Hari ini Jeno sudah sangat sibuk sejak kedatangannya ke kantor. Banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan. Kehadiran Jaemin di kantor ini tentu sangat membantu untuk Jeno dan Yeji. Hari ini mereka berdua tidak akan lembur meskipun pekerjaan hari ini sangat banyak. Nyatanya Jaemin bisa berkerja dengan sangat cepat dan tanpa kesalahan apapun.
Jeno menghela napas lalu mendarkan tubuhnya di sandaran kursi. Saat ini sudah sore namun dia merasa lapar. Tadi siang memang dia tidak sempat makan siang karena sangat sibuk.
Jeno meloleh ke arah samping dan dia melihat Jaemin berdiri di belakangnya. Jeno memutar kursinya untuk menghadap ke arah Jaemin. Dia lalu menepuk pahanya untuk memberi kode pada Jaemin agar duduk di pahanya. Jaemin mengerti dan akhirnya dia duduk di paha Jeno.
Jaemin mengeluarkan sapu tangannya lalu mengusap pelan wajah Jeno. Satu tangannya yang lain juga memegang pundak Jeno agar dia tidak jatuh.
"Kau belum makan siang." Ucap Jaemin setelah mengusap keringat di wajah Jeno.
"Aku ingin memakanmu."
"Silahkan."
Jeno mengecup bibir Jaemin. "Tapi tidak sekarang. Kau masih lelah."
"Aku tidak lelah."
Jeno merangkul pinggang Jaemin. "Kenapa kau tidak duduk di kursi saja? Aku tau kau lelah terus berdiri di sana."
"Aku bodyguard sekaligus sekretaris pribadimu. Aku tidak mungkin duduk tenang sedangkan kau sibuk berkerja. Lagi pula, mana ada bodyguard yang hanya duduk di kursi?"
"Ada."
Jaemin mengerutkan alisnya. "Siapa?"
"Kau. Mulai besok aku akan siapkan meja dan kursi untukmu di sini."
"Tidak perlu. Lagipula aku tidak lelah jika berdiri di sini. Beberapa hari yang lalu aku juga melakukan ini, kan?"
"Kau mau membantah permintaanku?"
"Bukan begitu."
"Menurut atau hukuman?"
Jaemin terdiam sejenak. "Menurut." Jawabnya.
Jeno mengecup bibir Jaemin. "Good boy." Tangan kiri Jeno lalu berganti meraba pantat Jaemin. Setelah itu dia mendekatkan wajahnya dan mulai melumat bibir Jaemin.
Jaemin tentu saja membalas perlakuan Jeno. Dia memiringkan kepalanya dan mulai mengikuti ritme ciuman yang dibuat oleh Jeno. Tangannya juga memegang belakang kepala Jeno untuk semakin memperdalam ciumannya.
Setelah beberapa saat, Jeno memutus ciumannya lebih dulu. Dia mengecup leher jenjang Jaemin lalu berganti mengecup telinga Jaemin.
"Kau juga belum makan siang, kan?" Tanya Jeno dengan berbisik di telinga Jaemin. Sedangkan Jaemin hanya menjawab dengan anggukan kepala. "Makan penisku sebagai hidangan pembuka."
Jaemin tidak mengatakan apapun lagi. Dia turun dari pangkuan Jeno dan berlutut di depan Jeno. Tangannya mulai meraba penis Jeno dari balik celana.
Jeno tersenyum tipis dan mengelus rambut Jaemin dengan lembut. Baru kali ini dia bergairah karena pria dan hanya Jaemin yang bisa membuatnya seperti ini.
Jaemin mulai membuka sabuk, celana, dan juga celana dalam Jeno. Dia menggenggam penis Jeno dan mulai menggerakkan tangannya naik turun. Dia lalu menatap ke arah Jeno yang terlihat biasa saja.
Dengan tetap menatap Jeno, Jaemin memasukkan ujung penis Jeno ke dalam mulutnya. Tangannya juga masih naik turun di penis Jeno.
"Ahh fuck!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Puntuale ✓
Fanfic«Dari cerita ini, kalian mungkin akan paham kenapa tuhan menempatkan kita di masa lalu tergelap. Jeno dan Jaemin juga memiliki masa lalu gelap itu. Hanya saja akhirnya mereka menyadari bahwa masa lalu itu yang membuat kisah baru untuk mereka. Bukan...