aku yang mengantarmu ke altar."
"Terima kasih banyak, paman." Ucap Jaemin dengan mata berkaca-kaca. Sungguh dia sangat terharu dan bahagia sekarang.
"Permisi, untuk tuan Jaemin silahkan bersiap. Saatnya menuju altar." Seorang crew yang membantu mempersiapkan pernikahan Jaemin datang ke ruangan Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puntuale ✓
Fiksi Penggemar«Dari cerita ini, kalian mungkin akan paham kenapa tuhan menempatkan kita di masa lalu tergelap. Jeno dan Jaemin juga memiliki masa lalu gelap itu. Hanya saja akhirnya mereka menyadari bahwa masa lalu itu yang membuat kisah baru untuk mereka. Bukan...